Kisah Hidup Janda Mila
Hidup Sebatang Kara di Tengah Banjir Rob
Mila (55) adalah warga Gampong Belakang, salah satu dari lima desa di Kecamatan Johan Pahlawan yang terdampak banjir rob
Wajah wanita paruh baya itu terlihat sendu. Ia hanya bisa nanar menatap rumahnya yang terendam air dan pasir, ekses banjir rob akibat gelombang pasang purnama yang melanda pesisir pantai kawasan Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat, sejak Sabtu (11/7/2020).
Mila (55) adalah warga Gampong Belakang, salah satu dari lima desa di Kecamatan Johan Pahlawan yang terdampak banjir rob. Saat disambangi Serambi, Minggu (12/7/2020), ia mengungkapkan kesedihannya di tengah bencana banjir rob yang sedang dirasakan saat ini. Mila menceritakan, dirinya baru beberapa bulan ditinggal sang suami yang meninggal karena sakit. Ironinya, di saat sedang hidup sebatang kara sekarang ini, Mila harus memikirkan nasib dirinya sendiri lantaran sedang dilanda musibah banjir rob.
Mila berharap kepada pemerintah agar dapat merelokasi dirinya dan warga terdampak banjir rob lainnya itu ke tempat lain. Ia beralasan, daerah tersebut dirasakan sudah tidak aman lagi untuk ditinggali lantaran rumah-rumah penduduk sudah sangat dekat dengan bibir pantai. “Kami kini sudah tidak nyaman lagi bermukim di sini. Setiap ada gelombang besar di laut, kami trauma,” ucapnya lirih.
Gelombang pasang purnama yang menyebabkan banjir rob membuat hasrat Mila untuk pindah ke lokasi lain semakin menguat. Alasannya ya itu tadi, ia merasa semakin was-was tinggal di rumahnya yang berada di bibir pantai. “Kami sudah tidak aman lagi tinggal di pesisir pantai, pasang purnama membuat kami semakin susah,” ungkap Mila, seorang janda asal Gampong Belakang yang rumahnya berada dekat pantai dekat dengan perbatasan Gampong Pasir.(sa’dul bahri)