Luar Negeri
Pakai Burkini ke Pantai Mediterania, Wanita Mesir Dicaci-maki oleh Pengunjung Lain
Seorang wanita yang memakai burqa, pakaian penutup tubuh dari kepala sampai ujung kaki dapat cacian dari orang lain.
Dia mengatakan seringkali, pelarangan penutup kepala merupakan diskriminasi ekonomi yang terselubung.
"Untuk perusahaan, wanita yang memakai jilbab berasal dari kelas bawah atau menengah yang tidak ingin layani," kata Mohamed.
Seorang karyawan dari resor Stella Sidi Abdel Rahman, tempat terjadinya insiden burkini, mengatakan tidak memiliki kebijakan apapun yang melarang burkini, asalkan terbuat dari bahan pakaian renang.
Kementerian Pariwisata Mesir mengatakan wanita yang menghadapi masalah karena burkini harus mengajukan pengaduan ke kementerian.
Pada 2017, Dina Eissa berada di kolam renang kompleks resor di kota pantai Laut Merah Ain Sokhna.
Saat itu, dia diminta pergi karena mengenakan burkini.
Keluarganya tak ingin membuat keributan, sehingga mereka pun menyuruh Eissa keluar dari air.
Seluruh keluarga Eissa berkumpul untuk liburan Idul Fitri.
“Saya berhak berada di air bersama keluarga saya,” katanya.
Marah, dia kembali ke kolam, memicu keributan lagi, tetapi kali ini dia menolak untuk pergi.
Dia menulis postingan yang dibagikan secara luas tentang pengalamannya di Facebook.
Saat ini, Eissa tinggal di Ohio di mana dia pergi untuk berenang 2.000 meter setiap minggu.
Tidak ada seorang pun di sana yang pernah memintanya pergi karena pakaian renangnya, katanya.
Kelas dan moralitas seringkali bertentangan di Mesir.
Kelas bawah dan menengah diharapkan menjadi lebih konservatif, sehingga perempuan yang melanggar aturan dapat menghadapi kecaman sosial atau lebih buruk lagi.