Luar Negeri
24 Pengungsi Rohingya Lompat dari Kapal saat Menuju Malaysia, Ditakutkan Tenggelam di Laut Lepas
24 pengungsi Rohingya dilaporkan melompat dari kapal yang mereka tumpangi saat menuju ke Malaysia.
SERAMBINEWS.COM, KUALA LUMPUR – 24 pengungsi Rohingya dilaporkan melompat dari kapal yang mereka tumpangi saat menuju ke Malaysia.
Sejauh ini belum diketahui kondisi mereka di laut lepas, dan dikhawatirkan tenggelam.
Saat ini pihak terkait tengah mencari keberadaan para imigran tersebut.
Otoritas Malaysia mengatakan tengah mencari 24 pengungsi Rohingya yang dikhawatirkan tenggelam pada Minggu (26/7/2020).
Otoritas Malaysia menambahkan para pengungsi Rohingya tersebut melompat dari kapal mereka di perairan dekat Langkawi, Malaysia, sebagaimana dilansir dari South China Morning Post, Senin (27/7/2020).
Pejabat Senior Malaysian Maritime Enforcement Agency (MMEA), Zawawi Abdullah, mengatakan dari 25 pengungsi Rohingya yang melompat dari kapal hanya ada satu yang berhasil berenang ke darat.
Satu-satunya pengungsi yang selamat tersebut lalu mencari bantuan dengan menghubungi kepolisian pada Sabtu (24/7/2020) malam.
Zawawi menambahkan pengungsi Rohingya tersebut sudah diamankan untuk penyelidikan lebih lanjut.
Dia mengatakan dua kapal dan satu pesawat dikerahkan untuk melakukan pencarian para pengungsi Rohingya yang hilang.
Zawawi mengatakan MMEA juga berseru kepada nelayan dan pihak berwenang Thailand untuk membantu dalam pencarian.
Ratusan ribu etnik Rohingya telah melarikan diri dari Myanmar karena kekerasan militer Myanmar.
Banyak juga di antara mereka yang tinggal di kamp pengungsian di Bangladesh.
Banyak etnik Rohingya yang melarikan diri dengan kapal ke Malaysia dan Indonesia karena merasa dua negara ini menjanjikan penghidupan yang lebih baik.
Bulan lalu, pihak berwenang Malaysia menahan 269 pengungsi Rohingya yang diduga diselundupkan ke Langkawi.
Perdana Menteri Muhyiddin Yassin mengatakan Malaysia tidak dapat lagi menerima pengungsi Rohingya karena Malaysia tengah berjuang melawan perlambatan ekonomi karena pandemi virus corona.