Busnis Ikan Singkil
Sempat Terpuruk Akibat Pandemi Corona, Bisnis Ikan di Aceh Singkil Kembali Normal
Menurutnya, harga ikan naik untuk semua jenis. Hal itu jika dibandingkan saat pandemi Corona, yang murah, bahkan tak laku.
Penulis: Dede Rosadi | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Dede Rosadi I Aceh Singkil
SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Bisnis ikan di Kabupaten Aceh Singkil, perlahan kembali normal setelah sempat terpuruk akibat pandemi virus Corona (Covid-19).
Bahkan ikan kualitas ekspor tidak laku, karena negara tujuan seperti Malayasia dan Singapura, lockdown.
Berdasarkan informasi dari nelayan, Selasa (9/6/2020) penjualan ikan kembali lancar. Baik ikan yang dijual untuk kebutuhan lokal maupun kualitas ekspor.
"Harga ikan sudah normal yang ekspor mapun lokal," kata Jon nelayan di Singkil.
Menurutnya, harga ikan naik untuk semua jenis. Hal itu jika dibandingkan saat pandemi Corona, yang murah, bahkan tak laku.
Seperti ikan pari tembus Rp 24 ribu per kilo. Padahal saat masa awal pandemi Corona tidak laku.
Harga ikan kualitas ekspor juga sudah kembali normal, seperti ikan nawi atau manggrove jeck Rp 40 ribu per kilo.
• Siap Kawal Masa New Normal, Puluhan Prajurit TNI di Abdya Ikut Rapid Test
• Traveler Bireuen Tinggal 91 Orang, ODP dan PDP Nihil
• Seorang Pria Asal Aceh Utara, Sudah Empat Hari Meninggalkan Rumah, Ini Ciri-Ciri Fisiknya
Memang sebelum Corona harganya dikisaran Rp 60 ribu per kilo. Namun saat puncak wabah Corona, hanya Rp 20 ribu sekilo.
Berikut beberap jenis ikan laut di Aceh Singkil: ikan bado Rp 15 ribu per kilo, grapu Rp 34 ribu, gaguk Rp 14 ribu per kilo dan ikan campuran Rp 15 ribu per kilo.(*)