Video
VIDEO - Kisah Rohingya Kala di Tengah Laut, Bisa Minum Hanya Saat Hujan Turun
Ziaburrahman (34), salah seorang imigran yang mampu berbahasa melayu menceritakan kisah perjalanan mereka.
Penulis: Saiful Bahri | Editor: Hari Mahardhika
Laporan Saiful Bahri | Lhokseumawe
SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Keberadaan imigran Rohingya yang terdampar ke Aceh, bukan lagi menjadi peristiwa baru bagi masyarakat di tanah rencong.
Bahkan kasus terbaru kembali terjadi di perairan Aceh Utara, tepatnya di Kecamatan Seunuddon.
Umumnya, setelah diselamatkan oleh nelayan Aceh, para imigran ini dalam kondisi sangat lemas, kekurangan cairan dan bahkan tidak cukup makan.
Ironisnya, banyak diantara mereka adalah anak-anak, bahkan balita.
Dalam sebuah kesempatan, reporter Serambiontv, Saiful Bahri, bertanya lebih dalam tentang kisah perjalanan rombongan imigran Rohingya di laut lepas.
Ziaburrahman (34), salah seorang imigran yang mampu berbahasa melayu menceritakan kisah perjalanan mereka.
Rombongan ini diakuinya berangkat dari kamp di Bangladesh, yang merupakan tempat tinggal sejak 2018 lalu.
Berharap menginjakan kaki di Malaysia, perjalanan pun dilakukan sekitar 4,5 bulan lalu melalu jalur laut.
Pelayaran terencana itu turut membawa serta logistik, namun hanya mencukupi dua bulan selama berada di lautan.
Setelahnya, Ziaburrahman mengaku mereka harus mengkonsumsi beras tanpa di masak.
Bahkan, untuk menghilangkan dahaga, rombongan berharap hujan turun, yang kemudian airnya ditampung dalam beberapa wadah.
Ziaburrahman mengaku perjalanan sangat beresiko ini sebanding dengan asa mendapat kehidupan lebih layak di negeri Jiran.