Pasar Inpres Lhokseumawe Terbakar

Pascaterbakarnya Pasar Inpres, Pedagang Enggan Dipindahkan ke Pasar Induk Los Kala Lhokseumawe

Jika para pedagang menolak dipindahkan ke Pasar Induk, Pemko Lhokseumawe akan mengambil langkah lain yang akan dibahas bersama pedagang.

Penulis: Zaki Mubarak | Editor: Taufik Hidayat
Serambinews.com
Aktivitas pedagang dibekas puing di Pasar Inpres Kota Lhokseumawe, memasuki hari ketiga pasca kebakaran beberapa waktu lalu yang menghanguskan ratusan lapak pedagang kini mulai berjualan kembali meski di lapak seadanya, Sabtu (11/7/2020). 

Laporan Zaki Mubarak | Lhokseumawe

SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Hari ketiga pasca musibah kebakaran Pasar Inpres Lhokseumawe, Pemerintah Kota setempat berencana akan merelokasi ratusan pedagang itu ke Pasar Induk di Gampong Ujong Blang, Kecamatan Banda Sakti.

Pemerintah Kota Lhokseumawe dalam hal ini menawarkan solusinya kepada pedagang di pasar inpres jika nantinya para pedagang yang mengalami musibah ini mau direlokasi ke Pasar Induk.

“Maka jika pedagang mau kita akan relokasi mereka kesana,” kata Suaidi Yahya kepada Serambinews.com, Sabtu (11/7/2020).

Menurut Wali Kota Lhokseumawe, jika para pedagang itu menolak dipindahkan ke Pasar Induk, Pemko Lhokseumawe akan mengambil langkah lain yang nantinya akan dibahas terlebih dahulu.

“Kalau masyarakat (pedagang) tidak mau direlokasi, ya ada sikap lain, kami duduk kembali dengan Forkopimda untuk membahas persoalan ini,” ucapnya. 

Begitu pula para pedagang lainnya yang mengalami kebakaran di Pasar Inpres. Mereka memilih tetap berjualan di Pasar Inpres. Itulah sebabnya, sebagian pedagang membersihkan bekas kebakaran.

Irham salah satu pedagang pakain anak-anak (fashion kids) dikios miliknya di pasar Inpres Kota Lhokseumawe, berharap mereka tidak direlokasi ke pasar Induk kawasan Los Kala, Kecamatan Banda Sakti.

“Kami saat ini sudah mulai membenahi secara masing-masing, malah ada yang kita upah untuk membersihkan lapak,” katanya dilokasi kebaran pasar inpres.

“Makajih awak kamoe kon han meutem minah, bah hino mantong awak kamo katrep meukat disino, nyan sagai harapn awak kamo lake bak pemerintah. (Makanya kami bukan tidak mau pindah ke sana. Biarkan kami disini saja, itu saja permintaan kami kepada pemerintah,” harap Irham.

Dikatakannya, pedagang sayur di Pasar Inpres, juga menolak dipindahkan ke Pasar Induk. Alasannya karena jauh dengan tempat tinggalnya mereka.

“Saya tinggal di Mon Geudong, tentu sedikit jauh dari lokasi tempat tinggal. Kalau di Pasar Inpres sedikit dekat dari lokasi rumah,” jelasnya.

Jadi lanjutnya kami tetap bertahan di sini, mulai besok berjualan benah-benah lokasi jika pedagang sayur mulai rame berjualan, maka kami akan bangun sendiri lapak darurat.

VIDEO - 3 Pilot Pakai Narkoba, Ngaku Agar Lebih Fokus

Keputusan Hagia Sophia Jadi Masjid Tuai Reaksi Dunia Internasional, Siapa Saja yang Komplain?

RAPI Aceh Tengah dan Benar Meriah Jalin Kerja Sama dengan RRI Takengon Terkait Penyebaran Informasi

Pantauan Serambinews.com, hingga hari ketiga pasca keakaran para pedagang itu masih membersihkan sisa puing-puing bekas kebakaran di Pasar Inpres.

Tampak para pedagang, sudah berjualan sebagiannya, sementara yang lain masih terlihat membersihkan lapaknya.

Wali Kota Lhokseumawe, Suaidi Yahya mengatakan pihaknya akan menunggu hasil musyawarah Muspika Banda Sakti dengan perwakilan pedagang korban kebakaran di Pasar Inpres soal rencana relokasi ke Pasar Induk.

“Itu kita tunggu keputusan dari Muspika Banda Sakti duduk dulu dengan perwakilan pedagang di Pasar Inpres, bagaimana hasil kesepakatan mereka nanti baru kita ambil sikap,” ujarnya.

“Apapun pasar itu tetap harus beroperasi. Nanti kita akan bangun lagi, apalagi inikan aset pemerintah. Tapi untuk kita bangun kembali tidak bisa langsung, dan membutuhkan cukup besar biaya,” pungkasnya.(*)

Meski Tetap 5 Tahun, Masa Berlaku SIM Tak Lagi Berdasarkan Tanggal Lahir

PT LIB Pastikan Liga 1 Kembali Digelar 1 Oktober 2020, Dilanjutkan Mulai dari Pekan Keempat

3 Pangeran Saudi Meninggal Secara Misterius saat Pandemi, Orang Terdekat Istana Ungkap Fakta Ini

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved