Breaking News

Covid-19 Dapat Menular Lewat Udara, Partikel Aerosol Virus Corona Mirip Asap Rokok

para ilmuwan mengatakan partikel aerosol Covid-19 di udara menyebar seperti asap rokok.

Editor: Amirullah

SERAMBINEWS.COM - Baru-baru ini, WHO mulai mengakui bahwa virus corona bisa menular lewat udara.

Diberitakan Kompas.com, Rabu (8/7/2020), para ilmuwan mengatakan partikel aerosol Covid-19 di udara menyebar seperti asap rokok.

Sebuah studi yang dipublikasikan pertengahan Maret lalu menemukan virus corona baru dapat bertahan dalam tetesan pernapasan mikroskopis berdiameter sekitar 2,5 mikron, bahkan lebih kecil dan bisa bertahan hingga 3 jam.

Sementara itu, peneliti Harvard, Allen dan Linsey Marr, profesor teknik sipil dan lingkungan di Virginia Tech menerbitkan makalah yang mengungkap peran partikel udara yang lebih kecil dalam penyebaran virus corona penyebab Covid-19.

Mereka mengatakan tidak mungkin bagi seseorang untuk melepaskan tetesan besar (> 5 mikron) tanpa melepaskan yang lebih kecil.

Marr menemukan virus flu bisa melayang di udara dalam tetesan mikroskopis selama satu jam atau lebih, untuk menjelaskannya dia menggunakan rokok untuk menunjukkan bagaimana virus menyebar.

"Partikel mikroskopis kecil yang disebut aerosol berperilaku seperti asap rokok."

"Jadi mereka akan lebih terkonsentrasi lebih dekat dengan perokok yang mungkin terinfeksi. Ketika Anda semakin jauh, maka paparannya akan jauh lebih sedikit," jelas Marr.

Minta WHO Revisi Protokol Kesehatan

()

Ilustrasi penggunaan masker saat berolahraga di luar rumah (Kompas.com)

Ratusan ilmuwan dari berbagai negara menemukan bukti virus corona menyebar di udara dan mendesak Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) untuk merevisi rekomendasinya.

Seperti diberitakan Kompas.com, Senin (6/7/2020) sebelumnya, WHO telah sejak lama beranggapan bahwa virus SARS-CoV-2, hanya menyebar lewat droplet atau percikan pernapasan yang keluar saat seseorang batuk atau bersin.

Namun, bukti adanya partikel virus yang lebih kecil yang ada di udara dapat menginfeksi manusia telah diungkapkan para ilmuwan dalam surat terbukanya kepada WHO.

Sebanyak 239 ilmuwan yang menulis surat terbuka kepada WHO, CDC Amerika Serikat dan lembaga kesehatan lainnya, mendesak perubahan pada panduan publik tentang penyebaran virus SARS-CoV-2.

Sebelumnya, pedoman WHO yang fokus pada beberapa protokol kesehatan, yakni mencuci tangan, menjaga jarak sosial (physical distancing) dan tindakan pencegahan terhadap droplet dengan penggunaan masker.

Surat terbuka dari para ilmuwan dunia kepada WHO telah diterbitkan pada Senin lalu di jurnal Clinical Infectious Diseases.

Mutasi Corona Lebih Mudah Infeksi Manusia

()

Ilustrasi Virus Corona (CDC) (CDC)

Sebuah penelitian terbaru telah menemukan bukti kuat bahwa bentuk baru virus corona telah menyebar dari Eropa ke AS.

Mutasi baru tersebut membuat virus lebih mudah menginfeksi manusia, namun tampaknya tidak membuat mereka lebih sakit daripada variasi virus sebelumnya, tim peneliti internasional melaporka pada Kamis (2/7/2020).

"Sekarang ini (virus corona) adalah bentuk dominan yang menginfeksi manusia," Erica Ollmann Saphire dari La Jolla Institute for Immunology dan Coronavirus Immunotherapy Consortium kepada CNN.

"Sekarang ini adalah yang virus,” sebutnya

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Cell tersebut didasarkan pada beberapa penelitian sebelumnya yang dilakukan para peneliti yang dirilis pada server pracetak pada awal tahun.

Dilansir oleh CNN, informasi yang dibagikan tentang urutan genetik telah mengindikasikan bahwa versi virus mutan tertentu mengambil alih.

Sekarang para peneliti tidak hanya memeriksa lebih banyak urutan genetik, tetapi mereka juga menjalankan percobaan yang melibatkan manusia, hewan, dan sel dalam cawan laboratorium yang menunjukkan versi mutasi lebih umum dan lebih menular daripada virus corona versi lain.

"Kami tahu bahwa virus baru itu lebih bugar. Sekilas tidak terlihat seperti lebih buruk," kata Saphire.

Mutasi mempengaruhi protein spike, struktur yang digunakan virus untuk masuk ke dalam sel yang terinfeksi.

Sekarang para peneliti sedang memeriksa untuk melihat apakah hal ini mempengaruhi apakah virus corona nantinya dapat dikendalikan oleh vaksin.

Saat ini, vaksin virus corona sendiri masih dilakukan pengujian dimana sebagian besar menargetkan protein lonjakan, tetapi mereka dibuat menggunakan strain virus yang lebih lama.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Cell, mengkonfirmasi kerja sebelumnya yang menunjukkan mutasi telah membuat varian baru virus corona lebih umum.

Para peneliti menyebut mutasi baru G614, dan mereka menunjukkan bahwa itu hampir sepenuhnya menggantikan versi pertama yang menyebar di Eropa dan AS, yang disebut D614.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Nur/Amy Happy)

Dua Kapal China Ditangkap di Kepri, Mayat WNI Ditemukan dalam Freezer, Diduga Korban Kekerasan

Persiapan Masuk Sekolah, Siswa di Bireuen Harus Penuhi Syarat Ini, Termasuk Surat Izin Orang Tua

VIDEO - Ambil Minyak dari Truk Tangki Terbalik, Tujuh Orang Meninggal Disambar Api

Pemerintah Kaji Skema Baru Uang Pensiun PNS, Pejabat Eselon I Bisa Terima Rp 20 Juta per Bulan

Artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki.com dengan judul Waspada, Penyebaran Partikel Aerosol Virus Corona Mirip Asap Rokok: Makin Dekat Sumber, Makin Bahaya

Sumber: TribunnewsWiki
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved