Berita Banda Aceh
Antisipasi Tragedi Covid-19 di Aceh, Ini Kata Pengamat Kebijakan Publik Aceh, Dr Nasrul Zaman MKes
Entah ide siapa, dan bagaimana gagasan ini bisa muncul di tengah pandemi Covid-19 yang terus meningkat di Aceh.
Penulis: Asnawi Luwi | Editor: Jalimin
Laporan Asnawi Luwi | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Entah ide siapa, dan bagaimana gagasan ini bisa muncul di tengah pandemi Covid-19 yang terus meningkat di Aceh.
Gebrakan semangat bersama Pemerintah Aceh sehingga pada 4 September tahun 2020 memerintahkan sebanyak 19.735 orang dikerahkan ke seluruh Aceh untuk memastikan penggunaan masker menyeluruh di tengah masyarakat.
Gerakan ini dari gagasan yang baik-baik saja selama dilakukan dengan pendekatan "pemberdayaan masyarakat" jika tidak maka ini dapat menjadi awal bencana penyebaran virus corona (Covid-19) secara massif dan terencana.
Hal itu diutarakan, Pengamat Kebijakan Publik Aceh, Dr Nasrul Zaman ST Mkes kepada Serambinews.com, dalam rilisnya, Rabu (2/9/2020).
Kata Nasrul Zaman, pengerahan sebegitu banyak orang ke seluruh pelosok penjuru Aceh harusnya tetap mengikuti protokol kesehatan (Prokes) Covid-19. Salah satunya adalah kewajiban test swab PCR bagi seluruh anggota yang terlibat.
Menurut dia, hal ini tidak bisa ditawar tawar lagi karena semua kita tidak ingin warga yang seharusnya jauh dari potensi covid-19, malah bisa saja menjadi terpapar virus corona.
Harusnya, menurut Dr Nasrul Zaman ST MKes, gerakan memakai masker Aceh (GEMA) ini dilakukan dengan memberdayakan struktur pemerintah yang ada ditambah dengan keterlibatan ormas, LSM atau lembaga pendidikan tinggi yang ada.
Pemerintah Kabupaten Kota, Kecamatan, Kemukiman hingga pemerintah Gampong dan didukung oleh Puskesmas adalah pihak yang menjadi penggerakan penggunaan masker.
Dan jika di dukung oleh berbagai ormas agama, LSM dan lembaga pendidikan yang ada di wilayah masing-masing pastilah gerakan Gebrak Masker menjadi suatu hal yang sangat positif.
Tetapi sayang, gebrak masker yang dilakukan pemerintah Aceh dinilai tanpa metode yang baik, apalagi ribuan orang yang terlibat tersebut tidak pernah dilatih menjadi tenaga penyuluh kesehatan utamanya tentang virus Covid-19 ini," pungkas Dr Nasrul Zaman ST MKes.(*)
• Tempat Isolasi di Lhokseumawe Masih tak Ada yang Tempati Hingga Kini, Ini Sebabnya
• Pemimpin Agung Iran Ayatollah Ali Khamenei: Uni Emirat Arab Pengkhianat Dunia Islam dan Palestina
• Kim Yo Jong Hilang di Tengah Rumor Bakal Jadi Penguasa, Diduga Dia Dianggap Ancaman Bagi Kim Jong Un