Berita Abdya
Pospera Abdya Nilai Penempelan Stiker BBM Bersubsidi Adalah Program Pemerintah Aceh yang Tak Jelas
"Kita mendukung program dan niat pemerintah agar penyaluran BBM bersubsidi ini tepat sasaran, tapi bukan program pemasangan stiker seperti ini,"
Penulis: Rahmat Saputra | Editor: Mursal Ismail
"Kita mendukung program dan niat pemerintah agar penyaluran BBM bersubsidi ini tepat sasaran, tapi bukan program pemasangan stiker seperti ini," kata Harmansyah.
Laporan Rahmat Saputra I Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Program penempelan stiker di mobil penerima kuota bahan bakar minyak (BBM) subsidi yang dikeluarkan Pemerintah Aceh dinilai ambigu atau program tidak jelas.
Pasalnya, banyak ditemukan stiker BBM bersubsidi itu, terpasang di mobil-mobil orang kaya dan mewah.
"Saya menilai program tempel stiker ini, adalah program aneh dan ambigu, karena tidak jelas arah dan tujuan," ujar Ketua Pospera Abdya, Harmansyah kepada Serambinews.com, Minggu (23/8/2020).
Pada hakikatnya, katanya, subsidi BBM bertujuan untuk meringankan beban masyarakat miskin, namun kenyataannya, hampir seluruh bahan yang disubsidi oleh pemerintah, tidak tepat sasaran.
"Kita mendukung program dan niat pemerintah agar penyaluran BBM bersubsidi ini tepat sasaran, tapi bukan program pemasangan stiker seperti ini," kata Harmansyah.
• Dalam Semalam, Terjadi Dua Kali Musibah Kebakaran di Aceh Tengah
• Penggemar Mobil Offroad Mahindra Thar Mulai Tak Sabar Menunggu SUV Ikonik India Itu
• Link Live Streaming Final Liga Champions PSG Vs Bayern, Catatan Duel Terakhir pada 3 Tahun Lalu
Menurutnya program pemasangan stiker itu, tidak lebih program cilet-cilet yang tidak hebat.
Hal itu, dibuktikan banyak mobil mewah dan mobil pejabat, terpasang stiker tersebut.
"Kalau mobil mewah ikut menikmati BBM bersubsidi, ini sama saja program konyol dan cilet-ciliet. Sehingga membuat kita bingung, sebenarnya yang menjadi target pemerintah Aceh itu apa," cetusnya.
Oleh karena itu, Harmansyah meminta pemerintah Aceh, harus membuat aturan tegas, jika ingin BBM subsidi tersebut tepat sasaran.
Misal, katanya, semua mobil pribadi dilarang menggunakan BBM subsidi, tanpa pilih kasih. Atau, lanjutnya, membatasi dan ditentukan CC, dan mobil apa saja yang boleh menggunakan BBM bersubsidi tersebut.
"Kalau saat ini kan tidak jelas, modal 'muka tebal' atau tidak malu dipasang stiker, maka orang kaya pun boleh, ini kan program tak jelas dampak dan tujuan," tegasnya.
Oleh karena itu, katanya, pemerintah aceh harus mengkaji secara matang, agar BBM bersubsidi itu tepat sasaran.
"Kalau program seperti ini, terkesan program 'kut pade dalam ruedok', semua serba mendadak dan akhirnya tidak maksimal," pungkasnya.
Harus pakai stiker
Seperti diberitakan Serambinews.com sebelumnya, mobil pribadi takkan dapat lagi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di SPBU se-Aceh, baik Premium maupun Solar.
Kecuali Anda berani memakai stiker bertuliskan "KENDARAAN PENGGUNA PREMIUM BUKAN UNTUK MASYARAKAT YANG PURA-PURA TIDAK MAMPU"
Sedangkan untuk kendaraan pribadi memakai Solar juga harus berani memakai stiker sejenis di bagian depan kaca mobil pribadi Anda.
Stiker ini bertuliskan "KENDARAAN PENGGUNA SOLAR SUBSIDI, BUKAN UNTUK PARA PENIMBUN YANG JAHAT"
Kebijakan ini ditandai penempelan stiker BBM berukuran 75 x 10 cm bertuliskan bacaan itu di kaca mobil angkutan umum (labi-labi) dan pikap L300 di SPBU Lamnyong, Banda Aceh, Rabu (19/8/2020).
Kedua angkutan ini dinilai berhak mendapat BBM subsidi ini karena labi-labi sebagai angkutan umum dan pikap L300 dianggap berhak menerima BBM ini sebagai BBM penugasan.
Penempelan stiker ini dilakukan oleh Asisten II Setda Aceh, H T Ahmad Dadek, mewakili Plt Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah, bersama Kadis ESDM Aceh, Ir Mahdinur MT dan GM Pertamina Sumut, Gede.
Asisten II Setda Aceh, H T Ahmad Dadek, seusai acara ini kepada Serambinews.com mengatakan penempelan stiker ini sebagai tanda dimulainya sosialisasi program ini 19-25 Agustus 2020.
“Setelah masa sosialisasi penempelan stiker BBM subsidi dan BBM penugasan ini nanti berakhir pada 25 Agustus 2020, mobil yang tanpa stiker BBM subsidi (solar) dan BBM penugasan (premium) tidak lagi dilayani.
Ya, tak lagi dilayani untuk pengisian BBM solar dan premium di SPBU di wilayah Aceh,” kata H T Ahmad Dadek.
H T Ahmad Dadek mengatakan program ini murni untuk memperjelas kendaraan yang berhak menerima BBM subsidi di Aceh yang antara lain angkutan umum labi-labi dan pikap L300 tersebut.
Sedangkan untuk mobil pribadi jelas Ahmad Dadek tidak diperkenankan.
Tetapi jika pemiliknya ingin tetap menggunakan BBM subsidi, maka kaca mobilnya itu juga harus ditempel stiker BBM subsidi atau BBM penugasan.
Isi tulisan di stiker itu "Kendaraan Pengguna Premium/Solar Bukan untuk Masyarakat yang Pura-pura Tidak Mampu"
Ahmad Dadek menjelaskan ini kebijakan Pemerintah Aceh bekerja sama Pertamina dan Hiswanamigas Aceh.
Kebijakan ini adalah salah satu impelentasi dari pengawasan Perpres Nomor 191 tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak.
Selain itu juga memperhatikan kecukupan kuota Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu (JBT), yaitu solar (subsidi) dan jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan (JBKP), yaitu premium/bensin.
Kepala Dinas ESDM Aceh, Mahdinur, mengatakan program penempelan stiker BBM Solar dan BBM premium di depan kaca mobil angkutan kota dan pikap ini untuk membangkitnya rasa malu kepada masyarakat mampu.
Khususnya kepada mereka yang masih menggunakan BBM subsidi. Adapun stiker ini, kata Mahdinur yang sudah disediakan untuk 156.000 mobil.
GM Pertamina Sumut, Gede mengatakan program ini sangat baik dan baru pertama di Indonesia dan akan dilanjutkan ke semua provinsi lainnya di Indonesia. (*)
