Halau Gajah

Forum Konservasi Leuser Bangun Pagar Kawat Kejut untuk Halau Gajah

Hal itu disampaikan, Alamsyah, salah satu petani yang ikut rapat dengan pihak FKL, perwakilan BKSDA Aceh, dan Conservation Respon Unit (CRU) Serbajad

Penulis: Seni Hendri | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/SENI HENDRI
Tim dari BKSDA Aceh, Forum Konservasi Leuser, dan CRU Serbajadi, rapat dengan petani Seumanah Jaya, Ranto Peureulak, Aceh Timur, terkait rencana pembangunan pagar kawat kejut gajah atau power fencing di daerah itu, Jumat (24/7/2020). 

Laporan Seni Hendri I Aceh Timur

SERAMBINEWS.COM, IDI - Mayoritas petani yang lahannya terkena gangguan gajah di Desa Seumanah Jaya, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, setuju dengan inisiatif LSM Forum Konservasi Leuser (FKL) membangun pagar kawat kejut atau power fencing untuk mengurangi gangguan gajah di daerah itu.

Hal itu disampaikan, Alamsyah, salah satu petani yang ikut rapat dengan pihak FKL, perwakilan BKSDA Aceh, dan Conservation Respon Unit (CRU) Serbajadi, Aceh Timur.

“Mayoritas petani setuju dibangun pagar kawat kejut untuk mengantisipasi gangguan gajah,” ungkap Alamsyah.

Manager Regional I FKL, Hidayat Lubis, kepada Serambinews.com, Minggu (26/7/2020) mengatakan FKL akan membangun pagar kawat kejut atau power fencing apabila sudah ada persetujuan dari petani yang ditandai dengan surat pernyataan.

Karena itu, katanya, rapat Jumat (24/7/2020) kemarin meminta persetujuan dari petani terkait rencana pembangunan power fencing ini.

Power fencing rencananya akan dibangun antara perbatasan ladang warga dengan hak guna usaha (HGU) perusahaan perkebunan sawit sepanjang 10 km mulai dari Sarah Kayu, Dusun Lubuk Bayah sampai Dusun Sumedang Jaya atau perumahan kota terpadu mandiri (KTM).

“Setelah ada surat pernyataan persetujuan dari petani, kita mulai membersihkan lokasi yang akan dibangun power fencing," ungkap Manager Regional I FKL, Hidayat Lubis, didampingi Mukhlis Supervisor Mitigasi Konflik satwa dan manusia FKl, Ridwan perwakilan BKSDA, Edi Saputra dari CRU Serbajadi, dan tim lainnya Junaidi, Muhat, kepada Serambinews.com, Minggu (26/7/2020).

Tersinggung Diejek, Kakek Ini Serang dan Tikam Adiknya Pakai Keris Hingga Tewas

Tgk Zulkarnaen Kembali Terpilih Sebagai Ketua HUDA Kota Lhokseumawe

Obyek Wisata Benteng Indrapatra Aceh Besar Mulai Ramai Didatangi Pengunjung

Tahap awal ini, jelas Mukhlis, FKL akan membangun 10 km pagar kawat kejut mulai dari Sarah Kayu, Dusun Lubuk Bayah, sampai Dusun Sumedang Jaya.

“FKL hanya membantu alat dan teknisi untuk pembangunan power fencing. Sedangkan pembersihan lokasi pembangunan power fencing kita harapkan partisipasi petani, dan dukungan alat berat dari Pemkab Aceh Timur," harap Mukhlis.

Mukhlis menyebutkan, pagar kawat kejut ini tidak beresiko bagi manusia, dan satwa, karena sifatnya nendang dan tidak lengket, karena sumber arus listrik menggunakan solar cell yang menggunakan energi dari cahaya matahari.

“Pagar kawat ini tidak berbahaya bagi manusia maupun satwa, karena nendang. Dan sudah dijalankan di Jambi,” ungkap Mukhlis.

Selanjutnya, setelah power fencing ini dibangun, FKL mengharapkan partisipasi petani untuk merawatnya.

“Tujuan pembangunan power fencing ini untuk memisahkan ruang antara satwa dengan manusia, sehingga gajah bisa hidup alami di hutan, dan petani juga sukses,” ungkap Hidayat.

Barrier Gajah Kurang Efektif

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved