Luar Negeri
Jerman akan Tutup Semua Pembangkit Listrik Tenaga Batu Bara,Target Hilangkan Emisi Rumah Kaca
Pemerintah Jerman pekan lalu telah menyetujui serangkaian undang-undang baru yang akan menantsisikan infrastruktur energi negara itu
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Mursal Ismail
Pemerintah Jerman pekan lalu telah menyetujui serangkaian undang-undang baru yang akan menantsisikan infrastruktur energi negara itu ke sumber-sumber terbarukan.
SERAMBINEWS.COM - Jerman akan menutup seluruh pembangkit listrik tenaga batu bara yang direncanakan berakhir pada tahun 2038.
Wacana ini sudah lama dilakukan oleh Jerman.
Dilansir dari ABC, Rabu (8/7/2020), Pemerintah Jerman pekan lalu telah menyetujui serangkaian undang-undang baru yang akan menantsisikan infrastruktur energi negara itu ke sumber-sumber terbarukan.
Adapun transisi infrastruktur ini akan menelan biaya sebesar 45 miliar dollar untuk membantu daerah yang terkena dampak.
Langkah menghapus penggunaan batu bara adalah bagian dari tujuan Kanselir Jerman, Angela Merkel.
Ia ingin menjadikan Jerman sebagai negara pertama di Eropa yang berhenti mengeluarkan gas rumah kaca yang ditargetkan berahir pada tahun 2050.
• Spesifikasi Pesawat MV-22 Osprey yang Dibeli Indonesia dari Amerika Serikat, 8 Pesawat 28,9 Triliun
Namun untuk mencapai tujuan itu lebih sulit bagi Jerman daripada negara-negara yang sebanding seperti Prancis dan Inggris.
Ini dikarenakan komitmen Jerman yang juga akan menghapus penggunaan tenaga nuklir pada akhir tahun 2022 nanti.
“Hari-hari batu bara dinomori di Jerman. Jerman adalah negara industri pertama yang meninggalkan energi nuklir dan batu bara,” kata Menteri Lingkungan Hidup, Svenja Schulze kepada AFP, dikutip dari ABC News.
Jerman adalah negara yang membakar batu bara jenis lignit dalam jumlah terbesar di dunia untuk dikonversikan menjadi listrik.
Direktur dari kelompok lingkungan Greenpeace di Jerman, Martin Kaiser mengatakan, hal itu dapat membebani generasi berikutnya dengan 18 tahun lebih banyak karbon dioksida.
Pada tahun 2019, sekitar 20% dari total kapasitas energi Jerman berasal dari batubara, atau sekitar 43,9 gigwatt dari kapasitas 210,2 gigawatt-nya.
• Lewat Amazon, Jeff Bezos Gelontorkan Rp 28,2 Triliun Untuk Berinvestasi Teknologi Iklim
Mayoritas kekuatan negara berasal dari sumber-sumber terbarukan termasuk tenaga angin dan matahari, menyumbang lebih dari 50 persen kapasitas energi negara pada tahun 2019.
Selama periode yang sama, Jerman telah memotong lebih dari setengah pembangkit energi nuklirnya.
Yakni mengurangi kapasitas dari 20,4 gigawatt di tahun 2009 menjadi 9,5 gigawatt pada 2019.
Sementara itu menurut catatan Menteri Lingkungan Hidup, Schulze, pada tahun 2020 Jerman akan menutup 8 pembangkit tenaga listrik tenaga batu bara yang paling berpolusi di negara itu.
Akan tetapi, upaya pemerintah Jerman menghilangkan penggunaan batu bara mendapat kritikan dari beberapa kelompok.
Mereka menganggap rencana baru ini sebagai ancaman bagi kesejahteraan ekonomi orang-orang yang bekerja pada tambang lignit di negara itu.
• Menyerah Soal Teknologi 5G, Amerika Serikat Bolehkan Perusahaan AS Kerja Sama Lagi dengan Huawei
Namun, kepala Serikat Industri Jerman untuk Pertambangan, Bahan Kimia dan Energi, serikat pekerja tambang terbesar di negara itu, Michael Vassiliadis, menyambut RUU baru yang telah disepakati oleh pemerintah.
Michael menggambarkan RUU ini sebagai tonggak bersejarah bagi Jerman.
RUU tersebut mencakup ketentuan untuk memberikan bantuan tambahan kepada penambang dan pekerja sektor energi lain yang terkena dampak penutupan.
Termasuk diberikan pelatihan dan bantuan bekerja di industri lain.
Pemerintah juga bekerja pada rencana untuk mengubah situs tambang lignit di Jerman Barat menjadi resor wisata dan resor alam. (Serambinews.com/Yeni Hardika)