Di Indonesia Dianggap Menjijikkan, Lalat di Negara Ini Malah Dijual dengan Harga Fantastis!
Seorang profesor di wilayah timur China membuat peternakan lalat, ternyata untuk mendaur ulang sampah rumah tangga.
SERAMBINEWS.COM - Banyak yang mengatakan bahwa lalat salah satu hewan yang membawa penyakit.
Hal tersebut karena serangga kecil ini sering hinggap disembarang tempat yang kotor.
Kita bahkan sering melihat lalat di tempat sampah, makanan busuk hingga bangkai hewan.
Maka dari itu banyak orang yang mengusir lalat karena takut membawa bakteri hingga membuat sakit.
Bakteri yang ada di tubuh lalat dapat berpindah dengan cepat ke tempat mana pun ia hinggap.
Lalat bahkan diketahui bisa membawa 200 bakteri, lho!
Jumlah bakteri itu lebih banyak dari bakteri yang bisa dibawa kecoak.
Namun, di negara ini lalat malah dijual dengan harga puluhan juta, kok bisa?
• Uni Eropa Buka Perbatasan untuk 15 Negara, Indonesia Tidak Termasuk, Berikut Daftarnya
• Niat Tebas Istri Karena Telat Siapkan Makan Siang, Pria Ini Justru Tewas Dikeroyok Massa
• Bisa Obati Virus Corona, Amerika Serikat Borong Hampir Semua Persediaan Obat Covid-19 Remdesivir
Manfaat Lalat
Meski lalat diyakini bisa membawa penyakit, karena tinggalnya di tempat sampah dan kotoran.
Namun, di China hewan ini malah diternakkan dan ternyata memiliki khasiat yang luar biasa.
Seorang profesor di wilayah timur China membuat peternakan lalat, ternyata untuk mendaur ulang sampah rumah tangga.
Zhang Zhijian, guru besar di fakultas lingkungan dan sumber daya alam Universitas Zhejiang, membuka peternakan lalat ini untuk mempraktikkan pengetahuannya soal daur ulang.

Sering diusir di Indonesia, siapa sangka di China lalat justru dijual mahal karena punya manfaat ini! Tribun Madura
Dilansir dari The Beijing News, Zhang mengatakan, pasukan lalatnya saat masih berupa belatung amat menyukai sampah, kotoran manusia, dan buah-buahan busuk.
Metabolisme mereka membantu proses pembusukan sampah yang akhirnya menghasilkan produksi turunan berupa pupuk dan makanan hewan.
"Saya memulai eksperimen ini pada 2014."
"10 ton sampah bisa menghasilkan 1,2 ton lalat,"kata Zhang.
Zhang mengatakan, saat peternakan lalat itu dibuka pertama kali pada 2016, tidak ada warga yang mau membuang sampah rumah tangganya ke tempat itu.
Namun, berkat upaya pemerintah lokal mendorong upaya daur ulang sampah, kini peternakan lalat itu menampung 12 ton sampah sehari.
Zhang menegaskan, seluruh proses daur ulang di tempat itu amat bersih dan aman.
Sebab, lalat tidak membawa patogen atau mikroorganisme.
Lalat dewasa hanya minum air dan hidup hanya 10 hari.
Sementara larva lalat atau belatung hanya makan sampah.
• Guyonan Jenderal Idham Azis: Saya yang Goblok Saja Jadi Kapolri, Gimana Kalau Pinter?
• China Renggut Kebebasan Hong Kong, UU Keamanan Nasional Resmi Disahkan
• Inilah Para Pebalap MotoGP yang Pernah Cedera karena Main Motocross, Dari Rossi hingga Marquez
• Dikenal Sebagai Dai Kondang, Ini 3 Sayap Bisnis Ustaz Abdul Somad yang Belum Banyak Diketahui Orang
Lalat Dijual Mahal di China
Pada 2016, Zhang membangun tiga rumah kaca.
Satu rumah kaca hanya digunakan untuk menghancurkan dan mengaduk sampah.
Lalu, setelahnya probiotik dimasukkan ke dalam sampah yang sudah hancur itu untuk mengubahnya menjadi tempat telur lalat menetas menjadi belatung.
Sementara rumah-rumah kaca lainnya berisi tumpukan nampan, yang berisi sampah rumah tangga yang sudah diolah untuk menampung belatung.
Belatung di sampah itu kemudian tumbuh dengan mengonsumsi nitrogen, fosfor, dan minyak yang ada di dalam sampah.
Lalu, kotoran mereka bisa diolah menjadi pupuk yang digunakan warga untuk menyuburkan tanaman.
Sementara belatungnya, yang dijual dengan harga 10.000 yuan atau sekitar Rp21 juta per ton bisa digunakan sebagai makanan ayam, ikan, udang, atau burung.
Artikel ini telah tayang di Sajiansedap.grid.id dengan judul Sering Disebut Pembawa Penyakit, Siapa Sangka di Negara Ini Lalat Malah Dijual dengan Harga Fantastis! Ternyata Ini Alasannya