Luar Negeri
Kabar Baik, Uji Coba Vaksin Virus Corona Ini Menunjukkan Perkembangan Positif
Pengembang vaksin di Pfizer, Phil Dormitzer mengatakan, data baru dari vaksin perusahaannya sangat menarik.
Setelah injeksi kedua, tiga minggu kemudian dari dosis lain.
Sebanyak 8,3 persen dari peserta uji coba dalam kelompok 10 mikrogram mengalami demam.
Demikian pula 75 persen dari kelompok 30 mikrogram.
Lebih dari 50 persen pasien yang menerima salah satu dari dosis tersebut melaporkan beberapa jenis efek samping termasuk demam dan gangguan tidur.
Tak satu pun dari efek samping ini yang dianggap serius.
Artinya, tidak mengakibatkan rawat inap atau cacat dan tidak mengancam jiwa.
Vaksin ini menghasilkan antibodi terhadap virus corona jenis baru dan beberapa dari antibodi ini dinetralkan.
Artinya, vaksin muncul untuk mencegah virus berfungsi.
Tingkat antibodi penawar adalah 1,8-2,8 kali meningkat pada pasien yang pulih.
Namun, belum diketahui pasti bahwa tingkat antibodi yang lebih tinggi akan menyebabkan kekebalan terhadap virus.
Untuk membuktikannya, Pfizer perlu melakukan penelitian besar yang bertujuan untuk membuktikan bahwa orang yang telah menerima vaksin setidaknya 50 persen lebih kecil kemungkinannya untuk terinfeksi kembali.
Studi-studi tersebut diharapkan akan dimulai musim panas ini di sebagian besar di Amerika Serikat.
Pfizer dan BioNTech sedang menguji empat versi vaksin yang berbeda, tetapi hanya satu yang akan maju ke studi yang lebih besar.
• Tiga Klub Tolak Kompetisi Liga 1 2020 Dilanjutkan, Ketua Umum PSSI: Semua Kawan Kita
• Inter Milan Resmi Beli Achraf Hakimi dari Real Madrid, Harganya Senilai Rp 645 Miliar
• Kasus Pembunuhan Serda Saputra, Tiga Anggota TNI Jadi Tersangka, Satu Pelaku Oknum Marinir
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Uji Coba Vaksin Virus Corona Ini Menunjukkan Perkembangan Positif",