Luar Negeri

Senator Kamala Harris, Cawapres Partai Demokrat Siap Hadapi Taktik Kotor Donald Trump

Senator AS Kamala Harris dari California mengatakan siap menghadapi kebohongan dan penipuan Donald Trump jelang pemilihan presiden November 2020.

Editor: M Nur Pakar
AFP/MANDEL NGAN
Cawapres dari Partai Demokrat, Kamala Harris menggelar konferensi pers tentang virus Corona di Wilmington, Delaware, AS, Kamis (13/8/2020) 

SERAMBINEWS.COM, NEW YORK - Senator AS Kamala Harris dari California mengatakan siap menghadapi kebohongan dan penipuan Donald Trump jelang pemilihan presiden November 2020.

"Mereka akan terlibat dalam kebohongan dan penipuan, dan mencoba mengalihkan perhatian dari masalah nyata yang penting bagi orang Amerika," kata Harris kepada wartawan theGrio's, Natasha S. Alford, Minggu (16/8/2020).

Senator itu juga berbicara tentang penindasan pemilih selama wawancara, dengan mengatakan:

"Jawaban atas pertanyaan tentang mengapa mereka tahu ketika kami memilih dan banyak hal berubah," ujarnya.

Minggu lalu, Presiden Donald Trump memperkuat kebohongan "birther" (asal kelahiran)  palsu bahwa Harris tidak memenuhi syarat untuk mencalonkan diri .

Harris lahir di California dan merupakan warga negara Amerika yang lahir alami.

Harris yang diumumkan sebagai cawapres dari capres Joe Biden pekan lalu, mengharapkan kampanye Trump akan terlibat dalam "taktik kotor" saat Hari Pemilu semakin dekat.

"Saya berharap mereka akan terlibat dalam taktik kotor dan kami siap," katanya.

Dalam serangan terbarunya terhadap kampanye Biden-Harris, Trump menggunakan kebohongan "birther" bahwa Harris mungkin tidak memenuhi syarat untuk menjadi wakil presiden Biden.

Peserta Upacara HUT ke-75 RI di Lhokseumawe Dibatasi, Paskibra Hanya 3 Orang

65 Pasien Positif Covid-19 di Aceh Besar Dinyatakan Sembuh

Diduga Korsleting Listrik, Penyebab PAUD di Peudada, Bireuen Hangus Terbakar

Karena mungkin tidak lahir di AS, padahal Harris adalah warga negara Amerika kelahiran di California dari orang tua imigran.

"Saya mendengar dia tidak memenuhi persyaratan," kata Trump kepada wartawan.

Hal itu mengacu pada artikel opini Newsweek yang mempertanyakan kelayakannya.

Newsweek kemudian meminta maaf atas opini tersebut , mengakui bahwa retorika digunakan oleh beberapa orang sebagai alat untuk melanggengkan rasisme dan xenofobia.

Selama konferensi pers yang diselenggarakan di resor golfnya pada Sabtu (15/8/2020) Trump mengatakan tidak yakin dengan kepercayaan atas klaim tersebut, tetapi tidak akan mengejarnya.

Dia menambahkan:

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved