Tak Jijik, Pria Ini Minum 7 Liter Air Kencing Sendiri Tiap Hari, Juga Disuntikkan ke Kulit & Telinga
Urine atau air seni atau kita sering menyebutkan air kencing merupakan cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal.
“Saya memiliki kualitas hidup yang lebih baik sejak melakukan ini,” kata Schünemann.
• Sektor Ekonomi Kreatif Harus Tumbuh Bersama Pariwisata di Tengah Pandemi Covid-19
• 55 Anggota DPRA Setuju Gunakan Hak Interpelasi Terhadap Plt Gubernur
Schünemann bercerita dia pertama kali menemukan cara ini dari sebuah konsep ini melalui internet.
Di mana konsep itu bernama 'terapi urine' dan dikatakan berasal dari India.
Melihat cara itu, dia berpikiran untuk mencobanya setelah dia menderita depresi.
Setelah mencobanya, dia merasakan ada perubahan mental yang dia alami.
Apalagi terapi urine ini bisa dilakukan kapan saja dan di mana pun.
“Ini sangat alami dan dapat diakses oleh setiap manusia,” tambahnya.
Walau begitu, Schünemann sadar tidak semua orang akan menerima konsep yang dia kerjakan.
“Saya harus mengingatkan diri saya sendiri bahwa saya masih hidup dalam masyarakat,” kata Schünemann.
"Tapi tak ada salahnya mencoba," jelas Schünemann.
Padahal, para ahli menyarankan agar tidak minum air kencing.
Karena aksi ini dapat memasukkan bakteri dan zat berbahaya lainnya ke dalam aliran darah serta merusak ginjal.
• Disdukcapil Aceh Selatan Jemput Bola Layani Perekaman e-KTP Hingga Pelosok, Kini di Kluet Tengah
• Kisah Pria Beli Rumah Kumuh dengan Sampah Berserakan, Ternyata Temukan Benda Bernilai Rp2,3 Miliar
• Sektor Ekonomi Kreatif Harus Tumbuh Bersama Pariwisata di Tengah Pandemi Covid-19
Artikel ini sudah tayang di Intisari dengan judul: Tak Jijik Sama Sekali, Pria Ini Minum 7 Liter Air Kencingnya Sendiri Tiap Hari, Bahkan Menyutikkannya ke Kulit, Mata, dan Telinga, 'Aku Tidak Pernah Sakit Lagi'