Corona Serang Dunia
Di Tengah Pandemi Corona, Rumah Sakit Krisis Para Medis, Banyak Bayi Baru Lahir Meninggal
Rumah sakit tersebut terlihat sangat padat, di mana bayi-bayi yang baru saja dilahirkan, meninggal di bangsal bersalin akibat kekurangan tenaga medis.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Mursal Ismail
Rumah sakit tersebut terlihat sangat padat, di mana bayi-bayi yang baru saja dilahirkan, meninggal di bangsal bersalin akibat kekurangan tenaga medis.
SERAMBINEWS.COM – Sebuah laporan investigasi media I
nggris, BBC membuat tercengang dan tak percaya dengan kondisi sebuah rumah sakit di Kota Port Elizabeth, Afrika Selatan.
Petugas medis dan pasien di dua rumah sakit yakni, Livingstone dan Dora Nginza cukup mengkhawatirkan.
Di samping merawat pasien, perawat dan tenaga medis lainnya juga bertindak sebagai petugas kebersihan di rumah sakit itu.
Rumah sakit tersebut terlihat sangat padat, di mana bayi-bayi yang baru saja dilahirkan, meninggal di bangsal bersalin akibat kekurangan tenaga medis.
Melansir dari Mirror, Kamis (16/7/2020), Rumah Sakit Livingstone dan Dora Nginza di Port Elizabeth, Afrika Selatan telah mengalami kekurangan staf.
• Kabar Baik, Ilmuwan Sebut Vaksin Moderna Ampuh Tingkatkan Sistem Kekebalan Tubuh Pasien Covid-19
• Keluarga Ambil Paksa Jenazah Korban Covid-19 di RSUZA, Dimakamkan Secara Normal di Kajhu
Kekurangan itu bertambah semakin parah sejak pandemi virus corona benar-benar mulai menginfeksi wilayah itu.
Di Kota Port Elizabeth, tempat rumah sakit itu berada, hanya dua dokter spesialis penyakit menular yang tersedia untuk merawat tujuh juta orang di kota itu.
Rumah sakit Livingstone yang merupakan RS rujukan Covid-19 telah menyerupai “zona perang", kata dokter dan perawat kepada BBC.
Dalam foto-foto yang berhasil diambil Koresponden BBC memperlihatkan darah dan limbah medis lainnya dibiarkan begitu saja dan tidak dibersihkan.

Petugas medis sudah sangat kewalahan menghadapi risiko penularan Covid-19 karena kurangnya Alat Pelindung Diri (APD).
Sementara itu pasien harus tidur di lantai rumah sakit yang beralaskan koran karena kurangnya tempat tidur.
• Remaja Usia 15 Tahun Meninggal dalam Perjalanan ke Rumah Sakit, Positif Wabah Pes
• Media Australia Soroti Mahalnya Biaya Tes Covid-19 di Indonesia, Mencapai Rp 14,5 Juta
Dikahwatirkan nyawa pasien diambang kematian karena rumah sakit itu tidak tersedia ambulans, tidak adanya ventilator, dan kekurangan tabung oksigen.
Dalam satu foto yang sangat menakutkan yang diambil di RS Livingstone memperlihatkan beberapa ekor tikus menjilati dan meminum apa yang diduga darah manusia dari sebuah kubangan.
Sejumlah petugas kebersihan melakukan mogok kerja, sehingga staf perawat dan dokter ahli bedah terpaksa membersihkan rumah sakit, kata seorang dokter di rumah sakit itu.

Beberapa dokter di Rumah Sakit Dora Nginza di Port Elizabeth dibiarkan mengalami stress dan trauma setelah bangsal bersalin menjadi medan prtempuran (kewalahan).
Beberapa ibu dan bayi meninggal dalam waktu singkat karena kekurangan tenaga kesehatan untuk menanganinya.
Wanita hamil harus menunggu berhari-hari untuk dilakukan tindakaan operasi, kadang-kadang mereka terpaksa berbaring di lorong-lorong rumah sakit.
• Rusia Berhasil Uji Coba Vaksin Covid-19 Pertama, Menurut Riset Hasilnya Aman
• Alami Kerusakan Organ Hati, Wanita Rohingya Masih Dirawat di Rumah Sakit PMI Aceh Utara
"Saya secara pribadi terlibat dalam pemulasaran dua bayi yang meninggal dan tahu ada lebih banyak lagi," kata seorang petugas medis kepada BBC.
"Ini sangat tidak biasa. Ibu dan bayi meninggal setiap minggu di rumah sakit. Ini sama sekali tidak pernah terdengar dan tidak dapat diterima," katanya.
Kedua rumah sakit telah dilanda oleh membludaknya pasien dan kurangnya staf.

Sementara itu kasus kematian virus corona di Afrika Selatan relatif sedikit yakni 4.453 - jumlah kasus dan kematian setiap hari meningkat tajam.
Laporan terakhir pada hari Kamis, kasus konfirmasi positif virus corona di Afrika Selatan mencapai 311.049 orang.
Rumah sakit itu mulai mempekerjakan binatu untuk membersihkan rumah sakit.
Staf kebersihan dan beberapa perawat mogok kerja di Port Elizabeth karena berbagai keluhan.
• WHO Minta Dunia Tidak Politisasi Pembukaan Kembali Sekolah
• WHO Rilis Pedoman Baru Protokol Kesehatan: Ventilasi di Gedung hingga Pakai Masker di Ruangan
Ini telah membuat situasi yang sulit di Rumah Sakit Livingstone, di mana tidak ada manajemen senior selama lebih dari satu setengah tahun.
Cole Cameron dari Igazi Foundation, sebuah organisasi non-pemerintah kesehatan setempat, mengatakan kepada BBC bahwa sistem perawatan kesehatan telah "runtuh" setelah bertahun-tahun korupsi, dan masalah staf dan keuangan.
Dokter Thobile Mbengashe, sekretaris jenderal Departemen Kesehatan Provinsi Eastern Cape, mengakui masalah tersebut.
Ia mengatakan bahwa “mereka (Rumah sakit itu) kembali ke tahun-tahun yang kekurangan dana di bawah pemerintahan kulit putih,”. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)