Luar Negeri
Wanita Ini Merasa Didiskrimanisi Starbucks, Begini Jawaban Pihak Manajemen
Aishah, bersama Minnesota Council of American-Islamic Relations (CAIR-MN) mengajukan tuntutan kepada Komisi HAM Minnesota, Senin (6/7/2020).
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Mursal Ismail
Aishah, bersama Minnesota Council of American-Islamic Relations (CAIR-MN) mengajukan tuntutan kepada Komisi HAM Minnesota, Senin (6/7/2020).
SERAMBINEWS.COM - Seorang wanita Muslim mendapat perlakuan diskriminasi setelah dia menerima minuman dari barista Starbucks dengan kata "ISIS" yang tertulis di cupnya.
Aishah, bersama Minnesota Council of American-Islamic Relations (CAIR-MN) mengajukan tuntutan kepada Komisi HAM Minnesota, Senin (6/7/2020).
Wanita berusia 19 tahun itu, mengatakan kepada CNN bahwa ia menduga barista itu menuduh agama Islam bagian dari kelompok itu setelah kata "ISIS" ditulis di cupnya.
"Saat saya melihatnya (tulisan itu), saya cukup emosi," kata Aishah, dikutip dari CNN, Rabu (8/7/2020).
"Saya merasa diremehkan dan dihina. Ini adalah kata yang menghancurkan reputasi Muslim di seluruh dunia.
Saya tidak percaya bahwa di zaman sekarang ini, sesuatu seperti ini dianggap dapat diterima. Tidak apa-apa," katanya.
Aishah mengatakan bahwa insiden diskriminasi itu terjadi pada 1 Juli, di gerai Starbucks St Paul-Midway, Minnesota, AS.
• Kisah Samia Hussein Pengantin ISIS, Lengan dan Payudara Wanita Ini Terluka Gegara ISIS
• Umat Muslim di Patani Didiskriminasi, Kekerasan Meletus di Thailand Selatan
• Haji Uma: Pemerintah Aceh Jangan Diskriminasi TKI Aceh di Malaysia Dalam Penanganan Covid-19
Saat dia mendatangi gerai Starbucks itu, dia mengatakan dirinya mengenakan masker dan dia memberitahu namanya ke barista.
"Ketika dia menanyakan namaku, aku perlahan mengulanginya beberapa kali," katanya.
Sama sekali tidak mungkin dia mendengarnya sebagai ISIS. Aishah bukan nama yang asing dan aku mengulanginya berkali-kali," jelasnya.
Dalam laporan yang diterima CNN, barista itu mengklaim kepada Aishah pada saat itu bahwa dia belum mendengar nama tersebut dengan benar.
Setelah meminta untuk berbicara dengan supervisor barista, Aishah mengatakan bahwa rasa khawatirnya diredam dan dia diberi minuman baru serta kartu hadiah Starbucks senilai 25 dollar AS (Rp 360 ribu).
Supervisor itu mengatakan kepada Aishah bahwa kesalahan kadang-kadang terjadi dengan nama pelanggan.
• Kejaksaan Agung Tidak Membolehkan LGBT Lamar CPNS, Sekjen PPP: Itu Diskriminasi
• Sambut Mahasiswa Baru, Rektor Unsam Tegaskan tak Ada Perbedaan dan Diskriminasi
• Wali Kota Ini Menyamar Jadi Orang Lumpuh Untuk Pantau Kinerja PNS, Justru Mendapat Diskriminasi
CAIR-MN menyerukan pemecatan terhadap karyawan Starbucks yang terlibat dalam insiden tersebut.
Aishah mengatakan bahwa dia segera mengajukan laporan resmi kepada pihak berwenang dan belum menerima tanggapan apapun.
Ketika dihubungi CNN, barista tersebut tidak menanggapi permintaan CNN mengenai laporan resmi Aishah.
Namun, dalam pernyataan email ke CNN, juru bicara barista itu mengatakan bahwa pembeli akan kami sambut seperti raja.
"Semua orang yang berbelanja dengan kami merasa disambut, dihargai dan dihormati dan kami sangat melarang diskriminasi dan pelecehan dalam bentuk apa pun,” kata email itu.
“Kami sangat menyesal atas pengalaman tamu di toko kami dan segera meminta maaf kepadanya ketika dia membuat para pemimpin toko kami sadar akan situasinya," sambungnya.
• Mendapat Tekanan dan Diskriminasi dari Otoritas Cina, KWPSI Prihatin dengan Nasib Muslim Uighur
• Bukan Diskriminasi Hijab, Ini Alasan Miftahul Jannah Didiskualifikasi dari Asian Para Games 2018
"Kami telah menyelidiki masalah ini dan percaya bahwa itu bukan tindakan yang disengaja tetapi kesalahan yang disayangkan yang bisa dihindari dengan klarifikasi sederhana," kata juru bicara itu.
"Kami mengambil tindakan yang sesuai dengan anggota tim, termasuk pelatihan tambahan, untuk memastikan ini tidak terjadi lagi," pungkasnya.
Pihak Starbucks menolak mengomentari kejadian itu.
Seorang juru bicara Starbucks mengatakan kepada CNN melalui telepon bahwa Starbucks ini berada di bawah naungan seseorang, artinya gerai itu sepenuhnya dijalankan dan dioperasikan oleh seseorang.
Jaylani Hussein, direktur eksekutif CAIR-MN, mengatakan dengan melabeli seseorang yang beragama Islam sebagai "ISIS" adalah pernyataan yang paling Islamophobia yang menggambarkan seseorang Muslim.
• Tak Lulus Uji Baca Alquran, Bacaleg di Pijay Ini Mengaku Didiskriminasi dan Lapor ke Panwaslu
• Angka Penganiayaan Fisik, Seksual dan Diskriminasi Rasial tinggi Terhadap TKI di Hong Kong
"Pernyataan yang keluar dari barista itu sangat disayangkan," kata Hussein.
"Sekarang kita tahu ini adalah masalah yang lebih besar daripada kesalahpahaman sederhana, karena seluruh perusahaan meminta maaf kepada korban diskriminasi tanpa mengambil tindakan," terangnya.
Hussein mengatakan bahwa badannya juga telah meminta Starbucks itu untuk melakukan penyelidikan menyeluruh yang melibatkan Aishah dan juga untuk melatih karyawan mereka tentang Islamofobia dan kefanatikan. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)