PDAM Gunong Kila Minta Rp 15 M Lagi
Perusahaan Daerah Air Minum Gunong Kila (PDAM GK) Aceh Barat Daya (Abdya) mengajukan penambahan modal sebesar Rp 15 miliar
* Untuk Kebutuhan 5 Tahun ke Depan
BLANGPIDIE - Perusahaan Daerah Air Minum Gunong Kila (PDAM GK) Aceh Barat Daya (Abdya) mengajukan penambahan modal sebesar Rp 15 miliar lagi kepada Pemkab setempat. Penambahan modal tersebut untuk optimalisasi jaringan dan pemasangan pipa di sejumlah kecamatan.
Hal itu diungkapkan Direktur PDAM GK, Rosi Padedi SST kepada Serambi, Selasa (25/8/2020). "Penambahan modal ini sudah kami ajukan kepada DPRK Abdya sebesar Rp 15 miliar," ujarnya.
Dijelaskan, modal belasan miliar rupiah itu sangat diperlukan untuk kebutuhan operasional dan penambahan jaringan selama lima tahun ke depan. "Ini untuk kebutuhan jaringan lima tahun ke depan. Karena anggaran Rp 10 miliar yang diberikan dua tahun lalu hanya tersisa Rp 500 juta lagi," katanya.
Ia berharap usulan penambahan modal itu bisa disetujui. Sehingga harapan Mendagri agar seluruh PDAM di Indonesia bisa mandiri dan sehat bisa terwujud. Disebutkan, anggaran Rp 15 miliar yang diajukan itu masing-masing akan dipergunakan untuk tahun 2021 sebesar Rp 4 miliar, 2022 sebesar Rp 4 miliar, 2023 sebesar Rp 3 miliar, 2024 sebesar Rp 2 miliar, dan tahun 2025 juga Rp 2 miliar. "Kalau ini disetujui, maka kami target pada tahun 2025 seluruh air bersih bisa teraliri ke rumah pelanggan dan PDAM Gunong Kila bisa mandiri," ungkapnya.
Rosi Padedi menyebutkan, saat ini pendapatan PDAM GK masih berkisar Rp 150 juta per tahun. Meski jumlah itu sudah melampaui target, namun perusahan air bersih tersebut belum mandiri. "Makanya, saat ini kami fokus untuk perbaikan jaringan dan penambahan pelanggan. Sehingga, bisa menambah pendapatan PDAM," katanya.
Salah satu terobosan yang dilakukan yaitu dengan memberikan diskon 70 persen biaya pemasangan sambungan rumah untuk setiap pelanggan. "Sebelumnya biaya pemasangan ini Rp 1 juta, sejak Juli lalu menjadi Rp 300 ribu," katanya.
Direktur PDAM Gunong Kila, Rosi Padedi SST menambahkan, saat ini masih banyak rumah di beberapa kecamatan belum teraliri air. Antara lain Kecamatan Setia, Kuala Batee, sebagian Tangan-Tangan, Kecamatan Susoh, Blangpidie, dan Kecamatan Babahrot. "Tahun ini kami fokus di Kecamatan Susoh dan Blangpidie, karena ini pusat kota. Selanjutnya ke kecamatan Babahrot, Kuala Batee, dan beberapa kecamatan lainnya," pungkasnya.(c50)