Harga Telur di Abdya Rp 45.000/Papan

Selama pandemi Covid-19, harga telur ayam ras di Pasar Blangpidie, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), relatif tinggi

Editor: hasyim
SERAMBI/ZAINUN YUSUF
Sejumlah warga membeli telur di salah satu toko grosir telur ayam ras di Jalan H Ilyas, Pasar Blangpidie, Abdya, Minggu (5/7/2020). 

BLANGPIDIE - Selama pandemi Covid-19, harga telur ayam ras di Pasar Blangpidie, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), relatif tinggi. Harga telur ayam di tingkat pedagang grosir Pasar Blangpidie yang berlokasi di Desa Meudang Ara, Kecamatan Blangpidie, Minggu (5/7/2020), mencapai Rp 45.000 per papan (isi 30 butir).

Tingginya harga itu sudah terjadi dalam satu bulan terakhir akibat kenaikan harga telur ayam di tingkat produsen di Medan, Sumatera Utara (Sumut). “Pernah turun berkisar antara Rp 42.000 sampai Rp 43.000 per papan, tapi hanya bertahan dua hari, kemudian naik lagi menjadi Rp 45.000 per papan,” kata Fahmi, salah seorang pedagang grosir di Pasar Blangpidie kepada Serambi, Minggu kemarin. “Padahal dua bulan lalu, harga telur ayam bisa dijual Rp 38.000 per papan,” imbuh dia.  

Fahmi menyebutkan, permintaan telur ayam sekarang ini juga menurun. Karena selama pandemi corona, tidak ada warga yang menggelar acara hajatan atau kenduri (pesta) perkawinan. “Kita akui, telur ayam banyak terserap sebagai bawaan warga atau undangan pada acara kenduri, selain menjadi salah satu menu makanan acara pesta,” ujarnya.     

Permintaan telur ayam juga berkurang akibat menurun daya beli masyarakat. Kondisi ini membuat pedagang di Pasar Blangpidie tidak berani memesan telur ayam dalam jumlah besar dari produsen di Medan. “Kita pesan telur ayam untuk kebutuhan dua atau tiga hari saja. Telur ayam tak bisa bertahan lama karena bisa membusuk,” terang dia.

Harga sembako

Pantauan Serambi, selain telur ayam, bahan kebutuhan yang mengalami peningkatan di Pasar Blangpidie adalah bawang merah lokal mencapai Rp 40.000 per kilogram (kg). Sedangkan bawang bombai berkisar antara Rp 16.000 sampai Rp 18.000 per kg. Bahan kebutuhan yang tergolong stabil adalah minyak makan curah Rp 18.000 per bambu (2 liter) dan gula pasir Rp 13.000 per kg. Sementara cabai merah di Pasar Blangpidie malah terjadi penurunan harga. Pedagang setempat menjual cabai merah berkisar antara Rp 16.000 sampai Rp 20.000 per kg. Namun harga cabai rawit lebih tinggi antara Rp 28.000 sampai Rp 30.000 per kg. Khusus stok cabai merah yang dipasarkan di Pasar Blangpidie merupakan produksi lokal petani di kawasan Abdya. Sedangkan kebutuhan cabai rawit dipasok dari luar daerah.

Beberapa pedagang menjelaskan, tanaman cabai merah yang dikembangkan petani Abdya, terutama di Kuala Batee, Babahrot, Jeumpa, dan Blangpidie, sedang dipanen. Hasil panen cabai merah memuaskan sehingga stok berlebih di pasaran, kemudian berdampak pada turunnya harga.(nun)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved