Transportasi Laut
Socfindo Tinggalkan Pelabuhan Jetty Meulaboh, Pengangkutan CPO Dialihkan ke Pelabuhan Susoh Abdya
Sementara itu pihak DPRK menilai pengelolaan pelabuhan tersebut belum adanya regulasi, sehingga belum ada keuntungan untuk daerah dalam Pendapatan As
Penulis: Sadul Bahri | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Sa’dul Bahri | Aceh Barat
SERAMBINEWS.COM, MEULABOH - Pihak perusahaan PT Socfindo tidak lagi memanfaatkan pengangkutan CPO melalui Pelabuhan Jetty Ujung Karang Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat yang diduga banyak menuai persoalan, mulai regulasi hingga persoalan lainnya di lapangan.
Sehingga perusahaan tersebut kini sudah beralih ke Pelabuhan Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya).
Kepala Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT Socfindo Kebun Seunagan, Kabupaten Nagan Raya Syamsul Bahri saat dikonfirmasi Serambinews.com, Minggu (5/7/2020) mengatakan, pengangkutan CPO yang dilakukan selama ini melalui Pelabuhan Jetty Meulaboh ada beberapa kendala yang ditemui di lapangan.
Salah satunya beradunya jadwal pengangkutan dengan kapal pengangkut tiang pancang. Sehingga ketimbang menumpuknya CPO pihak perusahaan memilih pelabuhan lainnya supaya tidak terhambatnya pengangkutan.
Selain itu menyangkut dengan cuaca yang tidak memungkinkan kapal CPO milik PT Scofindo merapat kepelabuhan tersebut, dan disusul dengan persoalan lainnya.
Sehingga pihak perusahaan lebih mencari lokasi yang aman agar tidak menimbulkan masalah.
“Saat ini pengangkutan CPO kita tidak lagi melalui Pelabuhan Jetty Meulaboh, akan tetapi kita manfaatkan Pelabuhan Susoh,” ungkap Syamsul Bahri.
• Delapan Destinasi Wisata Aceh Masuk Nominasi API Award, Ayo Beri Dukungan dengan Cara Ini
• YARA Laporkan Oknum Karyawati Bank BRI Blangpidie ke Polisi
• KIP Aceh Barat Usul Anggaran Pilkada 2022 Sebesar Rp 61,4 miliar
Ia menyebutkan, bahwa pelabuhan tersebut banyak masalah yang terjadi selama ini, sehingga pihaknya lebih memilih tempat yang lebih aman, agar dalam kelancaran pengangkutan CPO tidak terganggu.
Sebelumnya, menyangkut dengan pelabuhan Jetty Ujung Karang Meulaboh banyak menuai masalah dalam hal pengangkutan, baik soal pengangkutan tiang pancang dari Cina untuk pembangunan PLTU 3-4 di Nagan Raya dan pengangkutan CPO.
Sementara itu pihak DPRK menilai pengelolaan pelabuhan tersebut belum adanya regulasi, sehingga belum ada keuntungan untuk daerah dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Kondisi itu menyebabkan pihak DPRK Aceh Barat mempertanyakan legalitas pengelolaan pelabuhan tersebut, sehingga pihak pengelola dan pengguna jasa sering dipanggil oleh DPRK guna mempertanyakan tentang tanggung jawab pihak pengelola pelabuhan.
Sementara pihak PT Socfindo mengambil langkah kebijakan sendiri dengan meninggalkan Pelabuhan Jetty Ujung Karang Meulaboh, dan beralih ke Pelabuhan Susoh.(*)