15 Tahun Aceh Damai

97 Puisi untuk 15 Tahun Damai  Aceh, Prolog Fachry Ali, Epilog Christine Hakim

Fachry Ali dalam buku tersebut menuliskan prolog, memberi wawasan kepada pembaca mengenai situasi dan kondisi konflik serta perdamaian Aceh

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Muhammad Hadi
FOR SERAMBINEWS.COM
Pengamat politik Fachry Ali dan aktris senior pemeran sosok Tjoet Njak Dhien, Christine Hakim , melengkapi penerbitan antologi puisi untuk Aceh yang ditulis 67 penyair Indonesia. Buku ini diterbitkan dalam rangka peringatan Damai Aceh 2020. Buku ini diberi judul “Seperti Belanda: Dari Konflik Aceh ke MoU Helsinki.” 

Laporan Fikar W.Eda | Jakarta

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik Fachry Ali dan aktris senior pemeran sosok Tjoet Njak Dhien, Christine Hakim , melengkapi penerbitan antologi puisi untuk Aceh yang ditulis 67 penyair Indonesia.

Buku ini diterbitkan dalam rangka peringatan Damai Aceh 2020.

Buku ini diberi judul “Seperti Belanda: Dari Konflik Aceh ke MoU Helsinki.”

Kurator buku Salman Yoga. S, penyair dan akademisi dari Gayo Aceh Tengah.

BREAKING NEWS - Tabrakan Maut di Peudada, Dua Meninggal, Delapan Masuk Rumah Sakit

Pengagas buku, Pilo Poly, nama lain dari Saifullah. S, penyair asal Pidie Jaya. Diterbitkan bertepatan dengan 15 tahun Hari Damai Aceh pada 15 Agustus 2020

Fachry Ali dalam buku tersebut menuliskan prolog, memberi wawasan kepada pembaca mengenai situasi dan kondisi konflik serta perdamaian Aceh.

Sedangkan aktris Christine Hakim menorehkan pandangannya dalam bentuk epilog atau penutup buku. Juga berisi pandangan, kesan tentang Aceh.

Salman menyebut ada ratusan puisi yang masuk ke meja curator.

Ia kemudian membaca dan memilih puisi yang masih berdasarkan tema utama: Aceh, konflik, bencana, dan perdamaian.

Ayam Jantannya Berkokok Terlalu Pagi, Kakek Ini Didenda Rp 2,9 Juta setelah Diprotes Tetangga

Kata Salman banyak puisi yang masuk, dan beberapa puisi tidak bisa ia loloskan, karena tak sesuai tema.

Hasil kurasi Salman, tercatat 67 penyair Indonesia yang lolos.

Penyair-penyair ini, adalah nama yang sudah kenyang makan asam garam puisi Indonesia.

“Mereka menulis tentang Aceh. Saya kira, tidak banyak daerah seperti Aceh yang ditulis oleh begitu banyak penyair dan sastrawan,” kata Salman.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved