Breaking News

Tabrakan Maut di Bireuen

Tabrakan Maut di Peudada, Sopir Truk Interculer Mengira Ban Belakang Meledak

Tabrakan maut di Peudada Bireuen yang menyebabkan sopir Mopen Hiace dan seorang anak kecil penumpang mopen meninggal dunia

Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/YUSMANDIN IDRIS
Mobil penumpang Hiace mengalami hancur bagian depan dalam tabrakan di Peudada Bireuen dengan truk intercooler. 

Laporan Yusmandin Idris I Bireuen

SERAMBINEWS.COM, BIREUEN - Tabrakan maut di Peudada Bireuen yang menyebabkan sopir Mopen Hiace dan seorang anak kecil penumpang mopen meninggal dunia tidak diduga sama sekali oleh sopir truk Interculer BK 9376 BL.

“Awalnya kami menduga ban belakang yang meledak, maka kami berhenti beberapa meter ke depan,” ujar Aan Setiawan (27) warga Buket Teukuh, Kota Juang, Bireuen kepada Serambinews.com saat berada di Pos Lanta Polres Bireuen usai kejadian Minggu dini hari.

Aan yang berangkat bersama kernetnya bernama Ade (28) warga Sigli mengatakan, mereka berangkat dari Banda Aceh sekitar pukul 21.00 WIB dengan membawa cangkang sawit ke Langsa.

Dalam perjalanan ia hanya melaju dengan kecepatan sekitar 40 KM/jam.

BREAKING NEWS - Tabrakan Maut di Peudada, Dua Meninggal, Delapan Masuk Rumah Sakit

“Kami melaju dalam kecepatan sedang mulai dari Banda Aceh, rencananya mau istirahat di
rumah di Bireuen,” ujarnya.

Tiba-tiba terdengar dentuman keras di bagian belakang, ia mengira salah satu ban meledak, maka keduanya turun dengan senter di tangan melihat pada ban roda belakang, namun tidak ada ban meledak.

Saat itu muncul satu kendaraan dari arah berlawanan baru terlihat satu kendaraan minibus mengalami rusak berat bagian depan dan warga berdatangan mendekat.

“Kami pun segera membantu sebisa mungkin, rupanya kendaran tersebut menabrak bagian belakang truk kami,” ujarnya.

97 Puisi untuk 15 Tahun Damai  Aceh, Prolog Fachry Ali, Epilog Christine Hakim

Kendaraan mopen mengalami rusak berat bagian depan.

Sedangkan truk hanya rusak ringan di bagian belakang, sepintas melihat kerusakan mopen sepertinya masuk ke kolong truk sehingga bagian depan hancur.

Menurut dugaan Aan Setiawan, laju kendaraan tersebut kencang disebabkan laju truk hanya speedometer pada angka 40.

“Maklum kami membawa muatan 20 ton lebih tidak berani kencang,”ujarnya.

Kemudian warga membantu evakuasi korban ke rumah sakit, sejumlah anggota Satlantas juga berdatangan membantu kelancaran lalu lintas dan evakuasi korban yang luka berat dan ringan. (*)

Mulai 18 Agustus, Bus Trans Koetaradja Kembali Beroperasi, Ini yang Wajib Dipatuhi Penumpang

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved