Lagi, Atlet PON Aceh Jalani Rapid Test
KONI Aceh kembali melakukan rapid test terhadap 70 atlet binaan yang tergabung dalam Pelatda sentralisasi PON XX Papua
BANDA ACEH - KONI Aceh kembali melakukan rapid test terhadap 70 atlet binaan yang tergabung dalam Pelatda sentralisasi PON XX Papua. Ini rapid test kedua setelah sebelumnya dilakukan pada akhir April 2020 lalu.
Ketua Umum KONI Aceh, H Muzakir Manaf menjelaskan, rapid test yang dilaksanakan keduakalinya ini merupakan bagian dari penerapan Protokol Covid 19 dalam setiap aktivitas di tengah pandemi virus Corona saat ini.
“Kita sudah menerima lampiran hasil rapid test dari UPTD Balai Labkes dan Pengujian Alkes Dinas Kesehatan Aceh. Alhamdulillah hasilnya semua negatif,” kata Mualem—sapaaan akrab H Muzakir Manaf kepada Serambi, Senin (22/6/2020).
Rapid test kedua dilaksanakan pada Minggu (20/6/2020) di Sekretariat KONI Aceh, Banda Aceh. Selaku Ketua Umum KONI Aceh, Mualem menjelaskan, dirinya sudah mengintruksikan kepada jajaran pengurus, atlet, pelatih, oficial dan tim pendamping Pelatda KONI Aceh agar benar-benar menerapkan protokol kesehatan sebagaimana yang telah ditetapkan pemerintah.
“Dalam kondisi seperti saat ini, kita harus ketat dalam menjaga diri agar terhidar dari penularan Covid 19. Di sisi lain, khusus kepada para atlet dan pelatih, juga tetap harus melaksanakan latihan dengan mengedepankan protokol kesehatan,” kata Mualem.
Sebagai induk cabang olahraga, KONI Aceh, lanjut Mualem, masih tetap dibebankan tanggungjawab untuk menjaga kondisi para atlet, dan pelatih agar prestasi yang sudah diraih sebelumnya di ajang Pra-PON serta Porwil 2019 dapat terus ditingkatkan.
Sebagaimana diketahui, Aceh sukses meloloskan 131 atlet dari 25 cabang olahraga ke PON 2021 di Papua. Mereka berasal dari atlet yang berhasil lolos dari Prakulifikasi PON, dan Pekan Olahraga Wilayah (Porwil) X Sumatera di Bengkulu, Oktober 2019.
Untuk atlet yang lolos dengan meraih medali masuk dalam kategori pertama. Sedangkan kategori kedua, cabang olahraga yang lolos tanpa medali. Kini, atlet dalam kelompok kategori pertama mulai mengikuti Pelatda sentralisasi hingga Desember 2020.
Sementara 24 cabang olahraga yang lolos ke PON yakni angkat besi/binaraga, anggar, atletik, muaythai, kempo, tarung derajat, panahan, panjat tebing, taekwondo, renang, wushu, pencak silat, sepakbola, biliar, menembak rugby, senam, balap motor, terjun payung, sepak takraw, layar, selam, dan dayung.
Di sisi lain, PON XX di Papua tahun 2020 resmi ditunda oleh Presiden Joko Widodo menyusul pandemi virus Corona yang melanda Tanah Air. Sehingga, perhelatan empat tahunan tersebut diundur hingga Oktober 2021.
Meski PON resmi ditunda, namun atlet Aceh tetap menjalani latihan guna menjaga kondisi. Apalagi, selama ini, mereka juga melakukan latihan mandiri sebelum masuk Pelatda. Namun, latihan mereka harus dibuktikan dengan pengirim video kepada pelatih, dan tim pendamping cabang olahraga.
Sementara itu, Sekum KONI Aceh, M Nasir MPA menjelaskan, Pelatda sentralisasi yang dimulai sejak Juni 2020 diikuti oleh 15 cabang olahraga prioritas Pertama. Pelaksanaannya tersebar di beberapa kabupaten/kota.
Atlet anggar nomor degen melaksanakan Pelatda di Aceh Utara. Sementara tim sepakbola yang sukses meraih medali emas pada Porwil Bengkulu 2019 berlatih di Lhokseumawe, dan muaythai di Pidie. “Sementara 12 cabor lainnya dipusatkan di Banda Aceh,” kata Nasir.
Di Banda Aceh, para atlet dan pelatih menginap di dua hotel. Hal itu dilakukan untuk menghindari penumpukan atlet dan pelatih di satu tempat. Sementara pemusatan latihan dilaksanakan di Stadion Harapan Bangsa.
“Selain menerapkan protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah, KONI Aceh melalui Tim Medis juga sudah menyusun protokol kewaspadaan pencegahan Covid 19 yang akan menjadi panduan dalam pelaksanaan Pelatda Sentralisasi KONI Aceh tahun 2020,” pungkasnya.(ran)