Polres Pidie Kibarkan Bendera Merah Putih Raksasa di Menara Air Berusia Ratusan Tahun

Laporan Subur Dani | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Dalam rangka peringatan HUT ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI), jajaran TNI/Polri dan Satpol PP di Kabupaten Pidie mengibarkan bendera merah putih raksasa di atas water lading yang berusia ratusan tahun peninggalan Belanda di Gampong Blok Bengkel, Kecamatan Kota Sigli, Pidie, Rabu (12/8/2020).

Kabid Humas Polda Aceh, Kombes Pol Ery Apriyono, SIK, MSi, Senin (17/8/2020), mengatakan, kegiatan itu dihadiri Kapolres Pidie, AKBP Zulhir Destrian, SIK, MH, dan sejumlah pejabat TNI, Satpol PP, dan personel Polri.

Diterangkan Kabid Humas, dalam kesempatan itu Kapolres Pidie menyatakan bahwa aksi tersebut mendapat respons yang sangat positif dari masyarakat setempat.

"Sudah sekian lamanya menara ini masih kokoh dan ini merupakan kedua kalinya bendera merah putih berkibar di atas water lading tersebut," kata Ery.

Kombes Ery juga menyebutkan, dalam rangka HUT Ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesia, bendera dan pernak-pernik merah putih juga menghiasi Kota Sigli, baik di perumahan warga dan kantor-kantor pemerintah maupun swasta.

• Peringati HUT Ke-75 RI, PKS Kota Banda Aceh Gelar Upacara Pengibaran Bendera

• Berpakaian ala Pengantin, Dua Pegawai BPN Subulussalam Ini Antarkan Sertifikat ke Rumah Warga

• RSUTP Abdya Dibuka Kembali, Bupati Umumkan Sejumlah Kewajiban dan Larangan Harus Dipatuhi Pengunjung

“Meski di masa pandemi, kami berinisiatif untuk memasang bendera raksasa ini, di mana kebetulan ada water lading yang sudah tidak dipakai waktu zaman dahulu kala, Jadi kami manfaatkan untuk pasang bendera saja,” sebut Kapolres Pidie, AKBP Zulhir Destrian.

Mengenai sejarah menara water lading itu, kini sudah berusia lebih dari seratus tahun yang terletak di jantung Kota Sigli, Kabupaten Pidie.

"Di atas menara air itu, pernah dikibarkan bendera merah putih saat menyambut Kemerdekaan RI pada tanggal 26 Agustus 1945 silam," sebut Ery.

Bangunan menara water lading tersebut juga sebagai bukti sejarah yang kini masih berdiri kokoh dan bangunan itu juga selamat saat Aceh dilanda gempa dan tsunami yang terjadi pada tahun 2004 lalu.(*)