Update Corona di Lhokseumawe

Lima Warga Lhokseumawe dan Aceh Utara yang Positif Covid-19 Dibawa ke RSUCM, Berawal dari Pasutri

Mereka dibawa oleh Tim Gugus Tugas Penggulangan Covid-19 Kota Lhokseumawe, Senin (15/6/2020) sekitar pukul 12.00 WIB.

Penulis: Saiful Bahri | Editor: Mursal Ismail
For Serambinews.com
Juru Bicara Tim Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Kota Lhokseumawe, dr Said Alam Zulfikar. 

Mereka dibawa oleh Tim Gugus Tugas Penggulangan Covid-19 Kota Lhokseumawe, Senin (15/6/2020) sekitar pukul 12.00 WIB. 
 

Laporan Saiful Bahri I Lhokseumawe

SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Empat warga Lhokseumawe dan satu warga Aceh Utara yang dinyatakan positif Corona sudah dibawa ke Rumah Sakit Umum Cut Meutia (RSUCM) di Buket Rata, Lhokseumawe. 

Mereka dibawa oleh Tim Gugus Tugas Penggulangan Covid-19 Kota Lhokseumawe, Senin (15/6/2020) sekitar pukul 12.00 WIB. 

"Kita bawa ke RSUCM agar kelimanya mendapatkan penanganan sesuai dengan SOP," kata Jubir Tim Gugus Tugas Penggulangan Covid-19 Kota Lhokseumawe, dr Said Alam Zulfikar kepada Serambinews.com barusan. 

Berawal dan terkait dengan Pasutri

Seperti diberitakan sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Aceh, dr Hanif mengatakan, Aceh kini memasuki babak baru kasus Covid-19.

Pasalnya karena terdeteksi mulai ada penularan lokal (local transmission) virus corona di provinsi paling barat Pulau Sumatera ini.

Penembak Pengprov Perbakin Aceh Raih Prestasi dalam Kejurnas Menembak Online Shooting Championship 3

Liga 1 2020 Segera Dilanjutkan, Pelatih Fisik Persiraja Khawatirkan Kondisi Pemain

Bayi Perempuan Ditemukan di Depan Rumah, Fatmawati Sempat Dengar Suara Dua Orang Dewasa

"Kita harus lebih waspada. Sudah terjadi penularan lokal di Aceh, tepatnya di Lhokseumawe dan Aceh Utara," kata Hanif menjawab Serambinews.com di Banda Aceh, Minggu (14/6/2020) malam.

Imbauan itu disampaikan Hanif menyusul  keluarnya hasil lab pemeriksaan swab empat warga Lhokseumawe dan satu warga Aceh Utara pada Sabtu (13/6/2020) malam yang kelimanya positif Covid-19.

Kelima orang ini merupakan keluarga besar dari pasangan suami istri (pasutri) MS (42) dan DL (41), warga Lhokseumawe yang pada 10 Juni lalu hasil swab-nya positif Covid-19.

Dari lima orang itu dua merupakan anak dari pasangan MS dan DL, satu lagi ibunya DL, satu lagi ponakan mereka, dan seorang lagi warga Lhoksukon, Aceh Utara yang merupakan saudara MS atau kakak ipar DL.

Sumber Serambinews.com di Lhokseumawe malam ini menyebutkan, dari ketujuh orang yang positif Covid-19 itu hanya MS yang punya riwayat perjalanan sebelumnya ke Medan, Sumatera Utara.

Informasi terbaru ini sekaligus mengklarifikasi pemberitaan Serambinews.com sebelumnya bahwa DL, istri MS, tidak ikut bepergian ke Medan.

Namun, di sisi lain, jika MS tak ikut ke Medan, kuat dugaan ia tertular virus corona dari sang suami.

Dua anak mereka plus Rus, ibu dari DL, SH kakak MS, dan YI selaku keponakan mereka, juga diduga mengalami penularan lokal di wilayah Lhokseumawe.

"Nah, menyikapi adanya penularan lokal ini, masyarakat harus ikut protokol kesehatan. Kalau tidak mau ikut, maka kita akan seperti beberapa provinsi di Pulau  Jawa," kata Hanif.

Kembali ia imbau masyarakat Aceh agar jangan ke luar Aceh untuk sementara waktu kalau tidak penting-penting sekali. Sayangi diri sendiri, keluarga, tetangga, dan kolega kita, juga orang lain," imbau Hanif.

Rapid test penting

Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Umum dr Zainoel Abidin Banda Aceh, Dr dr Azharuddin, SpOT, K-Spine, FICS mengatakan, no test = no case. Many test = more cases.

"Coba kalau rapid test nonreactive, maka pasutri itu tidak akan lanjut ke RT PCR.

Nah, artinya rapid test itu penting. Jangan sampai masyarakat menyepelekan tujuan baik pemerintah," kata Azharuddin.

Ia tambahkan, "Kami mengimbau  masyarakat agar selalu jaga protokol kesehatan. Jangan berpergian jika tidak sangat-sangat penting."

Selain itu, lanjut Azharuddin, tetaplah  waspada, jangan menyepelekan kondisi pandemik ini meski Aceh "kelihatan" angka kasus Covid-19-nya rendah.

Selalu patuh pada imbauan pemerintah agar semua kita sama-sama punya peran untuk  melawan pandemi Covid-19 ini," kata Azharuddin yang juga Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala.

Apresiasi Pasutri

Komentar tentang penularan lokal ini juga datang dari Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh, Dr dr Safrizal Rahman, SpOT.

Safrizal sangat mengapresiasi  pasutri asal Lhokseumawe itu yang dengan kesadaran sendiri mau memeriksakan diri atas gejala yang dialaminya dan memang ternyata positif covid-19.

Selanjutnya pengembangan kasus ini adalah tracing kasus yang dilakukan oleh dinas kesehatan dan puskesmas setempat yang kemudian mendapatkan lima tambahan kasus baru yang umumnya memiliki hubungan keluarga dengan pasturi tadi.

"Besar kemungkinan ini adalah transmisi lokal pertama yang terdeteksi di Aceh. 

IDI menyarankan agar terus dikembangkan tracing dari kasus tansmisi lokal tersebut. Kondisi Aceh yang selama ini sangat longgar memungkin  pasien tersebut sudah berkegiatan ke sana-sin," ujar Safrizal.

Di sisi lain, kata Safrizal Rahman, warga Aceh patut bersyukur karena dari tujuh orang yang positif corona di Lhokseumawe dan Aceh Utara semuanya dalam kondisi sehat secara jasmani.

Namun, mereka adalah kelompok 'carrier' yang bisa menularkan virus corona kepada orang lain.

"Upaya isolasi atau karantina adalah langkah yang tepat untuk memutus rantai penularan Covid-19 di Aceh," imbuh Safrizal.

Masyarakat Aceh dia diharapkan tidak panik atas kasus penularan lokal ini, tapi tetap menjalankan protokol keamanan yang dianjurkan pemerintah.

Mulai dari 'social distancing' dan 'physical distancing', rajin mencuci tangan, dan jangan lupa memakai masker saat ke luar rumah.

"Mari hilangkan stigma negatif terhadap mereka yang positif Covid-19.

Sebaliknya mari bersama kita dukung para penderita agar virus tersebut cepat berlalu dari mereka yang terkena.

Saat ini rumus terbaik untuk mengatasi pandemi ini adalah 3T test (uji lab) tracing (mencari jalur penyebaran), dan treatment (mengobati)," demikian Ketua IDI Aceh.

Dikarantina

Seperti diberitakan sebelumnya, sejak diumumkan Pasutri tersebut positif Covid-19, maka Tim Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Kota Lhokseumawe, melacak orang-orang yang pernah kontak erat dengan Pasutri tersebut.

Sehingga ditemukan ada 26 orang, yakni keluarga pasutri dan rekan kerja.

Bagi 26 orang tersebut ditetapkan sebagai Orang Tanpa Gejala (OTG). Selanjutnya bagi 26 OTG itupun dites swab pada Jumat (12/6/2020).

Sehingga pada hari ini telah keluar hasil swab, lima orang posotif, empat asal Lhokseumawe dan satu asal Aceh Utara.

Kelimanya ada hubungan erat dengan Pasutri tersebut. Sedangkan 21 OTG lainnya dinyatakan negatif.

Adapun lima orang yang dinyatakan positif, yakni berinisial JB (16), MH (14), YI (13), dan Ro (64). Keempatnya merupakan warga Lhokseumawe.

Satu lagi beralamat Aceh Utara, yakni SH (45).

Juru Bicara Tim Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Kota Lhokseumawe, dr Said Alam Zulfikar, membenarkan kalau dari lima yang positif tersebut, empat warga Lhokseumawe dan satunya asal Aceh Utara.

Namun sampai malam ini kelima orang tesebut sedang dikarantina di sebuah rumah di Lhokseumawe.

"Kondisi mereka (kelimanya) sejauh ini sehat. Tidak ada penunjukan gejala Covid-19," ujarnya.

Sesuai rencana, pada Senin (15/6/2020) pagi besok kelimanya akan dibawa ke RSUCM untuk penanganan medis lanjutan. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved