Makin Tunjuk Otot, China Punya 2.200 Rudal Balistik Berjangkuan 5.500 Km, Apa Respon Amerika?

IISS memperlihatkan jika China mempunyai 2.200 rudal balistik antar benua. Jangkauannya pun tak main-main, yakni mencapai 5.500 km.

Editor: Amirullah
China Military
China Sanggup Salvo 2.200 Rudal Balistik Antar Benua Berjangkuan 2.200 Kilometer 

SERAMBINEWS.COM - Entah ada gerangan apa China menunjukkan kekuatan Brigade Roket mereka.

Pasalnya Lembaga Penelitian Strategis Internasional (IISS) memperlihatkan jika China mempunyai 2.200 rudal balistik antar benua.

Jangkauannya pun tak main-main, yakni mencapai 5.500 km.

Perkiraan ini tertuang dalam laporan penilaian keamanan kawasan Asia-Pasifik tahunan yang IISS terbitkan pada Jumat (5/6) lalu, dalam bab bertajuk Akhir dari Perjanjian Jangka Menengah Jangkauan Nuklir: Implikasinya untuk Asia.

Mengutip Defense News, lembaga think thank itu merilis laporan yang membahas topik keamanan regional, seperti hubungan China-Amerika Serikat (AS), Korea Utara, dan kebijakan Jepang.

Menurut IISS, ribuan rudal jarak pendek dan menengah China itu adalah aset penting dalam memberikan tekanan kepada Taiwan, yang China anggap sebagai provinsi pembangkang.

Meski begitu, China selalu menekankan, rudal balistik dan jelajah mereka hanya untuk tujuan defensif.

Jika China dan Amerika Bertempur di Laut China Selatan, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

Perseteruan AS-China, Donald Trump Tekan Tiongkok Melalui RUU Kekerasan Pada Muslim Uighur

Kerahkan Alat Canggih ke Laut China Selatan, Beijing Kini Tahu Semua Aktivitas Negara Asia Tenggara

Rudal-rudal tersebut memberi China apa yang IISS gambarkan sebagai "keunggulan komparatif" di kawasan Asia-Pasifik.

Sehingga, kecil kemungkinan Tiongkok akan dengan sukarela menandatangani pakta kontrol senjata potensial.

Laporan IISS menyebutkan, AS mungkin mengerahkan rudal sejenis ke kawasan Asia-Pasifik untuk mengatasi ketidakseimbangan mereka dalam senjata itu dengan saingannya di wilayah tersebut.

Hanya, IISS mengingatkan, ada risiko dua kali lipat dalam pengerahan senjata-senjata semacam itu ke Asia-Pasifik.

()

Rocket Force PLA ArmyChina Military

"Memperburuk kekhawatiran China bahwa rudal akan diposisikan untuk digunakan melawannya, meningkatkan potensi respons dari China yang bisa mengarah pada siklus aksi-reaksi pengembangan dan penyebaran senjata dan berlanjutnya ketidakstabilan regional," sebut IISS.

Tekanan Untuk Indonesia & Malaysia, China Makin Agresif Bangun Teknologi di Laut China Selatan

Covid-19 Dijadikan Pengalih Isu, China Muluskan Rencana Klaim atas Teritorial Laut China Selatan

AS kirim rudal pencegat ke Korea Selatan

AS juga dihadapkan dengan kesulitan mendasar, dengan sekutu dan mitra regional yang tidak mungkin menyetujui untuk menempatkan rudal semacam itu di wilayah mereka. Sebagian karena khawatir China melakukan pembalasan diplomatik dan ekonomi.

Laporan IISS menyatakan, China menargetkan ekonomi Korea Selatan sebagai tanggapan dan ketidaksukaannya atas sistem pertahanan rudal AS di negeri ginseng pada 2017.

Pada akhir bulan lalu, AS mengirim rudal pencegat baru ke pangkalan sistem pertahanan rudal Terminal High Altitude Area (THAAD) mereka di Korea Selatan, yang meningkatkan ketegangan dengan China.

Sebab, Beijing sejak dulu tegas menentang sistem pertahanan rudal AS di Korea Selatan tersebut.

Meski, Seoul dan Washington selalu menekankan, sistem ini hanya untuk mengatasi ancaman rudal yang semakin meningkat dari Korea Utara.

Mengutip kantor berita Yonhap, Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan, pengiriman rudal pencegat baru ke pangkalan AS yang terletak di Kota Seongju itu untuk menggantikan rudal yang lama.

Seorang pejabat Kementerian Pertahanan Korea Selatan memastikan, tidak ada peluncur tambahan yang dikirim ke pangkalan.

Pasukan Amerika Serikat Korea Selatan (USFK) telah mengoperasikan enam peluncur rudal pencegat THAAD di Seongju sejak 2017 lalu.

USFK dalam pernyataan yang dikirim ke Yonhap menyatakan, langkah itu adalah untuk mempertahankan tingkat kesiapan "bertempur" yang tinggi, dan memberikan postur pertahanan gabungan yang kuat untuk melindungi Korea Selatan terhadap segala ancaman atau musuh.

Merespons pengiriman rudal pencegat itu, mengutip Reuters, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan, Tiongkok mendesak AS untuk tidak merusak hubungan bilateral antara Beijing dan Seoul.

Menurut Zhao, Beijing dan Seoul telah mencapai konsensus yang jelas tentang resolusi bertahap untuk rudal pencegat THAAD, dan berharap Korea selatan mematuhi perjanjian tersebut. (*)

Kepolisian Tak Hadir, Sidang Perdana Praperadilan Ruslan Buton Ditunda, Pengacara Kecewa

Tarif Listrik Bulan Juni Membengkak, PLN Sebut Kurang Bayar di April dan Mei jadi Penyebabnya

Mahathir Mohamad Gugat Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin di Pengadilan Tinggi

Puluhan Tahun Tak Diperbaiki, Warga Minta Peningkatan Pembangunan Jalan Ujong Tanoh-Lhang Abdya

Artikel ini pernah tayang sosok.id dengan judul Tunjukkan Otot Militer, China Sanggup Salvo 2.200 Rudal Balistik Antar Benua Berjangkuan 5.500 Kilometer

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved