Tahun Baru Islam 1442 H
Bulan Muharram Ada Hari Asyura, Ini Makna Sejarahnya Dalam Islam, Ada Bagi-bagi Bubur
Mendengar kata 'Asyura' bagi masyarakat Indonesia, selalu indentik dengan pembuatan bubur.
Mendengar kata 'Asyura' bagi masyarakat Indonesia, selalu indentik dengan pembuatan bubur.
SERAMBINEWS.COM - Tahun baru islam 1441 H akan berganti dengan 1442 H.
1 Muharram 1442 H akan jatuh pada Kamis (20/8/2020).
Di dalam Bulan Muharram ada Hari Asyura.
Mendengar kata 'Asyura' bagi masyarakat Indonesia, selalu indentik dengan pembuatan bubur.
Karena itulah sering dinamakan bubur Asyura.
Pelaksanaannya setiap tanggal. 10 Muharram.
Namun sebenarnya makna bubur Asyura sendiri diiringi dengan pelaksanaan puasa sunat, bubur tersebut dimasak untuk menu berbuka puasa.
Hari Asyura sendiri dalam Islam mengandung sejarah yang erat kaitannya dengan cucu Nabi Muhammad.
Dikutip dari Wikipedia, Hari Asyura (عاشوراء ) adalah hari ke-10 pada bulan Muharram dalam kalender Islam.
• Puasa 1 Muharram, Tasua dan Asyura, Ini Jadwal & Keutamaannya Lengkap dengan Niat serta Doanya
• 15 Tahun Damai Aceh - Ketika Teriakan Allahu Akbar Menggema di Masjid Raya Baiturrahman
• Foto Jepretan Irfan M Nur, Begini Antusiasme Rakyat Aceh Saat Peringati 1 Tahun MoU Helsinki
Sedangkan asyura sendiri berarti kesepuluh.
Hari ini menjadi terkenal karena bagi kalangan Syi'ah dan sebagian Sufi merupakan hari berkabungnya atas kesyahidan Husain bin Ali, cucu dari Nabi Islam Muhammad pada Pertempuran Karbala tahun 61 H (680).
Akan tetapi, Sunni meyakini bahwa Nabi Musa berpuasa pada hari tersebut untuk mengekspresikan kegembiraan kepada Tuhan karena Bani Israil sudah terbebas dari Fira'un (Exodus).
Menurut tradisi Sunni, Nabi Muhammad berpuasa pada hari tersebut dengan jumlah dua hari dengan tujuan menyelisihi umat Yahudi dan Nasrani, dan meminta orang-orang pula untuk berpuasa.
Pada masa pra-Islam, 'Asyura diperingati sebagai hari raya resmi bangsa Arab.
Pada masa itu orang-orang berpuasa dan bersyukur menyambut 'Asyura.
Mereka merayakan hari itu dengan penuh suka cita sebagaimana hari Nawruz yang dijadikan hari raya di negeri Iran.
Dalam sejarah Arab, hari 'Asyura (10 Muharram) adalah hari raya bersejarah.
Sekelompok bangsa Arab, yang dikenal sebagai kelompok Yazidi, merayakan hari raya tersebut sebagai hari suka cita.
Asyura Sunni
Sebelum Islam, Hari Asyura sudah menjadi hari peringatan dimana beberapa orang Mekkah biasanya melakukan puasa.
Ketika Nabi Muhammad melakukan hijrah ke Madinah, ia mengetahui bahwa Yahudi di daerah tersebut berpuasa pada hari Asyura - bisa jadi saat itu merupakan hari besar Yahudi Yom Kippur.
Saat itu, Muhammad menyatakan bahwa Muslim dapat berpuasa pada hari-hari itu.
Di kalangan suku Banjar yang merupakan muslim Sunni di Kalimantan, Hari Asyura dirayakan ekspresi kegembiraan dengan membuat bubur Asyura yang terbuat dari beras dan campuran 41 macam bahan yang berasal dari sayuran, umbi-umbian dan kacang-kacangan.
Bubur Asyura tersebut akan disajikan sebagai hidangan berbuka puasa sunat Hari Asyura.
Asyura Syi'ah
Syahidnya Husain bin Ali
Tanggal 10 Muharram 61 H atau tanggal 10 Oktober 680 merupakan hari pertempuran Karbala yang terjadi di Karbala, Iraq sekarang.
Pertempuran ini terjadi antara pasukan Bani Hasyim yang dipimpin oleh Husain bin Ali beranggotakan sekitar 70-an orang melawan pasukan Bani Umayyah yang dipimpin oleh Ibnu Ziyad, atas perintah Yazid bin Muawiyah, khalifah Umayyah saat itu.
Pada hari itu hampir semua pasukan Husain bin Ali, termasuk Husain-nya sendiri syahid terbunuh, kecuali pihak perempuan, serta anak Husain yang sakit bernama Ali zainal abidin bin Husain.
Kemudian oleh Ibnu Ziyad mereka dibawa menghadap Khalifah di Damaskus, dan kemudian yang selamat dikembalikan ke Madinah.
Artikel ini telah tayang di banjarmasinpost.co.id dengan judul Hari Asyura dalam Sejarah Islam: Tentang Kesyahidan Cucu Nabi dan Puasanya Nabi Musa,