Jembatan Rusak

Jembatan Penghubung di Pante Kuyun Ancam Keselamatan Pengendara

Masyarakat desa setempat mengatakan saat ini banyak kendaraan yang tidak berani melintas, dikarenakan kondisi kayu yang menjadi material pokok jembat

Penulis: Riski Bintang | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/RISKI BINTANG
Kondisi jembatan Sapek-Gampong Baroh yang merupakan penghubung beberapa desa di kawasan Desa Sapek, Kecamatan Setia Bakti, Aceh Jaya kondisinya kini sangat memprihatinkan. 

Laporan Riski Bintang I Aceh Jaya

SERAMBINEWS.COM, CALANG - Kondisi jembatan Sapek-Gampong Baroh yang merupakan penghubung beberapa desa di kawasan Desa Sapek, Kecamatan Setia Bakti, Aceh Jaya kondisinya kini memprihatinkan.

Amatan di lapangan, jembatan yang berkontruksi kayu tersebut sudah mengalami pelapukan, bahkan beberapa bagian dari jembatan tersebut sudah berlubang akibat kayu sembarang yang dipakai untuk jembatan itu.

Informasi yang diperoleh Serambinews.com, jembatan tersebut juga baru dilakukan perbaikan pada tahun 2019 lalu dengan anggaran tanggap darurat dari dinas Pekerja Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kabupaten Aceh Jaya.

Masyarakat desa setempat mengatakan saat ini banyak kendaraan yang tidak berani melintas, dikarenakan kondisi kayu yang menjadi material pokok jembatan tersebut mulai lapuk.

Menurutnya, untuk hari ini saja ada satu unit mobil pick up bermuatan semen milik masyarakat yang harus memutar arah lantaran tidak berani mengambil risiko jika harus melintasi jembatan tersebut.

“Tadi ada mobil pick up tidak berani lewat karena kondisi jembatan, dan harus memutar lewat jalan desa yang jaraknya dua kilo meter dari lokasi jembatan ini,” jelasnya.

Menurutnya, jalan alternatif tersebut sendiri tidak dapat dilewati oleh semua jenis kendaraan, dikarenakan jembatan itu yang merupakan bekas jembatan gantung juga berkontruksi kayu.

Australia Siap Lawan Cina, Plot Anggaran Militer Rp 2.700 T, Ini Senjata Canggih yang Akan Dimiliki

Masih Gunakan Thermogun, Pengawasan Covid-19 di Posko Perbatasan Aceh Tamiang Dinilai Belum Maksimal

BLT-DD Tahap II Sudah Disalurkan Bagi 199 Desa di Nagan Raya, Tahap III untuk 30 Gampong

“Kalau jembatan alternatif itu tidak bisa dilewati oleh mobil bak, paling kalau nekat sekelas mobil avanza yang bisa lewat, terus kalau ada muatan juga tidak bisa, karena ada tembok bekas milik jembatan gantung,” terangnya.

Menurut masyarakat yang juga merupakan mantan Keuchik Desa Glee Seubak, John W Salda masyarakat sudah beberapa kali mengusulkan agar jembatan yang memiliki panjangn 30 meter tersebut dibuat secara permanen agar memudahkan masyarakat dalam menjalani aktifitas.

“Kalau diseberang jembatan ada dua desa, yaitu Glee Seubak dan Desa Baro, cuma di seberang seluruh perkebunan masyarakat di situ, jadi jembatan itu juga digunakan masyarakat untuk mengangkut hasil pertanian,” tandasnya.

“Kalau untuk mengusulkan, kita sudah sangat sering, bahkan setiap Musrembang kecamatan selalu kita usulkan, hanya saja hingga saat ini belum ada hasil yang pasti, karena jawabannya cuma akan diusahakan,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerja Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Aceh Jaya belum memberi tanggapan meski upaya konfirmasi ke Dinas PUPR di kawasan kompleks perkantoran Calang, Aceh Jaya sudah dilakukan.

“Coba telepon saja, bapak sudah lama tidak masuk kantor,” ujar seorang ASN setempat.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved