Berita Aceh Tamiang
Berkhalwat di Aceh Tamiang, Pemuda Aceh Utara dan Wanita Kualasimpang Dikirim ke Dayah
Atas penangkapan ini, pasangan khalwat ini dikirim ke Dayah Bustanur Karanah, Karangbaru, Aceh Tamiang untuk menjalani pembinaan selama lima hari.
Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Mursal Ismail
Atas penangkapan ini, pasangan khalwat ini dikirim ke Dayah Bustanur Karanah, Karangbaru, Aceh Tamiang untuk menjalani pembinaan selama lima hari.
Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang
SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG – Sepasang pasangan non-mahram tertangkap basah berkhalwat di Kompleks Perkantoran Bupati Aceh Tamiang menjelang Rabu (24/2020) dini hari.
Khalwat adalah pasangan non-mahram yang berdua-duaan di tempat sepi.
Keduanya adalah pria bernisial (MH) asal Jalan Line Pipa Exxon Mobil, Aceh Utara dan wanita berinisial K (45), warga Kota Kualasimpang, Aceh Tamiang
Atas penangkapan ini, pasangan khalwat ini dikirim ke Dayah Bustanur Karanah, Karangbaru, Aceh Tamiang untuk menjalani pembinaan selama lima hari.
Kabid Penegakan Syariat Islam Satpol PP/WH Aceh Tamiang, Syahrir Pua Lapu, keduanya ditangkap saat petugas sedang patroli rutin.
• Kunjungan Wisatawan ke Pulau Banyak Mulai Normal
• Fakta-fakta Jenazah Pasien Corona Tertukar: Keluarga Histeris, RS Minta Maaf
• Daftar Harga Hewan Kurban Idul Adha 1441 H, Kambing Mulai Rp 2,3 Juta
Petugas mendapati keduanya di tempat sepi dan gelap di Kompleks Perkantoran Bupati Aceh Tamiang menjelang Rabu (24/2020) dini hari.
Saat dihampiri petugas, keduanya tidak bisa menunjukkan bukti pernikahan, sehingga langsung diamankan.
Dalam operasi ini petugas turut mengamankan sepeda motor milik pelaku.
“Dugaan atas pelanggaran khalwat sangat kuat karena mereka tidak bisa memiliki dokumen pernikahan,” kata Syahrir, Kamis (25/6/2020).
Kasus ini sendiri masih terus didalami petugas dengan terus memintai keterangan keduanya.
Selama menjalani pemeriksaan ini, kedua pelaku dikirim ke Dayah Bustanur Karanah, Karangbaru, Aceh Tamiang untuk menjalani pembinaan selama lima hari.
“Kami berharap selama berada di pesantren, keduanya mendapat pemahaman agama lebih baik,” kata Syahrir. (*)