Luar Negeri

Lebanon Tangkap Kepala Bea Cukai, 30 Orang Masih Dinyatakan Hilang Akibat Ledakan Dahsyat Beirut

Kepala Bea Cukai Lebanon secara resmi ditangkap pada Senin (17/8/2020) setelah diinterogasi secara marathon.

Editor: M Nur Pakar
AFP/IBRAHIM AMRO
Ted Chaiban, Direktur UNICEF Timur Tengah dan Afrika Utara memeriksa lokasi kehancuran ledakan Pelabuhan Beirut, Lebanon, Senin (17/8/2020). 

SERAMBINEWS.COM, BEIRUT  - Kepala Bea Cukai Lebanon secara resmi ditangkap pada Senin (17/8/2020) setelah diinterogasi secara marathon.

Dia dinilai bertanggungjawab atas ledakan besar di Pelabuhan Beirut awal bulan ini.

Penyelidikan difokuskan atas penyebab 2.750 ton amoniak nitrat disimpan di pelabuhan kota meledak.

Dilaporkan ledakan yang merobek ibu kota, menewaskan sedikitnya 180 orang dan melukai 6.000 orang lebih.

Sebanyak 30 orang masih dinyatakan hilang setelah ledakan 4 Agustus 2020, seperti dilansir AP, Senin (17/8/2020).

Juga menyebabkan kerusakan dengan kerugian sekitar 10 miiar hingga 15 miliar dolar AS.

Dokumen yang muncul setelah ledakan, satu-satunya paling merusak dalam sejarah Lebanon, menunjukkan para pejabat telah mengetahui selama bertahun-tahun.

Sebanyak 2.750 ton amoniak nitrat disimpan di gudang di pelabuhan dan mengetahui akan bahayanya.

Hakim Fadi Sawwan menanyai Kepala Bea Cukai Badri Daher, yang ditahan beberapa hari setelah ledakan.

Dia diinterogasi selama 4,5jam di hadapan dua pengacaranya sebelum mengeluarkan surat perintah penangkapan, kata badan tersebut.

Lebanon Butuh Reformasi Super Kuat, Membangun Kembali Kepercayaan Rakyat

Rakyat Lebanon Hening Cipta, Kenang Korban Ledakan Dahsyat Beirut

Pejabat Keamanan Lebanon Telah Peringatkan PM dan Presiden, Amoniak Nitrat Dapat Hancurkan Beirut

Daher akan tetap ditahan saat penyelidikan berlanjut.

Dikatakan, setelah menanyai Daher, Sawwan menuju lokasi ledakan untuk mengamati kerusakan.

Kemudian akan kembali untuk menanyai Hassan Koraytem, ​​yang merupakan pejabat tinggi pelabuhan hingga hari terjadinya ledakan.

Presiden Lebanon Michel Aoun mengatakan penyelidikan atas ledakan dahsyat itu sangat kompleks dan tidak akan selesai dengan cepat.

Aoun mengatakan penyelidikan dibagi menjadi tiga bagian.

Yang pertama untuk menentukan keadaan di sekitar kargo.

Kedua dari mana asalnya dan siapa yang mengirimkannya

Ketiga untuk menemukan siapa yang bertanggungjawab untuk menangani dan mengamankan amoniak nitrat.

Aoun mengatakan FBI dan penyelidik Prancis sedang memberikan bantuan penyelidikan.

Dia beralasan merek memiliki kemampuan untuk mengetahui detail tentang apa yang membuat kapal itu di sini, sumbernya dan siapa pemiliknya.

Tim penyelidik FBI yang beranggotakan sembilan orang mendarat di Beirut pada Minggu (16/8/2020), menurut seorang pejabat penerbangan Lebanon.

mereka diyakini telah bergabung dalam penyelidikan dengan tim Prancis yang telah aktif selama berhari-hari di pelabuhan.

Kemarahan telah meningkat akibat korupsi dan kesalahan manajemen elit penguasa.

Pemerintah Lebanon, yang didukung oleh kelompok militan Hizbullah dan sekutunya, mengundurkan diri pada 10 Agustus 2020.

Tidak ada konsultasi formal yang sedang berlangsung tentang siapa yang akan menggantikan Hassan Diab sebagai perdana menteri.

Kemungkinan tidak ada kandidat yang muncul dalam waktu dekat ini.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved