Luar Negeri

Penduduk Kampung Terpencil di Nepal Sembah Penyu Bercangkang Emas, Dianggap Jelmaan Dewa

Hewan bertempurung itu diyakini sebagai reinkarnasi Dewa yang terlahir lahir dengan cangkang emas.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Mursal Ismail
Pen News/Dev Narayan Mandal
Penyu atau kura-kura bercangkang emas 

Hewan bertempurung itu diyakini sebagai reinkarnasi Dewa yang terlahir lahir dengan cangkang emas.

SERAMBINEWS.COM - Penduduk di sebuah perkampungan terpecil di Nepal, India menyembah seekor penyu yang mempunyai cangkang menyerupai warna emas.

Penduduk setempat memercayai bahwa penyu itu adalah jelmaan dewa.

Reptilia yang dianggap memiliki ‘nilai keagamaan signifikan’ itu awalnya ditemukan di sebuah desa terpencil yang terletak di Kotamadya Dhanushadham, bagian dari Distrik Dhanusha Tenggara Nepal.

Hewan bertempurung itu diyakini sebagai reinkarnasi Dewa yang terlahir lahir dengan cangkang emas.

Melansir dari Dailystar.co.uk, Kamis (20/8/2020) sebenarnya penyu tersebut mengalami mutasi warna dari leucisme kromatik genetik yang sangat langka, yang menyebabkan hilangnya pigmentasi warna.

Seorang ahli reptil mengatakan hewan ini memiliki 'nilai agama dan budaya yang signifikan'
Seorang ahli reptil mengatakan hewan ini memiliki 'nilai agama dan budaya yang signifikan' (Pen News / Dev Narayan Mandal)

Hewan itu dikenal sebagai kura-kura dari spesies Flapshell India yakni spesies kura-kura air tawar yang ditemukan di Asia Selatan. 

Tak Cuma Miliki 60 Bom Nuklir, Korea Utara Disebut Miliki Senjata Kimia Terbesar ke-3 di Dunia

Nama "flap-shelled" berasal dari adanya flap femoralis yang terletak di plastron atau pelindung dada kura-kura. Kelopak kulit ini menutupi anggota tubuh ketika mereka menarik ke dalam cangkang

Biasanya menyebabkan kulit putih, pucat atau tidak rata, dan juga dapat memicu pigmen berwarna  kuning.

Seorang Pakar reptil Kamal Devkota mengungkapkan jika penyu memang memiliki nilai tersendiri di negara bagian tenggara Nepal.

Hewan itu diyakini sebagai Dewa Wisnu yang berwujud kura-kura untuk menyelamatkan alam dari kehancuran dalam inkarnasinya.

"Tidak hanya hewan emas tetapi penyu secara keseluruhan memiliki nilai agama dan budaya yang signifikan di Nepal.

"Diyakini bahwa Dewa Wisnu berwujud kura-kura untuk menyelamatkan alam semesta dari kehancuran dalam inkarnasinya.

Terekam Kamera, Sepasang Monyet Ini Ciuman Seperti Manusia, Ketahuan Hingga Mereka Malu & Berkelahi

"Dalam mitologi Hindu, cangkang atas penyu melambangkan langit dan cangkang bawah melambangkan bumi," ungkap Seorang Pakar reptil Kamal Devkota.

Penyu berwarna emas ini diberi nama Avatar penyu Wisnu atau dikenal sebagai Kurma, saat pertama kali ditemukan, reptil ini disembah di sejumlah kuil di India.

Tuan Devkota, dari Asosiasi Toksinologi Nepal juga menambahkan bahwa itu adalah pertama kalinya ia bertemu dengan penyu berwarna emas tersebut.

"Ini adalah pertemuan pertama saya dengan warna penyu yang tidak biasa ini.

"Ini adalah rekor leucisme kromatik pertama di Nepal pada penyu ini, Lissemys punctata andersoni, dan hanya yang kelima dalam spesies di seluruh dunia.

"Ini adalah satu penemuan yang tidak biasa!," ujarnya lagi kepada Dailystar.co.uk seperti dikutip Serambinews.com.

Gadis Usia 16 Tahun Diduga Bunuh Diri, Tinggalkan Surat 18 Halaman untuk PM India, Ini Isinya

Setelah didokumentasikan, penyu itu dilepaskan ke alam liar, meski sulit bertahan hidup.

Hal ini terpaksa dilakukan untuk mencegah perdagangan hewan terhadap penyu tersebut.

"Penyimpangan warna sangat jarang terjadi karena individu yang terkena dampak mungkin dirugikan di lingkungannya," jelas Devkota.

"Misalnya, kura-kura itu akan normal jauh lebih baik dalam berkamuflase di lingkungan keruh, kehijauan, dan berair yang sering dikunjungi spesies.

"Kondisi yang didorong secara genetik seperti chromatic leucism akan terkena tekanan selektif negatif yang intens di alam.

"Tapi hewan langka dan berbeda seperti itu sangat dihargai dalam perdagangan hewan peliharaan," tutupnya. (Serambinews.com/Firdha Ustin)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved