Kapal Rohingya Terdampar di Aceh Utara
Kisah Rohingya Shalat Jumat Perdana, tak Bisa Bahasa Arab dan Inggris, Khatib Sampaikan Ini
“Tapi mereka tidak bisa bahasa Arab dan Inggris. Namun, ada tiga orang yang bisa berkomunikasi (dengan) bahasa Melayu,” ujar Tgk Saddam.
Penulis: Jafaruddin | Editor: Nurul Hayati
“Sebelum saya menjadi khatib, saya berbincang-bincang dengan mereka, tapi mereka tidak bisa bahasa Arab dan Inggris. Namun, ada tiga orang yang bisa berkomunikasi (dengan) bahasa Melayu,” ujar Tgk Saddam.
Laporan Jafaruddin I Lhokseumawe
SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE – Muslim etnis Rohingya yang ditampung di bekas Kantor Imigrasi Lhokseumawe di Kecamatan Blang Mangat, Lhokseumawe mengadakan shalat Jumat perdana (3/7/2020) di musala yang berada dalam eks kantor tersebut.
Shalat jumat perdana ini, diikuti belasan Rohingya dan juga relawan yang sedang bertugas di lokasi tersebut bersama beberapa warga.
Mereka mengikuti Shalat jumat perdana itu, dengan menggelar tikar dalam musala tersebut.
Sebagian besar mengikuti Shalat jumat perdana itu mengenakan kain sarung, peci, dan beberapa lagi mengenakan celana panjang.
Mereka mulai masuk ke musala itu sekira pukul 12.15 WIB.
Tak lama kemudian Tgk Muhammad Saddam, guru Dayah Misbahul Ulum Paloh Kecamatan Muara Dua, Lhokseumawe bertindak sebagai khatib.
• Pantas Diklaim China, Ternyata Natuna Utara Simpan Gunungan Harta Karun
Ia menyampaikan khutbah dan nasehat dengan cara berdiri, karena belum ada mimbar.
Tgk Muhammad menyampaikan pesan, sikap seorang muslim terhadap wabah Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Kemudian, Tgk Muhammad juga menyerukan kepada jamaah agar tetap sabar seperti Nabi Aiyub, terhadap ujian yang diberikan Allah Swt.
“Ketika saya hendak ke masjid untuk melaksanakan shalat jumat, saya dihubungi Lembaga Rumah Zakat,” ujar Tgk Saddam.
Dalam komunikasi dengan mereka, meminta supaya dirinya mengisi khatib di tempat Rohingya.
• Kisah Ibu Muda Meninggal Terinfeksi Covid-19 Beberapa Saat Setelah Melahirkan Bayi Kembar
“Sebelum saya menjadi khatib, saya berbincang-bincang dengan mereka, tapi mereka tidak bisa bahasa Arab dan Inggris. Namun, ada tiga orang yang bisa berkomunikasi (dengan) bahasa Melayu,” ujar Tgk Saddam.
Ia meyakini, pesan yang disampaikan dalam khutbah tersebut dipahami oleh beberapa Rohingya.