Luar Negeri

Turki Siapkan 2 Imam dan 4 Muazin untuk Bertugas di Masjid Hagia Sophia

Hagia Sophia adalah magnet bagi wisatawan di seluruh dunia dengan arsitektur bangunan yang didirikan sejak Kekaisaran Bizantium sebagai katedral.

Editor: Faisal Zamzami
SHUTTERSTOCK
Museum Hagia Sophia di Istanbul, Turki. 

SERAMBINEWS.COM, ANKARA - Setelah resmi dialihfungsikan menjadi masjid oleh Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, pada Jumat (10/7/2020), mengangkat 2 imam dan 4 muazin untuk bertugas di Hagia Sophia.

Melansir Turkish Minute pada Senin (13/7/2020), kabar itu disampaikan oleh Kepala Direktorat Urusan Agama Turki, Ali Erbas.

Namun, belum ada informasi lebih rinci terkait pengangkatan 2 imam dan 4 muazin tersebut.

Hagia Sophia adalah magnet bagi wisatawan di seluruh dunia dengan arsitektur bangunan yang didirikan sejak Kekaisaran Bizantium sebagai katedral.

Kemudian, pada 1453 Kekaisaran Ottoman yang berkuasa mengubah Hagia Sophia menjadi masjid.

Setelah lengsernya Kekaisaran Ottoman, Presiden pertama Turki, Mustafa Kemal Ataturk, mengubah Hagia Sophia menjadi museum dan berjalan selama 86 tahun, sebelum akhirnya menjadi masjid kembali hari ini.

Sejak 1934, Hagia Sophia berfungsi sebagai museum yang dibuka untuk umum dan memiliki tarif masuk.

Langkah Erdogan menuai banyak pro-kontra masyarakat internasional, yang mana para kritikus menilai bahwa keputusan Erdogan tesebut telah memangkas pilar sekulerisme di dalam negeri, yang mayoritas Islam.

Kendati kontroversi masih terjadi hingga peresmian alihfungsi bangunan diumumkan, Erdogan telah menetapkan pada 24 Juli mendatang, umat Islam sudah mulai bisa beribadah di situs warisan dunia UNESCO tersebut.

Erbas melanjutkan bahwa saat ini, Direktorat Urusan Agama Turki tengah menyiapkan langkah-langkah untuk menutup ikon, mosaik, dan lukisan di Hagia Sophia agar umat Islam dapat beribadah dengan khusyuk di sana.

Pada Minggu (12/7/2020), Erbas telah melakukan pengecekan bersama dengan menteri kebudayaan dan gubernur Istanbul.

Mengutip Kompas.com Travel (11/7/2020), keputusan Hagia Sophia menjadi masjid tidak berarti melarang pengunjung umum atau turis untuk datang ke dalam bangunan itu.

Turki menuturkan, wisatawan masih akan disambut untuk mengunjungi tempat wisata paling populer di Turki tersebut.

“Membuka Hagia Sophia menjadi tempat ibadah tidak akan mencegah wisatawan lokal dan asing untuk berkunjung ke situs tersebut,” tutur Ibrahim Kalin kepada kantor berita Turki, Anadolu, awal pekan ini, mengutip National Geographic.

Sementara itu, mengutip Independent, Sabtu (11/7/2020), melalui sebuah pidato, Erdogan mengumumkan, seluruh biaya untuk masuk ke Hagia Sophia akan dihapus alias tidak diberlakukan.

Gambar Yesus dan Bunda Maria di Hagia Sophia Ditutup Pakai Teknologi Khusus

Uni Eropa, termasuk Yunani, Perancis dan Amerika Serikat (AS) telah melayangkan kritik serius terhadap keputusan Turki yang mengubah museum Hagia Sophia kembali menjadi masjid.

Keputusan itu menimbulkan kekhawatiran akan masa depan Hagia Sophia yang pernah menjadi tempat ibadah umat Kristiani itu dan sudah menjadi salah satu situs warisan dunia UNESCO.

Karena statusnya sudah menjadi masjid, selama ibadah shalat dilaksanakan di dalamnya, pemerintah Turki bermaksud menutup gambar Yesus, Bunda Maria dan orang-orang kudus Kristen dengan teknologi khusus yang menggunakan teknik pencahayaan, sebagaimana dilaporkan Greek City Times.

Menurut media setempat, tirai khusus akan digunakan selama ibadah shalat berlangsung.

Ada pun karpet akan digelar di lantai yang menyala untuk menggelapkan ruangan agar gambar-gambar dari ajaran Kristen tidak tampak.

Sesuai fungsinya sebagai masjid, orang-orang yang akan masuk Hagia Sophia harus melepas sepatu mereka terlebih dahulu.

Laporan itu muncul setelah juru bicara Kepresidenan Turki Ibrahim Kalin meyakinkan pada Jumat kemarin bahwa 'hilangnya warisan dunia bukan persoalan' yang penting Hagia Sophia diperhatikan.

Melansir Kantor Berita Anadolu, Ibrahim Kalin menekankan bahwa, "Perubahan Hagia Sophia sebagai masjid bukan berarti menahan wisatawan atau pun turis lokal dan mancanegara dari kunjungan mereka terhadap situs tersebut."

Turki juga akan tetap menjaga ikon-ikon unik ajaran Kristen dan gambar mosaik Yesus Kristus di situs tersebut.

Meski begitu, Kalin tidak mengelaborasikan lebih lanjut terkait masalah ini dan memicu kekhawatiran tentang masa depan tempat-tempat suci Kristen setelah keputusan Presiden Turki pada Jumat kemarin.

Sebelumnya, Metropolitan Hilarion dari Volokolamsk dari Gereja Kristen Ortodoks Rusia memperingatkan pekan lalu bahwa mosaik Yesus dan Bunda Maria 'yang diselamatkan secara ajaib' di situs Hagia Sophia kemungkinan besar akan rusak jika Ankara mengubahnya menjadi masjid.

Diwawancarai oleh Media Rossiya 24, pemimpin Gereja Kristen Ortodoks itu mengatakan bahwa dia ingin mengetahui seperti apa nasibnya mosaik-mosaik tersebut dan bagaimana nasib Hagia Sophia jika diubah menjadi masjid lagi.

Pernyataannya muncul setelah Perwakilan Tertinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Josep Borrell menyesalkan langkah Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan yang mengubah status Hagia Sophia.

Perdana Menteri Yunani, Kyriakos Mitsotakis mengatakan bahwa Athena dengan tegas mengutuk keputusan Turki.

Keputusan Erdogan yang diambil 85 tahun setelah Hagia Sophia dinyatakan sebagai museum merupakan penghinaan terhadap karakter Ekumenis Kristennya.

VIDEO Detik-detik Pengendara Sepmor Hadang Ambulans Sedang Jalan

Sidang Gugatan UU Pemilu di MK, Kuasa Hukum Akui Ki Gendeng Pamungkas Sudah Meninggal

Pemerintah Tetapkan Anggaran Penanganan Covid-19 Rp 695,2 Triliun,Ini Penjelasan Wapres Maruf Amin

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Turki Siapkan 2 Imam dan 4 Muazin untuk 'Masjid' Hagia Sophia"

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved