Berita Aceh Tamiang
Adrian, Peraih Emas Perdana PON untuk Aceh, “Dulu Saya Seperti Pahlawan”
Sekeping emas dari cabang pencak silat yang diraihnya telah mengangkat marwah Aceh di pentas olah raga nasional.
Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Taufik Hidayat
Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang
SERAMBIEWS.COM, KUALASIMPANG – Bak pahlawan yang memenangkan peperangan, Adrian diarak dan dielu-elukan seratusan orang sepanjang jalan utama di Kota Kualasimpang hingga ke rumahnya di Tanjungkarang, Kecamatan Karangbaru, Aceh Tamiang.
Sekeping emas dari cabang pencak silat yang diraihnya telah mengangkat marwah Aceh di pentas olah raga nasional.
Peristiwa 47 tahun lalu itu tidak akan pernah dilupakan Adrian yang kini telah berusia 66 tahun. Di usia mudanya yang masih 19 tahun kala itu, Adrian telah menorehkan sejarah sebagai atlet penyumbang emas perdana untuk Aceh di ajang Pekan Olah Raga Nasional (PON).
“Itu tahun 1973 PON kedelapan, sebelumnya atlet dari Aceh belum ada yang mendapat emas,” kata Adrian semangat ketika ditemui di rumahnya, Selasa (14/7/2020).
Dengan ingatan yang masih kuat, Adrian seolah kembali ke masa kegemilangan itu hanya untuk sekadar berbagi kisah.
Ada tujuh pesilat yang dikirim Aceh untuk berlaga di PON VIII/1973 DKI Jakarta dengan tujuh kelas berbeda. Adrian sendiri berlaga di kelas 45-55 Kg.
Masih jelas dalam benaknya, persiapan yang hanya tiga bulan itu dilakukannya dengan fasilitas yang sangat minim.
Setiap malam dengan hanya bermodalkan lampu patroma, dia bersama pelatihnya terus meningkatkan kemampuan teknik bertanding.
Adrian muda memang hanya memiliki waktu malam untuk berlatih karena sepanjang hari harus bekerja sebagai penambang pasir.
“Jam lima pagi sudah nyekop (kerja), malamnya latihan pakai patroma. Terus begitu selama tiga bulan sampai berangkat ke Jakarta,” ujarnya.
• Mengerikan! Hanya Semenit Berada Dalam Lift, Wanita di Cina Tularkan Covid-19 kepada puluhan Orang
• Viral Video Latihan Pemadam Kebakaran Disebut Pitam dan Hampir Muntah
• Pilih Stadion Maguwoharjo Sleman di Lanjutan Liga 1 2020, Ini Alasan Presiden Persiraja
Adrian juga masih ingat tahapan-tahapan pertandingan sebelum menyabet emas yang menjadi sejarah besar Aceh itu. Di laga pembuka dia harus berhadapan dengan pendekar dari Sumatera Barat.
Pertandingan ini sendiri berjalan sengit. Adrian yang masih demam panggung dengan kemegahan Jakarta sempat kewalahan menghadapi lawannya walau akhirnya dinyatakan sebagai pemenang.
“Kita dari kampung, ya heran-heran melihat Jakarta. Makanya badan semuanya sakit habis pertandingan pertama itu,” bebernya.
Laga pembuka yang berjalan mulus ini berlanjut di pertandingan berikutnya ketika satu per satu tantangan dari pesilat Jogjakarta dan atlet tuan rumah DKI Jakarta berhasil dimemanginya dengan mudah. Kegemilangan Adrian pun berlanjut di partai puncak ketika dia berhasil menaklukan duta Maluku.