Wawancara Eksklusif

Targetkan Vaksinasi 1 Juta Orang per Hari  

SEJUMLAH pihak meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia di quarter ketiga (Q3) 2020 akan kembali negatif, sehingga negeri ini memasuki

Editor: bakri
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
AIRLANGGA HARTARTO, Menko Perekonomian 

Risiko krisis kesehatan bisa menjadi krisis ekonomi tetapi dimulai dari resesi dulu. Nah, resesi itu yang sekarang dihadapi oleh 215 negara.

Khusus Indonesia, kita lihat dari pertumbuhan ekonomi selama satu tahun (year on year). Sampai Desember 2020, target pertumbuhan kita positif di 0,2 persen atau 0,25 persen atau bahkan 0.

Pada Q1 2020, Indonesia masih positif padahal negara lain sudah negatif. Pada saat kita minus 5,3 persen, ternyata negara lain lebih dalam lagi. India minus 20 persen, sedangkan Singapura minus 12 persen.

Apa yang membuat Indonesia hanya minus satu digit?

Nah itu bedanya lockdown dan PSBB. Saat PSBB kita membuka 12 sektor, termasuk sektor industri. Sedangkan lockdown semua berhenti. Kita on the track pada saat memberlakukan PSBB yang berbasis regional, tidak pukul rata.  Kawasan industri di Bekasi-Karawang-Purwakarta kan relatif aman, karena dari awal sudah menjalankan protokol kesehatan.

Selain tidak melakukan lockdown, faktor apalagi yang membuat Indonesia kondisi ekonomi tidak separah negara lain?

Domestik market (pasar dalam negeri) yang resilient (tangguh). Contoh, Singapura itu 90 persen perekonomian tergantung pada ekonomi global. Begitu ekonomi global sedang berhenti, Singapura  langsung kena. Kita masih punya daya tahan domestik. Kita bisa sedikit bertahan karena faktor domestic, plus adanya sektor yang bisa menjadi pengungkit.

Contohnya sektor pertanian. Karena dalam situasi apapun kebutuhan untuk pangan tetap ada, sehingga sektor pangan tetap aman. Kemudian sektor digital. Adanya pandemi, digitalisasi malah terakselerasi, sehingga sektor infokom juga positif. Sektor kesehatan karena terpacu pandemi juga digenjot. Kita mempunyai sektor-sektor seperti ini, sedang negara lain tidak punya, sehingga mereka turun lebih dalam. (dennis)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved