Berita Abdya
Ketua DPRK Abdya Minta Pembangunan Asrama Mahasiswa di Aceh Barat Dilanjutkan
Sejak diputuskan kontrak pada 2018 lalu, hingga akhir tahun 2019 lalu belum ada kejelasan pembangunan asrama tersebut.
Penulis: Rahmat Saputra | Editor: Taufik Hidayat
Laporan Rahmat Saputra | Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Hampir dua tahun, pembangunan asrama mahasiswa Aceh Barat Daya (Abdya) yang berada di Alue Peunyareng, Kecamatan Mueruboh, Aceh Barat masih terbengkalai dan belum bisa ditempati.
Pasalnya, pasca diputuskan kontrak 2018 lalu, hingga akhir 2019 lalu belum ada kejelasan pembangunan asrama tersebut.
Padahal pembangunan asrama yang menelan anggaran Rp 5 miliar tersebut, sangat didambakan oleh para mahasiswa yang menuntut ilmu di Meulaboh.
Sayangnya, pekerjaan pembangunan itu harus dihentikan, pasca dinas melakukan pemutusan kontraknterhadap rekanan.
Saat diputus kontrak itu pekerjaan baru 42 persen, atau masih ada sisa anggaran 58 persen yang menjadi silpa sebesar Rp 2 miliar lebih.
Bahkan, wakil Bupati, Muslizar MT menyesalkan sikap kontraktor yang tidak mampu menyelesaikan pekerjaan asrama tersebut, dan terkesan cilet-cilet.
Menanggapi itu, Ketua DPRK Abdya, Nurdianto meminta Dinas Perkim Aceh, bisa melanjutkan pembangunan asrama yang sempat terhenti tersebut.
"Kabarnya, asrama mahasiswa Abdya di Aceh Barat, akan dilanjutkan kembali, kami berharap ini benar, dan harus dilamjutkan," ujar ketua DPRK Abdya, Nurdianto.
Karena, katanya, kehadiran asrama ini sangat ditunggu-tunggu oleh para mahasiswa, sehingga Dinas Perkim Aceh, harus melanjutkan pembagunan asrama mahasiswa tersebut.
"Kita patut apresiasi pemerintah Abdya dan Aceh yang sudah berinisiasi membangun asrama dengan anggaran Rp 5 Miliar melalui Dana Otonomi Khusus Aceh," katanya.
Namun, lanjutnya, dalam pelaksanaannya pihak rekanan tidak mampu mengerjakan sesuai waktu yang ditentukan, sehingga harus diputuskan kontrak. Untuk itu, ia berharap, dinas dan ULP harus selektif memilih rekanan, sehingga tidak terjadi lagi pemutusan kontrak.
"Kami minta, pembangunan 2018 yang diputus kontrak, menjadi pelajaran bagi dinas, agar memilih rekanan yang profesional, sehingga akhir 2020 bisa ditempati oleh adik-adik mahasiswa kita yang sedang menimba ilmu di Universitas yang ada di Aceh Barat," pintanya.
• Gunakan Pistol dan Senjata Laras Panjang, Sosok Polwan Ini Bidik Target Hingga 300 Meter
• Karena Jadi Korban Terorisme, Mantan Menkopolhukam Wiranto Dapat Kompensasi Rp 37 Juta
• Penurunan Imigran Rohingya ke Daratan Aceh Utara Bersamaan dengan Petir dan Kumandang Azan
Sementara itu, Plt kepala Dinas Perkim dan LH Abdya, Armayadi ST saat dikonfirmasi Serambinews.com, membenarkan bahwa pembangunan asrama mahasiswa Abdya di Aceh Barat dilanjutkan tahun ini.
"Alhamdulillah, dilanjutkan tahun ini, saya sudah turun ke lokasi dengan tim dinas provinsi," ujar Plt kepala Dinas Perkim dan LH Abdya, Armayadi ST, kepada Serambinews.com, Kamis (20/6/2020).
Ia menyebutkan, untuk kelanjutan pembangunan asrama itu, Dinas Perkim memplotkan anggaran Rp 4,5 miliar.
"Iya, kalau tidak salah anggarannya Rp 4,5 miliar, insya Allah dalam waktu dekat sudah mulai dikerjakan," pungkasnya.
Sebelumnya, Wakil Bupati Abdya pernah melakukan sidak ke asrama tersebut. Saat melakukan sidak itu, wabup sangat kecewa dan 'naik pitam' melihat pembangunan asrama Mahasiswa Abdya di Aceh Barat yang terkesan asal-asalan.
"Saya sangat kecewa dan sedih saat melihat pembangunan asrama tersebut," ujar wakil Bupati Abdya, Muslizar MT pada awal Januari 2018 lalu melalui pesan whatshap.
Menurutnya, dengan anggaran yang diplotkan sebesar Rp 5 M DOKA 2018 itu, harusnya pembangunan asrama untuk mahasiswa Abdya yang berada di Alue Peunyareng, Kecamatan Mueruboh, Aceh Barat itu sudah bisa ditempati tahun ini.
"Sekarang, jangankan ditempati, pondasinya saja ada yang bolong-bolong, dan sangat tidak layak. Selain itu, bangunan lantai satu saja belum terbentuk layaknya tempat tinggal mahasiswa," ucapnya.
Bukan itu saja, Muslizar mengaku kecewa kepada rekanan yang diduga mengambil sejumlah meterial seperti pasir dan tanah kerikil di dekat lokasi pembangunan asrama.
Akibat pengambilan material itu terdapat sejumlah lobang besar dan membuat pemandangan seputar lokasi tak enak dipandang dan membahayakan mahasiswa.
"Harusnya, rekanan sadar bahwa mahasiswa yang tinggal di situ, untuk menimba ilmu, bukan mau memelihara bebek (karena ada kolam bekas galian)," cetusnya.(*)
• Ternyata Pemuda Ditemukan Tergeletak di Toilet Meunasah Bernama M Ridja, Diduga Meninggal Bunuh Diri
• Penurunan Imigran Rohingya ke Daratan Aceh Utara Bersamaan dengan Petir dan Kumandang Azan
• PPDB Masih Polemik, Kemendikbud Diminta Sederhanakan Regulasi