Info Kota Subulussalam

Respon Ikan Mati di Longkib, Wali Kota Subulussalam Affan Alfian Bintang Tinjau Limbah PMKS BDA

Wali Kota Subulussalam, H Affan Alfian Bintang, menyampaikan hal ini, Minggu (21/6/2020) menyikapi mabuk dan matinya ikan-ikan di Sungai Longkib.

Penulis: Khalidin | Editor: Mursal Ismail
For Serambinews.com
Wali Kota Subulussalam, H Affan Alfian Bintang SE 

Wali Kota Subulussalam, H Affan Alfian Bintang, menyampaikan hal ini, Minggu (21/6/2020) menyikapi mabuk dan matinya ikan-ikan di Sungai Longkib.

Laporan Khalidin I Subulussalam

SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM – Wali Kota Subulussalam, H Affan Alfian Bintang SE, menyatakan akan turun ke lokasi meninjau kolam limbah Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) PT Bumi Daya Agrotamas (BDA) di Longkib.

Wali Kota Subulussalam, H Affan Alfian Bintang, menyampaikan hal ini, Minggu (21/6/2020) menyikapi mabuk dan matinya ikan-ikan di Sungai Longkib.

Walkot Subulussalam Affan Bintang menggelar pertemuan dengan sejumlah dinas guna menyikapi gejolak akibat matinya ikan-ikan di sungai Longkib yang diduga disebabkan penceraman limbah pabrik di daerah tersebut.

Rapat tersebut dihadiri Kadis Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Abdurrahman Ali, Kadis Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Baginda Nasution serta Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Sairun.

Walkot Affan Bintang berharap agar pihak pabrik mematuhi segala aturan dan jika benar terjadi kelalaian hingga menyebabkan pencemaran segera mengambil tindakan.

Anggota DPRA Kunjungi PLTU 3-4 Nagan Raya, Minta 29 TKA Cina Bermasalah Izin Dikeluarkan

Rapid Test Gratis kepada Masyarakat di RSUCM Aceh Utara belum Bisa Dilayani Hingga Besok, Ini Sebab

Ditemukan 9 Kasus Positif Covid-19 dalam Satu Desa di Aceh Utara, Puluhan Warga Jalani Rapid Tes

Sejauh ini Walkot Affan Bintang belum bisa memberikan kesimpulan soal sikap pemerintah sebelum meninjau langsung ke lokasi.

Begitu pun, kata Walkot Affan Bintang dia sudah memerintahkan Camat Longkib Makmur untuk memantau dan mengambil langkah-langkah konkret di lapangan

Dikatakan, rencananya Walkot Affan Bintang turun ke Longkib meninjau kolam limbah PMKS BDA Senin (22/6/2020) besok.

Dia akan turun bersama dinas terkait seperti Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK), Dinas Sosial, Dinas Perikanan dan Dinas Kesehatan.

Kegiatan tersebut guna menentukan kebijakan lebih lanjut.

”Jadi masalah ikan mati di sungai Longkib ini sudah kita respon, sebelumnya dinas terkait telah turun dan besok saya juga akan ke lokasi,” kata Walkot Affan Bintang

Seperti diberitakan sebelumnya, ratusan ribu ekor lebih ikan air tawar berbagai jenis di Sungai Longkib, Desa Longkib, Kecamatan Longkib, Kota Subulussalam yang mabuk dan mati massal diduga akibat keracunan limbah.

”Kami menduga kuat ikan-ikan di sungai mati karena limbah,” kata Rajudin, Kepala Desa Longkib kepada Serambinews.com, Rabu (17/6/2020).

Rajudin menyatakan dia sempat menyaksikan langsung ikan-ikan air tawar mabuk sempoyongan di sungai Longkib.

Dari amatan secara fisik, kata Rajudin dipastikan jika ikan-ikan tersebut mabuk bukan disebabkan racun kimia.

Sebab, menurut Rajudin yang didampingi Kepala Desa Sepang Nasir, ada perbedaan ikan mabuk atau mati karena racun kimia.  

Dikatakan, jika ikan mati massal karena racun kimia biasanya habis punah mulai ukuran kecil hingga besar.

Lagi pula, kata Rajudin, biasanya ikan yang mati karena racun kimia perutnya kembung.

Selain itu, Rajudin dan warga juga mendapati perubahan warna air sungai Longkib.

Saat kejadian ikan mabuk massal bahkan mati kondisi air berubah dan terdapat campuran seperti limbah berwarna kuning.

Lantaran itu warga menduga kuat jika kematian ikan secara massal di Sungai Longkib disebabkan pencemaran limbah pabrik minyak kelapa sawit.

Warga pun mengaku mendapat beberapa petunjuk adanya limbah yang mencemari sungai Longkib hingga membuat ikan-ikan di sana musnah.

Warga mensinyalir adanya luapan atau tumpahan limbah Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) yang beroperasi di Longkib ke sungai.

Ahmad yang merupakan warga Longkib mengaku jika ikan mabuk dan mati massal tersebut baru terjadi kali ini.

Sebelumnya kata Ahmad belum pernah ada kejadian ikan mabuk massa di sungai yang bermuara ke Sungai Souraya.

Atas kejadian ini, kata Ahmad, mereka memastikan semua jenis ikan dan udang air tawar di Sungai Longkib terancam punah.

Pasalnya, dari jumlah ikan yang mati diperkirakan semuanya hinggayang kecil.

Lebih jauh Ahmad menjelaskan, yang mabuk massal hingga mati tersebut diduga akibat air sungai sudah tercemar.

Ini karena saat masuk ke sungai mereka mencium aroma limbah. Ahmad membantah ikan terkait mati akibat racun kimia. “Kalau racun kimia biasa baunya lebih menyengat ini lebih mengarah ke bau limbah,” ujar Ahmad

Ahmad menyatakan akibat kematian ikan secara massal ini bakal berdampak pada pencarian masyarakat sekitar.

Pasalnya, ada tiga desa di sana yang masyarakatnya mayoritas menggantungkan hidup dari sungai Longkib. Ketiga desa tersebut adalah Longkib, Panji dan Sepang.

 Sementara Hal Haris, mantan Camat Longkib yang ikut turun ke lokasi juga mengaku mendapat kabar ikan mati massal di sana.

Hal Haris pun mensinyalir adanya kaitan kematian ikan secara massal di sungai Longkib dengan pencemaran. Ini, kata Hal Haris berdasarkan beberapa informasi yang dia peroleh dari masyarakat sekitar.

Pantauan Serambinews.com, hingga sore tadi masyarakat masih berduyun-duyun mencari memungut ikan-ikan berbagai jenis yang mabuk dan mati mendadak.

Mereka datang membaa alat penangkap ikan dan sebagian membawa pulang hingga berkarung-karung.

“Ada tiga karung dapat, tadi juga sudah satu trip dibawa ke rumah,’ ujar warga seraya mengaku jika ikan yang mereka dapat akan dikeringkan untuk stok lauk mereka. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved