Gajah Serang Geumpang
Kawanan gajah kembali menyerang tanaman padi siap panen di Gampong Keune, Bangkeh dan Polo Lhoi, Kecamatan Geumpang, Pidie
* Tanaman Padi Siap Panen Jadi Sasaran
SIGLI - Kawanan gajah kembali menyerang tanaman padi siap panen di Gampong Keune, Bangkeh dan Polo Lhoi, Kecamatan Geumpang, Pidie. Seratusan petani harus begadang malam untuk menghalau gerombolan binatang bertubuh besar itu.
Anggota DPRK Pidie, Alhadi A Gani, kepada Serambi, Senin (15/6) mengatakan belasan ekor gajar mengganggu tanaman padi milik warga siap panen di Gampong Keune, Bangkeh dan Polo Lhoi, Kecamatan Geumpang.
Gerombolan gajah liar keluar dari habitatnya, guna memburu tanaman padi dan petani harus begadang malam untuk menghalau kawanan gajah liar menggunakan mercon. Dia menyebutkan, warga harus bergantian berjaga, karena kawanan gajah akan kembali mengobrak-abrik padi siap panen pada sore dan malam hari.
"Jika petani tidak menjaga, maka gajah langsung turun. Satu hektare saja sebentar telah habis disantap satwa bertubuh besar itu," jelas Alhadi yang juga mantan Keuchik Bangkeh, Kecamatan Geumpang.
Dia menambahkan, petani harus melakukan panen sebelum menjadi santapan kawanan gajah liar. Sehingga sekarang warga menggunakan mesin pemotong maupun memotong secara tradisional harus memanen tanaman padi lebih cepat. Apalagi, sebutnya, saat ini harga padi dijual petani Rp 5.000 per kg.
"Persoalan gajah itu sangat meresahkan warga, pemerintah seharusnya menangani secara berkesinambungan. Jangan cilet-cilet karena binatang itu akan turun lagi mengganggu tanaman warga," jelasnya.
Kepala Resort Sigli BKSDA Aceh, Abdullah, yang dihubungi, Senin (15/6) menjelaskan, petugas BKSDA Aceh telah turun ke kawasan Geumpang menindaklanjuti laporan warga. Namun, saat petugas tiba di lokasi gajah liar telah pergi. Gajah sempat mengganggu jagung warga di Geumpang.
"Jumlahnya tidak diketahui, sebab saat kami tiba di Geumpang gajah tidak ada lagi dan kalau pengakuan warga, banyak gajah yang turun," ujarnya. Dia menyebutkan, gajah yang berkeliaran di masing titik di kawasan Pidie adalah gajah yang sama. Misalnya, gajah di Keumala adalah gajah di Keumala yang pindah ke Geunie, Kecamatan Tangse.
Begitu juga, gajah liar di Geumpang yang merupakan habitat di Geumpang. Gajah tersebut berkeliaran tidak jauh di dalam hutan yang kemudian kembali lagi. Seperti, sebut Abdullah, gajah berkeliaran di Rinti Ujong Rimba, Kecamatan Mutiara Timur pernah dihalau ke hutan.
"Hanya sebentar bertahan di hutan, yang kemudian turun lagi ke kebun warga, bahkan semua daerah diganggu gajah seperti Aceh Timur, Bener Meriah dan kabupaten lainnya," kata dia. Dia menambahkan, pengusiran gajah dilakukan dengan mercon, yang sebelumnya sempat dengan meriam pipa menggunakan karbit.
Namun, dengan karbet tidak efektif karena terkadang tidak meletus. Sekarang kata Abdullah, petugas BKSDA akan menggunakan spirtus, mengingat stok marcon kerap habis. "Kami sudah kewalahan menangani persoalan gajah. Kini tenaga pun mulai kurang. Tapi, kita tetap turun saat dilaporkan masyarakat adanya gangguan gajah," jelasnya.(naz)