15 Tahun Damai Aceh
15 Tahun Damai Aceh - Meunyo Nanggroe Ka Aman, Keupeu Lom Beudee
Malek dan Zaini bercerita banyak tentang obsesinya bagi damai hakiki di Aceh serta mimpi barunya untuk bisa pulang dan menjejakkan kaki di bumi Aceh.
Berikut petikan wawancara yang aslinya berlangsung dalam Bahasa Aceh.
Sebelum dibawa ke meja kesepakatan damai bgaimana persiapan yang dilakukan pihak GAM, terutama konsolidasi internaol?
Kami telah rampungkan konsolidasi ke dalam secara bertahap dan itu berjalan terus. Baik di luar Aceh maupun di dalam aceh (Malek mengistilahkan di dalam dan luar negeri)
Bagaimana dengan sinyalemen bahwa tokoh GAM akan pulang ke Aceh pascapenandatanganan kesepakatan damai?
Semua orang Aceh yan ada d iluar negeri sangat rindu dengan kampong. Akan tetapi semua itu harus kita tunggu menuru keadaan yang memunkinkan.
Terutama menyangkmut masalah keamanan. Yang jelas kita semua berkeinginan untuk pulan.
Bagaimana Anda menyahuti keinginan pemerintah untuk memberikan kompensasi atau pekerjaan bagi GAM?
Jujur saja kita tak mau berbicara terlalu banyak tentang itu. Baik menyangkut kompensasi ataupun masalah sejenisnya.
Karena itu bukan masalah utama. Bagi GAM kompensasi itu bukan tujuan utama.
Yang lebih penting adalah bagaimana mengembalikan harkat hidup masyarakat yang jatuh pascatsunami, konflik berkepanjangan serta faktor lainnya.
Lalu apa masalah yang dianggap sebagai prioritas utama?
Masalah yang utama adalah menjawab keinginan masyarakat Aceh agar benar‑benar terwujud rasa aman yang hakiki. Rakyat benar‑benar hidup aman di negeri sendiri.
Dengan rasa aman pula kita akan dengan mudah membangun Aceh kembaloi pascatsunami. Terutama pembangunan ekonomi rakyat Aceh.
Kini di Aceh banyak anak yatim, janda serta kehancuran konomi pascatsunami. Kelompok inilah butuh pemberdayaan. Dan itu bisa dilakukan secara utuh bila konisi Aceh aman damai.
Jadi konsep utama atau agenda atuma GAM saat ini adalah terwujudnya rasa aman bagi rakyat Aceh?