Update Corona di Aceh

IDI Sebut Aceh Butuh Tenaga Medis Tambahan, Dokter Spesialis Paru Minim

Menurut Safrizal, persiapan penambahan tenaga medis cadangan perlu dilakukan jika tenaga medis terus yang banyak yang terjangkiti.

Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Nur Nihayati
SERAMBINEWS.COM/MAWADDATUL HUSNA
Ketua IDI Aceh, DR Dr Safrizal Rahman MKes SpOT (kedua dari kanan) menyampaikan terkait merebaknya wabah virus corona saat berkunjung ke Kantor Harian Serambi Indonesia, di Jalan Raya Lambaro Km 4,5, Desa Meunasah Manyang PA, Ingin Jaya, Aceh Besar- Banda Aceh, Selasa (10/3/2020).  

Menurut Safrizal, persiapan penambahan tenaga medis cadangan perlu dilakukan jika tenaga medis terus yang banyak yang terjangkiti.

Laporan Muhammad Nasir I Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Seiring meningkatnya jumlah orang yang positif Covid-19 di Aceh hingga 400-an orang, disusul dengan terjangkiti para petugas medis hingga 30-an orang.

Ikatan dokter indonesia (IDI) Aceh mengusulkan supaya Aceh dapat melakukan persiapan penambahan tenaga medis cadangan.

Hal itu disampaikan oleh Ketua IDI Aceh, Dr dr Safrizal Rahmat M.Kes SPoT dalam serambi podcast yang berlangsung, Selasa (4/8/2020).

Menurut Safrizal, persiapan penambahan tenaga medis cadangan perlu dilakukan jika tenaga medis terus yang banyak yang terjangkiti.

Serta semakin banyaknya pasien positif yang dirawat, sehingga tidak mampu ditangani oleh tenaga medis yang sudah ada saat ini.

Menurutnya para tenaga medis cadangan ini bisa berasal direkrut dari sukarelawan yang selama ini sudah memiliki basic ilmu medis/alumni mahasiswa bidang medis.

Bahkan, katanya, ke depan semua dokter spesialis juga dapat dilibatkan dalam penanganan Covid19 ini.

Karena tidak mungkin hanya berharap pada dokter spesialis paru-paru yang jumlahnya sangat minim.

Menurutnya, nanti setiap tim dokter yang dibentuk berkelompok, dengan dipimpin oleh dokter spesialis paru-paru atau penyakit dalam, yang lebih memahami soal penyakit tersebut.

Karena, menurut Safrizal, selama yang bersangkutan dokter, tentu sudah memahami pola-pola tindakan medis yang perlu dilakukan, meskipun bukan orang yang sangat spesialis di bidangnya.

Ia juga meminta Pemerintah Aceh supaya dapat kembali pembatasan aktivitas. Hal itu untuk memutuskan mata rantai penyebaran virus tersebut.

Safrizal menyampaikan, bahwa pemberlakukan pembatasan sangat penting dalam menekan laju angka positif covid-19 di Aceh.

Katanya, IDI Aceh juga sudah pernah menyampaikan saran tersebut kepada pemerintah.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved