Luar Negeri

WHO Nilai Wabah Pes atau Bubonic Plague di China Tidak Berisiko Tinggi Penyebaran

"Saat ini kami tidak menganggap wabah itu berisiko tinggi tetapi kami terus mengamatinya, memantau dengan cermat," kata WHO

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Mursal Ismail
(Sumber: AFP/STR/CHINA OUT)
Petugas medis membawa seorang pasien yang diduga terinfeksi virus misterius mirip SARS, ke rumah sakit Jinyintan, di Kota Wuhan, China, Sabtu (18/1/2020). 

Saat ini, pasien tersebut dalam masa karantina dan kondisinya stabil.

Kasus baru ini awalnya dilaporkan sebagai dugaan wabah pes pada Sabtu (4/7/2020) di sebuah rumah sakit di Urad Middle Banner, Kota Bayannur.

Namun belum diketahui secara pasti bagaimana pasien itu dapat terinfeksi wabah pes.

Otoritas kesehatan Bayannur sekarang mendesak orang untuk mengambil tindakan pencegahan ekstra yang dapat meminimalkan risiko penularan dari manusia ke manusia.

Mereka juga melarang warga untuk melakukan perburuan atau makan hewan yang dapat menyebabkan infeksi.

"Saat ini, ada risiko epidemi wabah manusia menyebar di kota ini. Masyarakat harus meningkatkan kesadaran dan kemampuan perlindungan diri, dan segera melaporkan kondisi kesehatan abnormal," kata otoritas kesehatan setempat, dikutip dari China Daily.

Apa Itu Wabah Listeria? Ini Gejala dan Cara Pencegahannya

Perang Dengan Pandemi Covid-19 belum Berakhir, Wabah Ebola Baru Terdeteksi di Kongo

Otoritas Bayannur juga memperingatkan masyarakat untuk melaporkan temuan marmut yang mati atau sakit.

Marmut merupakan sejenis tupai tanah besar yang dimakan di beberapa bagian di negara China dan tetangganya Mongolia.

Secara historis, hewan ini telah menyebabkan munculnya wabah di wilayah tersebut.

Marmut diyakini telah menyebabkan epidemi wabah pneumonia pada tahun 1911 yang menewaskan sekitar 63.000 orang di timur laut China.

Kasus-kasus wabah pes terus dilaporkan selama beberapa waktu ini.

Baru minggu lalu, dua kasus wabah pes dikonfirmasi di Mongolia, yakni dua saudara yang sama-sama memakan daging marmut.

Covid-19 Belum Usai, Wabah Virus Ebola Muncul Lagi, Menkes Kongo Laporkan 4 Kematian dan Infeksi

Kasus Langka yang Disebabkan Parasit Cacing Guinea Ditemukan di Vietnam, Para Ilmuan Khawatir

Pada bulan Mei lalu, sepasang suami istri di Mongolia meninggal karena wabah pes setelah memakan ginjal mentah marmut yang dianggap sebagai obat tradisional yang baik untuk kesehatan.

Penyakit pes disebabkan oleh bakteri dan ditularkan melalui gigitan kutu dan hewan yang terinfeksi.

Penyakit ini adalah salah satu infeksi bakteri paling mematikan dalam sejarah manusia.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved