Luar Negeri
Mantan Pengantin ISIS Kembali ke Inggris, Satu dari Tiga Gadis London Timur ke Suriah pada 2015
Seorang wanita Inggris saat remaja bergabung dengan kelompok Negara Islam (ISIS) berharap dapat pulang kembali. Mantan pengantin ISIS itu
SERAMBINEWS.COM, LONDON - Seorang wanita Inggris saat remaja bergabung dengan kelompok Negara Islam (ISIS) berharap dapat pulang kembali.
Mantan pengantin ISIS itu telah memenangkan hak kembali ke Inggris pada Kamis (16/7/2020).
Dia terus memperjuangkan pemulihan kewarganegaraannya, yang dicabut dengan alasan keamanan nasional.
Shamima Begum merupakan salah satu dari tiga siswi London timur yang melakukan perjalanan ke Suriah pada 2015.
Dilansir AP, Kamis (16/7/2020) dia muncul kembali di sebuah kamp pengungsi di Suriah.
Dia mengatakan kepada wartawan ingin pulang, tetapi ditolak, setelah mantan Menteri Dalam Negeri Inggris, Sajid Javid mencabut kewarganegaraannya.
Dia berargumen keturunan Bangladesh dan bisa pergi ke sana.
Dia menentang keputusan itu, dengan alasan bukan warga negara dari negara lain
“Begum tidak takut menghadapi keadilan Inggris, karena dia menyambutnya,'' katga pengacaranya, Daniel Furner dalam sebuah pernyataan setelah putusan itu.
"Tapi pencabutan kewarganegaraannya tanpa kesempatan untuk membersihkan namanya bukanlah keadilan - justru sebaliknya," tambahnya.
• Karyawan Starbucks Tulis ISIS Atas Pesanan Wanita Muslim Minnesota
• Kisah Samia Hussein Pengantin ISIS, Lengan dan Payudara Wanita Ini Terluka Gegara ISIS
• VIDEO - Pembangunan 40 Rumah Duafa di Nagan Raya Ditargetkan Selesai Oktober 2020
Begum saat ini berusia 20 tahun, mengatakan dirinya sempat ditolak untuk mendapatkan pengadilan yang adil.
Begum berusia 15 tahun ketika dia direkrut ISIS secara online.
Dia terbang ke Turki dengan dua teman sekolahnya , sebelum menyelinap ke Suriah tempat dia menikah dengan seorang militan.
ISIS menyerahkan sebagian besar wilayahnya setelah serangkaian kekalahan militer oleh koalisi pimpinan-AS di Suriah,
Sehingga, Begum berakhir di sebuah kamp pengungsi di mana ia memohon melalui pers Inggris agar diizinkan pulang.