Update Corona di Abdya
Lima Warga Reaktif Covid-19 Masih Dirawat di Ruang Isolasi RSUD Teungku Peukan Abdya
Pemakanan jenazah Mar dilaksanakan, Selasa sore, dan pihak yang melaksanakan pemakaman menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terbatas.
Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Taufik Hidayat
Laporan Zainun Yusuf | Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Lima warga yang diketahui reaktif berdasarkan hasil rapid test (test cepat), masih menjalani rawatan di Ruang Isolasi Covid-19 Rumah Sakit Umum Daerah Teungku Peukan (RSUD TP) Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) hingga Kamis (23/7/2020).
Keterangan diperoleh Serambinews.com, kelima warga reaktif yang masih menjalani rawatan di ruang khusus isolasi tersebut adalah VY (27), wanita dari salah satu desa Kecamatan Susoh, Mf (27), warga salah satu desa Kecamatan Blangpidie.
Selanjutnya, MM (40), warga salah satu desa Kecamatan Babahrot, Mu (25) warga salah satu desa Kecamatan Blangpidie, dan Sf (28), warga salah satu desa Kecamatan Kuala Batee.
Direktur RUSD TP Abdya, dr Ismail Muhammad SpB dihubungi Serambinews.com, Kamis siang membenarkan informasi tersebut.
“Ya, ada lima pasien reaktif hasil rapid test yang masih dirawat di ruang isolasi Covid-19,” katanya.
Di antara lima warga tersebut, VY diketahui reaktif berdasarkan hasil rapid test yang dilaksanakan, Senin (20/7/2020) lalu. Sedangkan Mf, MM, Mu, dan Sf diketahui reaktif dari hasil rapid test yang dilaksanakan hari berikutnya.
Ismuha, nama panggilan dr Ismail Muhammad menjelaskan, rapid test, Senin, sebenarnya ditemukan empat orang yang reaktif. Selain VY, ada lagi Mar (63) warga salah satu desa di Kecamatan Lembah Sabil. Dua lainnya adalah istri dan anak yang sudah dewasa.
Mar, saat itu memang dalam perawatan di RSUD TP karena sakit yang dideritanya, kemudian diminta rujuk ke RSUZA Banda. Maka sesuai ketentuan pasien rujukan harus dirapid dulu, dan hasilnya ternyata reaktif.
Mar, seorang laki-laki (pensiunan) dirujuk ke Banda Aceh, didampingi istri dan anaknya yang dewasa juga dinyatakan reaktif berdasarkan rapid test.
Tuhan berkehendak lain, Mar meninggal dunia dalam perjalanan rujukan atau di kawasan Lhoknga, Aceh Besar, Selasa (21/7/2020) dinihari.
Jenazah Mar tetap dibawa dan tiba di IGD Pinere RSUZA Banda Aceh sekira pukul 03.00 WIB, Selasa (21/7/2020).
Keterangan diperoleh Serambinews.com, setiba di RSUZA Banda Aceh, jenazah Mar, istri dan anaknya yang sudah dewasa kembali dirapid test. Hasilnya, Mar tetap reaktif.
Demikian juga istrinya masih reaktif. Sedangkan rapid terhadap anaknya sudah nonreaktif.
Setelah dilaksanakan fardukifayah di sana, jenazah Mar dibawa pulang ke salah satu desa di Kecamatan Lembah Sabil untuk dimakamkan.