Ketua Komite I DPD RI, Fachrul Razi, Nyatakan Tolak Pilkada Desember 2020, Nyawa Jauh Lebih Penting

Komite I DPD RI yang membidangi politik dalam negeri, kembali menegaskan penolakan terhadap pelaksanaan pilkada serentak Desember 2020....

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Jalimin
For Serambinews.com
Fachrul Razi saat menyampaikan pemikirannya dalam diskusi tentang pelaksanaan pilkada di Gedung MPR/DPR/DPD RI Senayan, Senin (24/8/2020). 

Laporan Fikar W Eda | Jakarta

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Komite I DPD RI yang membidangi politik dalam negeri, kembali menegaskan penolakan terhadap pelaksanaan pilkada serentak Desember 2020.

Penegasan itu disampaikan Ketua Komite I Fachrul Razi dalam  diskusi bertema “Pilkada Serentak: Hidupkan Semangat Kebangsaan di Masa Pandemi” di Media Center MPR/DPR RI, Lobi Gedung Nusantara III, Senayan, Jakarta, Senin (24/8/2020).

Narasumber lain dalam diskusi itu  Anggota MPR RI Fraksi PKS, Mardani Ali Sera, Anggota MPR RI Fraksi PKB Yanuar Prihatin, Pengamat politik Maksimus Ramses Lalongkoe, moderator: Saktia Andri Susilo.

Fachrul Razi, senator Aceh yang baru saja terpilih sebagai Ketua Komite I DPD, menyatakan sikap politik Komite I sudah jelas, yakni  menolak pelaksanaan Pilkada Desember 2020.

Alasan menolak, karena Indonesia sedang dilanda pandemi Covid-19 yang angkanya terus melonjak tajam dari hari ke hari.

Pemilihan Presiden Kongres India Ricuh, Ghulam Nabi Azad Siap Mundur Jika Diperintahkan Partai

“Gebrak Masker” Salah Satu Cara Pelayanan Publik untuk Tangani Penyebaran Covid-19

“Data statistik menunjukkan bahwa peningkatan Covid  sangat luar biasa, menyerang daerah-daerah yang selama ini kita katakan aman,” ujarnya.

Alasan kedua , banyak daerah-daerah yang kewalahan dengan kondisi Covid saat ini, apalagi  penyerapan anggaran yang sangat  besar  dibutuhkan untuk pilkada.

“Yang terjadi hari ini adalah  ketakutan rezim,  ketakutan beberapa pihak saja apabila Pilkada tidak dilaksanakan seakan-akan  kita merusak demokrasi, padahal  demokrasi mana yang dirusak. Kalau tidak ada pilkada   seakan-akan  tidak terjadi penyerapan anggaran, penyerapan anggaran mana yang diserap, ini sepertinya ada sebuah dinamika menurut saya yang tidak semestinya kita pikirkan  di saat kondisi rakyat Indonesia membutuhkan perhatikan  kesehatan. Itu jauh lebih penting daripada kekuasaan politik,” tukas Fachrul Razi.

Ia menunjukan sejumlah fakta bahwa sejumlah orang yang terkait dengan pelaksanaan  pilkada sudah terkena Covid. “Kita itu  seakan-akan menutup mata, itu  bukan nyawa bagi mereka, tetapi bagi kami komite satu DPD RI menyatakan itulah nyawa yang harus diselamatkan,” tukasnya.

Ia mempertanyakan esensi pelaksanaan pilkada diselenggarakan di tengah pandemi  Covid-19. Justru yang paling utama adalah menyelamatkan nyawa rakyat.  “Itu jauh lebih penting daripada kita memaksakan pilkada yang kita lihat hari ini,  banyak daerah yang tidak siap, apalagi anggaran yang ditekankan itu adalah anggaran daerah,” ujarnya.

Fachrul Razi juga mempertanyakan adanya usulan penambahan anggaran sebanyak Rp 4.7 triliun lagi dari total anggaran yang sudah ada Rp 9,9 triliun. “Inia da apa sebetulnya,” tukas Fachrul razi.

“Yang kami inginkan hari ini adalah kita sepakat pilkada sebagai instrumen demokrasi tapi jangan jadikan pilkada sebagai korban perampokan demokrasi demi kepentingan elit-elit yang memang ingin keluarga dan dinastinya, memiliki kekuasaan,  itu enggak baik,” demikian fachrul Razi.(*)

Pemilihan Presiden Kongres India Ricuh, Ghulam Nabi Azad Siap Mundur Jika Diperintahkan Partai

VIDEO Polisi Tangkap Dua Pemuda yang Mencekoki Minuman Keras pada Bocah di Luwu Timur

China Jual Kapal Perang Paling Canggihnya ke Pakistan, Tiga Lagi Menyusul Pada 2021

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved