Luar Negeri

Inilah Polisi AS, Tak Sanggup Kejar Seorang Pemuda Kulit Hitam, Tembakan Mengakhiri Hidupnya

Insiden memilukan terjadi di Ibu Kota AS Washington DC pada Rabu (2/9/2020).Seorang pemuda kulit hitam yang lari dari kejaran petugas bernasib tragis

Editor: M Nur Pakar
AP
Kombinasi gambar dari video yang dirilis oleh Departemen Kepolisian Metropolitan AS menunjukkan geng tersangka Deon Kay memegang senjata (foto atas) dan membuangnya (foto bawah) saat dikejar oleh petugas polisi. 

SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON - Insiden memilukan terjadi di Ibu Kota AS Washington DC pada Rabu (2/9/2020).

Seorang pemuda kulit hitam yang lari dari kejaran petugas bernasib tragis.

Polisi yang tak sanggup mengejarnya, langsung menembaknya sampai mati.

Polisi Washington pada Kamis (3/9/2020) merilis rekaman kamera petugas yang menembak mati seorang remaja kulit hitam sehari sebelumnya.

Insiden telah menyebabkan demo di luar rumah Wali Kota Muriel Bowser dan sebuah kantor polisi.

Deon Kay (18) ditembak di dada Rabu (2/9/2020) sore di tengah-tengah pengejaran dengan petugas polisi.

Pada Kamis (3/9/2020) pagi, afiliasi lokal Black Lives Matter men-tweet:

"Terror Gang sekali lagi mengambil nyawa seorang pemuda."

Video tersebut menampilkan adegan yang singkat dan kacau.

Saat sebuah mobil polisi masuk ke tempat parkir kompleks apartemen tenggara Washington.

Petugas melompat keluar dan mulai mengejar seseorang.

Petugas itu berbalik, melihat Kay berlari di belakangnya dan melepaskan satu tembakan ke dada Kay.

Polisi mengidentifikasi petugas itu sebagai Alexander Alvarez, yang bergabung dengan departemen itu pada 2018.

Dia telah diberi cuti administratif.

Video polisi kemudian membekukan bingkai dan melingkari apa yang tampak seperti pistol di tangan Kay.

Tetapi tidak jelas apakah Kay, atau petugas di depan dan belakangnya, berniat menggunakan senjata itu atau membuangnya.

Segera setelah penembakan, sebagaimana petugas lainnya, melepaskan tembakan.

Tetapi, polisi sempat panik saat mencari senjata Kay di rumput sekitarnya.

Pistol itu ditemukan sekitar 98 kaki jauhnya.

Sebuah jarak yang menurut kepala Departemen Kepolisian Metropolitan Peter Newsham memang tampak seperti senjata yang dilempar remaja itu.

"Semua orang bisa pergi dan melihat sendiri videonya," kata Newsham.

“Anda bisa menghentikannya bingkai demi bingkai dan membuat asumsi sendiri."

"Kami akan melakukan hal yang sama saat kami melakukan penyelidikan,kata departemen.

Insiden tersebut mendapat kecaman keras dari American Civil Liberties Union.

Menyalahkan MPD atas pendekatan yang terlalu konfrontatif.

Sehingga menciptakan situasi sangat berbahaya.

"Pendekatan departemen kepolisian DC untuk pemulihan senjata telah berbahaya dan tidak efektif selama bertahun-tahun," kata Monica Hopkins, Kepala Kantor Distrik Columbia ACLU.

“Penembakan dan kematian tragis Deon Kay yang berusia 18 tahun adalah kesimpulan logis dari kebijakan yang tidak hanya menghadapi kekerasan dengan kekerasan," katanya.

"Ttetapi sebenarnya meningkatkan hasutan, terutama di komunitas Kulit Hitam kita.”

Hopkins menyerukan perombakan pendekatan oleh polisi terhadap senjata di jalanan.

Dengan memfokuskan pada solusi non-polisi untuk mengatasi akar yang mendasari kekerasan komunitas.

"Alih-alih melanjutkan taktik polisi yang agresif," katanya.

Penembakan itu terjadi pada saat protes nasional atas polisi terhadap pembunuhan orang kulit hitam dan seruan untuk perubahan besar dalam kepolisian.

Bowser mengatakan pemerintahannya telah bergegas untuk merilis video untuk membantu publik menjawab beberapa pertanyaan.

"Yang saya tahu, petugas kami sedang mencoba untuk melepaskan senjata dari jalan dan bertemu dengan seseorang bersenjata," ujarnya.

Pihak berwenang tidak merilis video dari petugas lain di tempat kejadian.

Wartawan Associated Press (AP) sedang mencari keluarga Kay untuk dimintai komentar.

Undang-undang darurat yang disahkan oleh Dewan Washington DC pada Juni 2020, mewajibkan polisi untuk merilis rekaman kamera dari setiap penembakan fatal atau insiden penggunaan kekuatan dalam lima hari.

Newsham mengatakan departemennya bekerja semalaman untuk membuat rekaman sebelum tenggat waktu itu,

“Salah satu alasan kami mengeluarkannya secepat yang kami lakukan adalah karena ada banyak informasi yang salah tentang situasi saat," kata Newsham.

"Tidak hanya di Washington DC, tetapi di seluruh negeri," tambahnya.

"Informasi yang salah dapat menyebabkan beberapa gangguan di kota kami dan itu hal terakhir yang ingin kami lihat,” kata Newsham.

Newsham menggambarkan Kay sebagai anggota geng tervalidasi yang memiliki banyak perselisihan dengan penegak hukum.

Dia mengatakan petugas dikerahkan ke daerah itu seusai sebuah video yang diunggah di media sosial yang menunjukkan dua pemuda kulit hitam, satu memakai topeng, memamerkan pistol di dalam mobil.

“Mereka mengenal Kay ketika mereka melihat siaran langsung dan tahu namanya, ”kata Newsham.

“Saya tahu dia adalah anggota geng dari daerah tersebut dan saya tahu dia memiliki banyak sentuhan dengan peradilan pidana. ... "

"Saya cukup yakin bahwa Deon Kay telah melewati beberapa jaring pengaman sebelum kemarin sore," tutup Newsham.

Kantor pengacara AS akan melakukan peninjauan independen atas penembakan tersebut.(*)

Bahrain Izinkan Pesawat dari UEA Melintasi Wilayah Udaranya

Arab Saudi Izinkan Semua Pesawat dari UEA di Atas Udara Kerajaan, Posisi ke Palestina tak Berubah

Arab Saudi Evaluasi Penanganan Covid-19, Pegawai Mulai Masuk Kantor

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved