Murid Khawatir Jatuh ke Sungai
Di mana lantai jembatan sudah lapuk dan besi penahan leger pun sudah keropos. Hal ini menyebabkan murid khawatir jatuh ke Krueng Geunie
SIGLI - Kondisi jembatan gantung di Dusun Geunie, Gampok Lhok Keutapang, Kecamatan Tangse, Pidie mengalami kerusakan. Di mana lantai jembatan sudah lapuk dan besi penahan leger pun sudah keropos. Hal ini menyebabkan murid khawatir jatuh ke Krueng Geunie.
Pantauan Serambi, Rabu (26/8/2020), kayu sebagai lantai jembatan tersebut sudah lapuk dimakan usia. Kecuali itu, sebagian besi bagian bawah sebagai penahan lantai jembatan juga terlepas.
Tak hanya itu, dua besi penahan leger jembatan arah ke Dusun Geunie mengalami keropos dan rawan putus. Karena, setiap saat harus memikul beban warga yang melintas menggunakan sepeda motor (sepmor).
Jembatan gantung itu tidak pernah sepi dari warga yang melintasi, mengingat satu-satunya sarana bagi masyarakat. Baik itu digunakan warga saat pergi ke kebun maupun dilintasi orang tua saat mengantar anaknya ke sekolah. Saat dilintasi oleh murid SDN Geunie ketika pulang sekolah, anak-anak kecil tersebut berlarian di atas jembatan tanpa menghiraukan keselamatan.
"Saat ini, setiap hari ribuan warga melintasinya. Anak-anak sekolah juga memanfaatkan jembatan gantung ini. Kita sangat khawatir murid jatuh ke sungai, mengingat lantai kondisi jembatan gantung sudah lapuk dan besi juga keropos," ungkap Kepala Dusun Geunie, Gampong Lhok Keutapang, Agussalim kepada Serambi, Rabu (26/8/2020).
Agussalim mengungkapkan, bahwa Pemkab Pidie sudah pernah merehab jembatan gantung 15 tahun lalu, tapi kondisinya sekarang rusak lagi. Jembatan gantung Geunie hanya bisa dilitasi roda dua, sementara roda empat saat menuju Dusun Geunie harus mengarungi sungai.
Yang sangat sedih, imbuh Agussalim, saat memboyong warga yang sakit atau wanita hamil hendak melahirkan, mereka harus ditandu dengan dimasukkan ke dalam kain sarung saat menerobos aliran sungai. Kejadian seperti itu sudah pernah dilakukan warga ketika mengarungi Krueng Geunie.
"Kita berharap kepada Pemkab supaya tidak merehab lagi jembatan gantung, tapi membangun secara permanen. Sebab, warga Dusun Geunie berjumlah ratusan KK lebih sangat membutuhkan jembatan permanen," tegasnya.
Jika dibangun jembatan permanen, tambah Agussalim, warga dengan mudah bisa mengangkut hasil bumi seperti padi, coklat, pinang dan kemiri. Empat komoditi itu menjadi andalan bagi Dusun Geunie yang selama ini hanya menggunakan jembatan gantung.
Dikatakan, jembatan gantung tersebut bukan saja digunakan warga Dusun Geuni, tapi juga dilintasi warga dari Dusun Cot Weng dan Dusun Lhok Ketapang sebagai dusun induk. Ketiga dusun itu berada di Gampong Lhok Ketapang dengan jumlah penduduk ribuan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Pidie, Samsul Bahri yang dihubungi Serambi, Rabu (26/8/2020) menyebutkan, penanganan jembatan gantung Geunie untuk dibangun permanen harus dilakukan perencanaan pada tahun 2021, mengingat anggarannya sangat besar.
Tapi, kalau warga menginginkan kembali direhab bisa dilakukan pada tahun 2021. "Kalau sekarang dilakukan perencanaan sudah terlambat, jadi kita akan membuat perencanaan pada tahun 2021. Insya Allah, pembangunan jembatan permanen akan dikerjakan pada tahun 2022," sebutnya.
Menurutnya, pada tahun 2020 ini, Pemkab akan merehab lima jembatan gantung. Adalah satu jembatan di Tangse, Simpang Tiga, Kembang Tanjong, Mila dan Mane. Anggaran diplotkan mulai Rp 100 juta hingga 200 juta, dan proyeknya segera dikerjakan.
" Insya Allah, warga sudah bisa menggunakan lima jembatan gantung itu pada Desember 2020. Adapun jembatan permanen tidak dibangun tahun ini, mengingat dana sudah dialihkan ke Covid-19," jelasnya. (naz)