Berita Pidie
Warga Pidie dan Aceh Siap-Siap, Skrining Massal Virus Corona Telah Dimulai
Pemerintah Kabupaten Pidie bersama kabupaten/kota di Aceh mulai menskrining massal virus Corona. Negeri Serambi Mekkah ini yang belum ada warga lokal
Penulis: Muhammad Nazar | Editor: M Nur Pakar
SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pidie bersama kabupaten/kota di Aceh mulai menskrining massal virus Corona.
Negeri Serambi Mekkah ini yang belum ada warga lokal terpapar virus Corona, kecuali pulang dari zona merah di Indonesia mengefektifkan alat Rapid Test.
Alat ini yang berasal dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Aceh untuk mengetahui berapa banyak warga yang sebenarnya terpapar virus Corona baru, Covid-19.
Dilaporkan, Pemkab Pidie, melalui Tim Gugus Covid-19 mulai melaksanakan skrining massal virus Corona pada Rabu (10/6/2020).
Diakui atau tidak, skrining massal di Aceh masih menggunakan alat rapid test, dengan keakuratannya tidak sampai 100 persen.
Bila kita belajar dari kota-kota kaya minyak di Arab Saudi, peralatan yang digunakan lebih canggih dan sudah lebih dulu menguji warganya dengan jumlah 1 juta lebih,
Tetapi, minimal Pemprov Aceh sudah mengantisipasi melonjaknya kasus virus Corona.
Mulai dari penutupan perbatasan darat, udara sampai laut sejak wabah virus Corona merebak di Indonesia pada pertengahan Maret 2020.
Keberhasilan itu mendapat pujian dari Tim Gugus Tugas Covid-19 pusat, walau ada kritikan dari berbagai pihak.
Aceh belum melaksanakan pengujian massal.

Untuk membuktikan itu, walau ada tudingan warga Aceh banyak gejala terpapar virus Corona, maka skrining massal dilaksanakan.
Seperti Kabupaten Pidie, pada hari pertama skrining massal, Rabu (10/6/2020), sebanyak 380 orang diperiksa dengan alat rapid test.
Hasilnya tentunya harus menunggu beberapa hari, bahkan sampai beberapa hari.
Hal itu berbeda dengan pemeriksaan di Arab Saudi, hasil swab langsung diumumkan dan warga yang positif virus Corona langsung dikarantina.
Badan Keseharan Dunia (WHO) telah menyebutkan, orang tanpa gejala (OTG) dapat memaparkan virus Corona.
Tetapi, lagi-lagi, itu didaerah dengan penyebaran virus Corona sangat tinggi.
• Wabup Pidie Serahkan Bantuan Dua Rumah Layak Huni di Tangse
• Bupati Pidie Abusyik Nyatakan tak Maju Lagi Dalam Pilkada 2022
• 301 Gampong di Pidie Telah Serahkan BLT Tahap I, Ini Jumlah Gampong Telah Salurkan Tahap II
Sedangkan di Aceh, bisa dihitung dengan jari, bahkan tidak ada sama sekali seusai menjalani isolasi mandiri di rumah dengan pengawasan dari tim medis Puskesmas.
Seluruh warga yang dikarantina, khususnya pulang dari luar daerah, bahkan luar negeri, semuanya sehat.
Dalam beberapa hari ini, ada warga Aceh yang reaktif terhadap rapid test, karena pulang dari zona merah.
Kembali ke Pidie, direncanakan untuk tahap awal sebanyak 1.500 orang akan menjadi sasaran skrining dengan alat rapid test.
Sasaran utama, petugas kesehatan, karena berhubungan langsung dengan pasien virus Corona, baik OTG, pasien dalam pemantauan atau juga perawatan.
Padahal, belum ada yang dikatakan positif virus Corona, tetapi bagian dari antisipasi, terutama yang sudah pernah keluar daerah.
Aparatur Sipil Negara (ANS) Sekdakab Pidie yang berhubungan langsung dengan masyarakat juga menjadi sasaran uji virus Corona.
Sebagian pejabat tentunya pernah keluar daerah, terutama luar Aceh, termasuk Kota Medan yang sudah ditetapkan sebagai zona merah virus Corona.

Untuk kawasan zona merah, virus Corona telah berbaur di permukaan, sehingga masker sangat dibutuhkan untuk mencegah tertulis virus.
Tim Gugus Covid-19 Pidie juga akan menyasar tempat keramaian, seperti pasar dengan sasaran pedagang karena berhubungan langsung dengan konsumen.
Tempat berkumpulnya narapidana di Lapas Klas IIB Kota Sakti, Pidie juga dilaksanakan pemeriksaan kesehatan, khususnya virus Corona.
Terakhir, para santri di dayah atau pesantren, tetapi saat ini untuk tempat belajar anak-anak belum dibuka.
Untuk memaksimalkan pemeriksaan masyarakat atas virus Corona, Tim Gugus Tugas Covid-19 Pidie telah mendapatkan 869 unit alat Rapid Tes dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Aceh.
Jubir Gugus Covid-19 Pidie, Hasan Yahya, didampingi Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pidie, Efendi MKes, kepada Serambi, Rabu (10/6) mengatakan rapid test dilakukan secara massal.
Hal itu berdasarkan Instruksi Gubernur Aceh Nomor 10/INSTR/2020 tanggal 4 Juni.
Instruksi berupa percepatan pelaksanaan pemeriksaan Covid-19 melalui rapid test.
Bahkan, disebutkan, harus melaksanakan rapid test untuk 1.500 orang.
Hasan mengatakan ASN Sekdakab Pidie sebanyak 200 orang.
Kemudian, santri dayah 500 orang, pedagang 300 orang.
Karyawan supermaket sebanyak 200 orang dan petugas kesehatan 300 orang.
Saat ini, sebutnya, warga yang telah dilakukan rapid test sebanyak 380 orang, masuk gelombang pertama.
Dia menyebutkan, untuk petugas kesehata dilakukan di Posko Gugus Covid-19 Pidie di Dinkes Pidie.
Untuk satu Puskesmas hanya enam petugas ikut rapid tets, yakni lima petugas kesehatan dan satu petugas kebersihan.
Dikatakan, petugas yang diperiksa tersebut karena memiliki rekam jejak dari zona merah.
Hasan menjelaskan untuk pedagang, karyawan supermaket, santri dayah serta ASN, tim gugus turun ke lokasi.
"Kita juga melakukan rapid test terhadap napi di Rutan Sakti, bagian dari skrining massal untuk mengantisipasi wabah Covid-19 ," jelasnya.
Dia mengungkapkan, sebaian alat rapid test telah dipakai untuk memeriksa warga yang dicurigai terinfeksi Covid-19.
Untuk saat ini, katanya, stok alat rapid test di Gudang Farmasi Pemkab Pidie masih tersisa 50 unit.
Tetapi, Pemprov Aceh telah menambah 480 alat rapid test lagi dan telah dibagikan kepada seluruh Puskesmas di Pidie.
"Saya telah periksa di semua Puskesmas, ternyata masih ada stok rapid test," ujarnya.
Sementara itu, Penjab Diskes Aceh untuk Pidie, M Missalim, kepada wartawan di Dinkes Pidie Rabu (10/6/2020) menyebutkan, tujuh orang pejabat Dinkes Aceh mengawal proses rapid test di Pidie.
Disebutkan, gelombang pertama yang telah menjalani rapid test berjumlah 380 orang.
Dia menambahkan untuk gelombang kedua 480 orang.
M Missalim mengaku pemeriksaa dilakukan secara bertahap sehingga 1.500 warga yang ditargetkan bisa tercapai.
Dia tidak menjelaskan langkah selanjutnya untuk memeriksa ratusan ribu warga Pidie lainnya.(*)