Luar Negeri

Pembelot Korut Jadi ‘Budak’ Kepuasan Seks Militer Korsel, Hamil Dua Kali dan Dipaksa Aborsi

Dua perwira intelijen militer Korea Selatan telah didakwa atas tuduhan memperkosa seorang pembelot asal Korea Utara.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Safriadi Syahbuddin
cnnindonesia
ilustrasi Militer 

SERAMBINEWS.COM - Dua perwira intelijen militer Korea Selatan telah didakwa atas tuduhan memperkosa seorang pembelot asal Korea Utara.

Hal itu disampaikan oleh Kementerian Pertahanan Korea Selatan pada hari Selasa (1/9/2020).

Menurut kantor berita Yonhap, korban telah mengajukan tuntutan pidana tahun lalu kepada kedua tersangka.

Pengacaranya mengatakan pada saat itu bahwa, dia hamil dua kali dan dipaksa untuk melakukan aborsi.

“Seorang letnan kolonel Komando Intelijen Pertahanan dan Sersan Utama didakwa oleh jaksa penuntut militer atas berbagai tuduhan penyerangan seksual dan pemerkosaan wanita antara Mei 2018 dan Februari 2019,” kata pernyataan Kementerian Pertahanan Korsel.

Pada saat itu, wanita tersebut berada di bawah perlindungan dan pengawasan Intelejen militer Kosel untuk operasi spionase, tambah pernyataan itu.

Intip! Begini Resep Rahasia Orang Korea Dapatkan Kulit Wajah Halus

Kim Jong Un dan Adiknya Menghilang, 2 Jet Tempur AS Terbang di Semenanjung Korea, Ada Apa?

Spionase adalah suatu praktik pengintaian atau memata-matai untuk mengumpulkan informasi mengenai sebuah organisasi atau lembaga, yang dianggap rahasia tanpa harus mendapatkan izin dari pemilik yang sah dari informasi tersebut. 

Pernyataan yang diumumkan oleh Kementerian Pertahanan Korsel tidak menyebutkan kedua identitas pelaku.

Militer Korut pun sama

Para wanita Korea Utara yang gagal kabur dari negaranya, juga dilaporkan mengalami kekerasan seksual usai ditangkap.

Laporan itu diungkap oleh badan Hak Asasi Manusia (HAM) PBB pada Selasa (28/7/2020).

Kekerasan seksual itu dilakukan oleh pejabat keamanan negara dan polisi, sebagaimana diwartakan kantor berita AFP.

Pyongyang memang sangat ketat membatasi gerak-gerik warganya, dan mereka yang ditangkap karena menyeberang perbatasan secara ilegal akan ditahan dan dituntut.

Korea Selatan Ketakutan, Tidak Siap dengan Perubahan Cepat di Tubuh Korea Utara, Taktik Politik?

Kim Jong Un Dikabarkan Koma, Adik Perempuanya Kim Yo Jong Siap Ambil Alih Kendali Korea Utara

Akan tetapi sebelum Korut menutup perbatasannya untuk mencegah wabah Covid-19, banyak warga yang bolak-balik melintasi perbatasan dengan China.

Perbatasan sepanjang 1.400 kilometer itu penjagaannya keropos, dan banyak warga Korut yang memanfaatkannya untuk berdagang atau pindah.

Sebagian besar penyeberang adalah wanita, karena mereka punya lebih banyak kebebasan bergerak daripada pria.

Sebab, para pria Korut dikerahkan untuk menjalankan tugas-tugas negara.

Badan HAM PBB dari Komisaris Tinggi lalu mewawancarai lebih dari 100 pembelot Korut yang menceritakan, mereka menderita kekerasan seksual termasuk pemerkosaan, ditelanjangi paksa, dan diaborsi.

Kekerasan seksual itu dilakukan setelah mereka ditangkap dan kemudian dipulangkan.

Kim Jong Un Beri Mandat ke Adiknya Kim Yo Jong untuk Kendalikan Semua Urusan Luar Negeri Korea Utara

Di Korut, para pejabat Kementerian Keamanan negara sering melakukan "pencarian invasif" di pusat-pusat penahanan, kata Daniel Collinge penulis utama laporan itu.

"Mereka (tahanan wanita) jadi subyek penggeledahan tubuh, yang mengharuskan mereka telanjang lalu berjongkok dan melompat berulang kali untuk memeriksa barang-barang tersembunyi di rongga tubuh mereka," kata Collinge kepada wartawan di Seoul.

Hak-hak perempuan dalam reproduksi juga dirampas, dengan praktik aborsi paksa yang merajalela di pusat-pusat penahanan.

Beberapa orang yang diwawancarai membeberkan praktik aborsi yang dilakukan secara medis, atau diinduksi melalui pemukulan yang parah.

"Ada dua wanita hamil, tiga bulan dan lima bulan hamil, yang ditendang sangat keras sehingga mereka akan kehilangan bayinya saat meninggalkan fasilitas itu," cerita seorang wanita.

Perkosaan yang dilakukan penjaga sudah didengar banyak orang, kata laporan itu, tapi hanya sedikit yang membicarakannya karena berisiko mendapat hukuman juga seperti kelaparan.

Waduh, Korea Utara Hukum Warganya yang Nonton Drama dan Bicara Gaya Korsel, Termasuk Cukur Rambut

Jepang Siap Bikin Sistem Pertahanan Baru untuk Tangkis Rudal Korea Utara

Semua wanita diwawancarai di Korsel, setelah berhasil mencapai negara itu.

Sebelumnya mereka sempat gagal kabur dari Korut.

Korut yang merupakan negara bersenjata nuklir, telah dituduh PBB atas pelanggaran HAM yang "sistematis, menyebar, dan berat".

Pelanggaran-pelanggaran itu berkisar dari penyiksaan, pembunuhan di luar proses hukum, hingga perlakukan di kamp penjara.

Pyongyang mengklaim mereka tetap menegakkan "HAM yang sebenarnya" dan menyebut tuduhan pelanggaran HAM adalah dari dunia adalah propaganda anti-rezim. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved