Video
VIDEO - Pulo Aceh, Surga Memancing Aceh Besar
Pulo Aceh menyimpan banyak potensi dan keindahan alam.Selain pantai nan indah berlumur pasir putih. Pulo Aceh juga menjadi 'surga' bagi para pemancing
Penulis: Cut Muhammad Habibi | Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM, PULO ACEH - Bagi sebagian orang, Pulo Aceh masih dianggap kawasan terpencil yang enggan dikunjungi.
Padahal gugusan pulau ini menyimpan banyak potensi dan keindahan alam.
Selain pantai nan indah berlumur pasir putih. Pulo Aceh juga menjadi 'surga' bagi para pemancing.
Bawah lautnya dihuni beragam ikan seperti keurapu, tambeu, badai, hingga ikan panjang membuat pemancing enggan beranjak.
Dalam sebuah kesempatan beberapa waktu lalu, dengan menumpangi boat pencari ikan seukuran 50 GT, kami beranjak dari dermaga Ulee Lheue.
Kami keluar dari kuala dan berlayar menuju ke arah barat.
Di buritan kapal, ombak pecah menyisakan buih putih.
Kerasnya deru mesin menemani pemandangan mata kami, di sisi kapal terhampar lautan biru membentang bagai tak bertepi.
Rombongan melewati gugusan pulau-pulau kecil, hijaunya nyiur melambai di kejauhan.
Di atas geladak, berdiri Bupati Aceh Besar, Mawardi Ali dan Sekda Iskandar yang ikut memancing.
• Manfaat Luar Biasa Daun Salam, Bisa Bantu Obati Diabetes hingga Kurangi Risiki Kanker
• Laut China Selatan Makin Memanas, ASEAN Harus Bersatu Lawan Tiongkok
• Keruk Kekayaan Natuna Sambil Dijaga Coast Guard China, Nelayan Asing Ini Ditempel Ketat Kapal TNI AL
Mawardi Ali yang menjadi 'Nakhoda' memancing hari itu melampar kail pertama. Tak pelak, dua menit berselang langsung strike, ikan seukuran telapak langsung menyambar.
Kemudian disusul kail anggota rombongan lain yang saling sambut-menyambut kailnya disambar.
Hasilnya, ya keurapu, badai, sotong, hingga beberapa jenis ikan lainnya.
Siangnya boat masuk Ke Teluk Lampuyang di Pulau Breuh, kami merapat untuk makan siang dan shalat Dzuhur.
Lokasi macing yang kami sambangi adalah Pulau Tuan, Pulau Batee, Mercusuar Ujung Empee Pulo Nasi, Hingga lepas Pantai Lapeng Pulo Breuh.
Jelang sore, dua fiber pun penuh terisi ikan dan kami beranjak menuju daratan.
Menariknya lagi, perjalanan pulang kami sore itu juga ditemani sunset di atas Pulau Nasi.