Haba Unimal

Dosen Unimal Kenalkan Pengusir Hama Ramah Lingkungan kepada Petani

Tim dosen bersama mahasiswa teknik energi terbarukan dan mesin Unimal melaksanakan pengabdian kepada masyarakat di Gampong Cot Keumuneng,

Penulis: Zaki Mubarak | Editor: IKL
Dok Unimal
PENGUSIR HAMA - Tim dosen bersama mahasiswa teknik energi terbarukan dan mesin Unimal melaksanakan pengabdian kepada masyarakat di Gampong Cot Keumuneng, Kecamatan Muara Batu, Kabupaten Aceh Utara, Minggu (28/9/2025).  

SERAMBINEWS.COM, ACEH UTARA - Tim dosen bersama mahasiswa teknik energi terbarukan dan mesin Unimal melaksanakan pengabdian kepada masyarakat di Gampong Cot Keumuneng, Kecamatan Muara Batu, Kabupaten Aceh Utara, Minggu (28/9/2025), dengan skema pembinaan desa lingkungan.

Acara bertemakan “Penerapan Teknologi Pirolisis Ramah Lingkungan untuk Mengatasi Penurunan Kualitas Tanah dan Serangan Hama”, Selasa (7/10/2025).

Khairul Anshar anggota tim menjelaskan, kegiatan dihadiri perangkat gampong, tokoh masyarakat, dan warga setempat. 

Sedangkan, tim pengabdian terdiri Prof Adi Setiawan, Dr. Muhammad Daud, Alchalil, Dr. Muhammad, Dr. Lukman Hakim dan melibatkan mahasiswa dari S1 Teknik Mesin, Teknik Kimia dan S2 Magister Teknik Energi Terbarukan.

Baca juga: Fakultas Hukum UNIKI Bireuen Gelar Pelatihan Debat Hukum, Ini Nama-nam Pemateri dari UNIMA

 

Baca juga: Cara Dosen Unimal Latih Ibu-ibu Komunitas Tanaman Hias di Desa Reuleut

 

Sambutan Geuchik Cot Keumuneng, Hasmunir Mahmud mengatakan, pihaknya sangat mendukung kegiatan pengabdian upaya mengatasi hama tikus dan keong kerap mengganggu tanaman petani di Gampong Cot Keumuneng.

“Terima kasih atas kunjungan tim Unimal ke gampong kami. Diharapkan adanya pelatihan ini dapat membantu kami para petani, mengatasi hama dengan cara alami dan tidak dengan bahan kimia", ungkapnya.

Selanjutnya Adi menjelaskan mekanisme pengusiran hama, bahannya seperti asap cair yang telah disaring dapat diencerkan dengan konsentrasi 1–5 persen, 10–50 mL asap cair per 1 liter air, ujarnya.

Namun, sambung Adi mengingatkan, penggunaan asap cair terlalu pekat 5 % , biasanya menyebabkan daun gosong (phytotoxic). Disarankan perlu diuji coba skala kecil sebelum diterapkan dalam skala yang lebih besar.

“Harapan kami, teknologi pirolisis ini dapat membantu masyarakat Cot Keumuneng meningkatkan kesuburan tanah, mengurangi ketergantungan pada pupuk dan pestisida kimia, sekaligus menjadi solusi ramah lingkungan untuk mengatasi serangan hama,” pungkas Adi

Setelah sesi tanya jawab, kegiatan dilanjutkan dengan demonstrasi alat retort kiln, mulai dari pemasukan bahan baku biomassa hingga proses terbentuknya bioarang, asap cair, dan syngas. 

Kegiatan ditutup dengan pembagian bioarang dan asap cair kepada warga desa untuk langsung diuji coba pada lahan pertanian mereka.

Dalam sesi pemaparan, dimoderatori oleh Khairul Anshar dan para dosen, mereka menyampaikan materi masing-masing.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved